Wednesday, 10 June 2020

SISTEM SIMPAN DAN TEMU KEMBALI INFORMASI BERKOMPUTER

 DAFTAR ISI

                                                                                                                     hal

KATA PENGANTAR ..............................................................................................  i

 

DAFTAR ISI ............................................................................................................  ii

 

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................  1

A. Latar Belakang .....................................................................................................  1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................  1

C. Tujuan ..................................................................................................................  1

 

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2

A.    Pengertian Sistem Simpan dan Temu Kembali informasi Berkomputer............. 2

B.     Perkembangan Sistem Simpan dan Temu Kembali Informasi Berkomputer...... 4

a.         Manual (Prakomputer)........................................................................................ 6

b.      Berkompuetr (Pasca Komputer).......................................................................... 6

 

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 11

A.    Simpulan ............................................................................................................. 11

B.     Saran ................................................................................................................... 11

 

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ledakan informasi muncul akibat adanya dorongan globalisasi. Hal ini menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung sangat cepat, sehingga kebutuhan masyarakat terhadap jasa dan layanan informasi semakin meningkat. Perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi, dalam menyajikan informasi baik itu berupa buku maupun dokumentasi lainnya yang dimiliki menggunakan sarana temu kembali berupa katalog, bibliografi maupun indeks.

Sistem temu kembali informasi digunakan untuk menemukan kembali informasi-informasi yang relevan terhadap kebutuhan pengguna dari suatu kumpulan informasi secara otomatis. Untuk menunjang kegiatan penelusuran informasi bahan pustaka, perpustakaan memerlukan alat bantu baik secara manual ataupun berbasis teknologi dengan menggunakan komputer. Tanpa adanya alat telusur lokasi bahan pustaka, pengguna tidak mungkin menemukan kembali suatu bahan pustaka yang diinginkannya diantara sekian banyaknya koleksi perpustakaan.

Kebutuhan para pemakai perpustakaan pada dasarnya cenderung lebih menginginkan informasi cepat dan akurat dalam mendapatkan informasi, mudah mengakses serta tidak memerlukan waktu yang lama dalam mendapatkan informasi. Sekarang telah terjadi perubahan perilaku pemakai perpustakaan yang mencari informasi dari manual bergeser ke komputer dan melalui internet.

B. Rumusan Masalah

·         Apa pengertian sistem simpan dan temu kembali informasi berkomputer ?

·         Bagaimana perkembangan sistem simpan dan temu kembali informasi berkomputer ?

C. Tujuan

·         Untuk mengetahui pengertian temu kembali informasi berkomputer

·         Untuk mengetahui perkembangan sistem simpan dan temu kembali informasi berkomputer

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Simpan Dan Temu Kembali Informasi Berkomputer

Temu kembali informasi adalah alat menemukan dokumen melalui sekumpulan teks yang tidak tersusun dari suatu koleksi basis data yang disimpan dalam komputer. Tujuan utama dari temu kembali informasi adalah menemukan kembali dokumen yang berisi informasi yang relefan dengan query yang diberikan oleh pemustaka.[1] Dalam “dictionary of library and information management” menyebutkan bahwa OPAC adalah sistem temu kembali informasi berbasis elektronik yang bisa digunakan melalui terminal komputer untuk mencari informasi atau koleksi bahan pustaka.

Menurut ALA Glosary Of Library and Information Science menjelaskan bahwa OPAC adalah cantuman bibliografi dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin dan disimpan dalam sistem komputer, pemakai dapat mengakses informasi secara terus-menerus dengan pendekatan pengarang, judul, subjek, ISBN, dan gabungan dari komponen-komponen yang disebutkan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa OPAC adalah katalog berbasis komputer yang dapat digunakan oleh pemakai untuk mencari koleksi baik di perpustakaan, maupun unit informasi lainnya. OPAC banyak digunakan pada berbagai perpustakaan karena mempunyai banyak keuntungan, diantaranya adalah sebagai berikut:[2]

1.    Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat

2.    Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling mengganggu

3.    Jajaran tertentu tidak perlu file

4.    Penelusuran dapat dilakukan dengan mengunakan bebrbagai pendekaatan sekaligus

5.    Rekaman bibliogarfi yang dimasukan kedalam entri katalog tidak terbatas

6.    Penelusuran dilakukan dari beberapa tempat tanpa harus mengunjungi perpustakaan

Adapun komponen-komponen sistem temu kembali informasi berkomputer yaitu:

1.    Pengguna

Pengguna adalah orang yang menggunakan atau memanfaatkan sistem temu kembali informasi dalam rangka kegiatan pengelolaaan dan pencarian informasi.

 

2.    Query

Query adalah format bahasa permintaan yang diinput (dimasukkan) oleh pengguna kedalam sistem temu kembali informasi (OPAC).

3.    Dokumen

Dokumen adalah istilah yang digunakan untuk seluruh bahan pustaka baik itu artikel, buku, laporan penelitian, dan lainnya.

4.    Indeks dokumen

Indeks adalah daftar istilah atau daftar kata. Dokumen yang dimasukkan atau disimpan dalam database diwakili oleh indeks, indeks itu disebut indeks dokumen. Indeks memiliki 3 jenis yaitu: indeks subjek, indeks pengarang, dan indeks bebas.

5.    Pencocokan

Pencocokan adalah istilah (query) yang dimasukkan oleh pengguna dengan indeks dokumen yang tersimpan dalam database adalah dilakukan dengan mesin komputer. Komputerlah yang melakukan proses pencocokan itu dalam waktu yang sangat singkat sesuai dengan kecepatan memori dan proccessing yang dimiliki oleh komputer  tersebut.

Konsep Sistem Temu Kembali Informasi Berkomputer Yaitu:[3]

1.    Sistem

Sistem didefinisikan menjadi dua kelompok yaitu yang menekankan pada prosedur dan komponen atau elemen. Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul, untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponen.

2.    Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kumpulan fakta dari suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata. Suatu informasi yang dikatakan berguna apabila mempunyai kualitas yang akurat, tepat pada waktunya, dan relevan. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi. Sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari: manusia, teknologi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem informasi management adalah suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang diinginkan.

3.    Temu kembali iformasi

Temu kembali informasi adalah sebagai menemukan dokumen melalui sekumpulan teks yang tidak tersusun dari suatu koleksi basis data yang disimpan dalam komputer. Temu kembali informasi adalah sebuah media layanan bagi pengguna untuk memperoleh informasi atau sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

4.    Efektivitas temu kembali informasi

Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tepat untuk mencapai tujuan. Efektivitas sistem temu kembali informasi adalah kemampuan dari sistem itu untuk memanggil berbagai dokumen dari suatu database sesuai dengan permintaan pengguna.

Dalam melakukan strategi pengembangan sistem temu kembali informasi dalam sebuah perpustakaan, maka hal yang harus dilakukan oleh pihak perpustakaan (pengembang) yaitu dengan melakukan analisis SWOT terlebih dahulu, kemudian melakukan prosedur-prosedur dibawah ini:

1.    Benchmarking atau studi banding.

2.    Sumber daya manusia

3.    Perangkat keras dan lunak (hardware, software, dan jaringan).

4.    Prosedur dan dukungan pimpinan

5.    Manajemen informasi muatan local

Jadi sistem simpan temu kembali informasi berkomputer adalah sebuah proses kegiatan mengidentifikasi suatu data atau informasi berdasarkan subjek, judul, pengarah, atau tahun yang mana dalam prosesnya sudah menggunakan alat berupa komputer yang membuat data atau informasi yang diingkan lebih mudah dan cepat didapatkan dan disimpan kembali agar kita dapat melihatnya lagi.

 

B.  Perkembangan Sistem Simpan Dan Temu Kembali Informasi Berkomputer

Saat ini, kita telah berada dalam sebuah era yang sarat dengan teknologi komunikasi dan informasi. Kemajuan teknologi telah memberikan sumber (resources) informasi dan komunikasi yang amat luas dari apa yang telah dimiliki oleh manusia. Meskipun peranan informasi dalam beberapa dekade kurang mendapat perhatian, namun sesungguhnya kebutuhan akan informasi dan komunikasi itu merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dari kebutuhan sandang dan pangan manusia.[4]

Teknologi informasi saat ini sangat berkembang pesat dikalangan masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi tersebut, masyarakat mulai menggunakan teknologi inormasi sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan. Misalnya, dalam memenehui kebutuhan akan ilmu pengetahuan, ataupun digunakan untuk menyelesaikan segala jenis pekerjaan yang dilakukan tiap hari. Oleh karena itu, teknologi informasi telah menyebar disemua bidang, tidak terkecuali di perpustakaan. Penerapan teknologi diperpustakaan suadah menjadi ukuran untuk mengetahui tingkat kemajuan perpustakaan tersebut, bukan lagi pada besarnya gedung yang dipakai, banyak rak buku, dan banyaknya judul buku. Oleh karena itu agar perpustakaan menjadi lebih maju, perpustakaan harus tetap memperhatikan kebutuhan pengguna yaitu dengan menghadirkan sebuah perombakan pada perpustakaan yang dulunya menggunakan sistem manual berubah menjadi perpustakaan yang berbasiskan sistem automasi (komputer).[5]

 Dunia telah beralih dari era industri ke era informasi yang kemudian melahirkan masyarakat informasi. Revolusi informasi, biasanya dipahami sebagai perubahan yang dihasilkan oleh teknologi informasi. Dua bentuk teknologi komunikasi manusia yang terpenting adalah teknologi untuk menyalurkan informasi dan sistem komputer modern untuk memprosesnya. Dikatakan revolusi karena dapat memberikan perubahan yang amat cepat dalam kehidupan manusia. Terdapat dua faktor yang mendasari dan mengarahkan revolusi informasi yang dapat mempengaruhi struktur kekuasaan dunia. Yaitu:

1.    Perkembangan yang cepat serta penyebaran yang luas dari pengetahuan dan informasi dalam segala bidang.

2.    Peningkatan pentingnya pengetahuan dalam produksi kekayaan serta penurunan relatif dari nilai sumber-sumber material.

Dengan perpaduan antara kemampuan teknologi dan jaringan-jaringan global, maka produksi informasi dapat meningkat dengan amat cepat.

 Terdapat 2 tahap perkembangan sistem temu kembali informasi yaitu:

a.    Manual (pra-komputer)

Pada zaman sebelum berkembangnya teknologi informasi, informasi itu sendiri sangat sulit untuk didapatkan dan terbatas. Sebelum ada teknologi, informasi bisa didapatkan melalui dokumen-dokumen tercetak seperti buku-buku. Dan sistem simpan temu kembali informasi pada zaman tersebut sangat tradisional dan masih secara manual. Pusat informasi seperti perpustakaan atau lembaga-lembaga kearsipan pada saat itu menyimpan dokumen-dokumen, buku dan bahan informasi yang bersifat tercetak lain berdasarkan sususnan abjad atau huruf, dan berdasarkan nama pengarang, judul, dan subjek. Dalam temu kembali informasi manual ini, relevansi suatu dokumen terdiri dari satu hubungan tunggal, yaitu dengan mencocokan topik subjeknya saja.  Dengan kata lain kegiatan ini kurang efesien dan menghabiskan banyak waktu dan tenaga dalam proses mencari atau menemukan kembali informasi yang diinginkan.

Perkembangan sistem temu kembali informasi manual ini mulai terjadi saat perang dunia ke-2 (1940-1950an) dimana muncul keperluan untuk laporan dan dokumen teknis dari penelitian yang menyangkut persenjataan. Akibatnya pertumbuhan laporan meningkat pesat dan membuat laporan tersebut sulit ditemukan apabila dibutuhkan. Padahal pada saat itu sudah menggunakan skema klasifikasi dan subject heading (urutan abjad) namun cara lama itu dianggap tidak bisa mengatasi permasalahan dan juga pengerjaannya dilakukan secara manual jadi tidak efesien. Kejadian ini membuat petugas yang bekerja saat itu risau dan mengajak orang-orang berpikir bagaimana membuat sistem temu kembali informasi yang efesien. Beberapa tahun kemudian tepatnya pada tahun 1948, seorang ahli yang bernama Hans Peter Luhn menciptakan seebuah alat electronic searching selector dan karena penemuannya itu, dia dianggap sebagai orang pertama yang membuat aplikasi komputer dibidang temu kembali informasi. Lalu perkembangan selanjutnya pada tahun 1951, Alberto F. Tompson dan Mortimer Tauble memperkenalkan coordinated indexes yang berbasis uniterm (keyword) dan mengaplikasikan serta diterapkan pada bidang komputer.

b.   Berkomputer  (pasca komputer)

Dalam kehidupan dimasa sekarang ini, teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Anton menyatakan teknologi banyak berperan dalam bidang- bidang antara lain, bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan bidang pemerintahan apalagi dalam bidang perpustakaan.[6] Menurut Supriyanto dan Muhsin, teknologi informasi membantu untuk mempercepat pengguna dalam memperoleh kebutuhan informasi dan membuat sistem agar layanan perpustakaan tersistematis. Peran dari teknologi informasi adalah tolls atau perangkat alat yang digunakan untuk mengotomasikan kinerja. Dengan kerja yang sudah terotomasi maka banyak manfaat yang bisa didapatkan dalam pemgelolaan perpustakaan, khususnya dilayanan informasi. Salah satu manfaat penggunaan teknologi informasi dalam perpustakaan yaitu, meningkatkan kualitas layanan, memberikan kemudahan dalam pengambilan dan pengembangan otomasi perpustakaan.[7]

Didalam perpustakaan, ketika pengelola perpustakaan baru mulai menggunakan komputer, salah satu hal yang mendasar dan terpenting yang pertama mereka lakukan adalah menciptakan katalog berbantuan komputer. Ini kemudian yang kita kenal dengan OPAC (online public access catalogue) pada awalnya, penerapan ini betul-betul hanya memindahkan katalog kartu ke dalam bentuk elektronik atau digital. Namun lama-kelamaan, berbagai perkembangan teknologi memungkinan sistem simpan dan temu kembali menjadi lebih mudah, lebih beragam dan lebih luas. Sementara itu, teknologi komputer sendiri sebanarnya juga berkembang secara spesifik ke arah penyimpanan dan penemuan kembali informasi. Sejak awal, teknologi ini diarahkan ke persoalan dasar simpan dan temu kembali informasi itu sendiri.

Pada tahun 1950-1980an, yaitu masa keemasan temu kembali berbantuan, saat teknologi diperkenalkan antara 1957-1959 oleh seorang ahli dalam bentuk mesin yang tidak hanya dapat melakukan penemuan informasi berdasarkan kecocokan kata kunci (keyword matching) saja, melainkan juga mengurutkan informasi secara sistematis dan bahkan melakukan analisis isi secara sederhana. Pada tahun 1960an muncul dialog salah satu pionir dalam penyediaan informasi melalui jaringan terpasang (online database).

Pada tahun 1980-1990an ketika Online System sudah semakin berkembang, para pengguna sebenarnya tidak bisa memakai langsung. Jadi, harus ada perantara yang menggunakannya, antara lain kerena sistem itu mahal dan sulit digunakan oleh orang awam. Maka pengguna meminta bantuan kepada pustakawan untuk melakukan pencarian. Keadaan ini baru berubah ketika setelah PC dan CDROM ditemukan. Berbagai sistem informasi dibuat menjadi lebih mudah digunakan oleh user atau pengguna perpustakaan. Pada tahun 1990-sekarang perkembangan komputer dan internet pun akhirnya melahirkan fenomena pencarian tanpa bantuan siapun terhadap berbagai sumber informasi digital yang nyaris tak terhingga jumlahnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ada beberapa priode-priode perkembangan sistem temu kembali informasi dari manual sampai dengan menggunakan komputer, yaitu:[8]

 

1.    Periode peningkatan kebutuhan (1940-1950an)

Priode ini adalah saat terjadinya perang dunia ke- 2 sedang menuju penyelesaian, dan negara-negara sekutu (terutama Amerika Serikat) bekerja keras menghajar jerman dan jepang. Pada saat itu muncul keperluan besar untuk laporan dan dokumen teknis dari penelitian yang menyangkut persenjataan. Akibatnya pertumbuhan laopran meningkat pesat dan dan membuat laporan tersebut sulit untuk ditemukan apabila dibutuhkan. Kejadian ini membuat para pekerja risau, dan beberapa tahun kemudian seorang ahli menciptakan electronic searching selector yang menbuat aplikasi komputer untuk bidang temu kembali informasi. Pada tahun berikutnya muncul coordinated indexes yang berbasis uniterm (keyword) dan diterapkan pada bidang komputer.

2.    Periode pertumbuhan pesat (1950an-1980an)

Priode ini adalah masa temu kembali informasi berkembang dengan pesat. Masa ini diawali oleh Hans Peter Luhn pada tahun 1957-1959 dengan menumukan mesin yang dapat menemukan kembali informasi berdasrkan kecocokan kata (keyword matching), mengurutkan informasi secara sistematis serta dapat melakukan analisis isi. Pada tahun yang sama, Calvin Mooers membuat istilah temu kembali informasi dan memebuat pengelompokan informasi yang dikenal dengan law for information retrieval system. Tujuan awalnya adalah untuk memungkinkan pencarian secara cepat pada sejumlah data yang banyak. Selanjutnya Maron dan kuhn di tahun 1961  membahas lebih jauh tentang relevansi antar dokumen dalam permaslahan pengurutan dan pemberian peringkat dalam pengelolaan dokumen. Pada tahun 1970 juga telah muncul penelitian awal tentang temu kembali berbasis teks untk corpora abstrak ilmiah serta dokumen hukum dan bisnis dan juga pengembangan model temu kembali dengan teknik.

Pada perkembangan selanjutnya pada tahun 1971, Gerard Salton membuat sistem yang dinamakan SMART. Ia juga melakukan pendekatan awal dan melakukan pengelompokan terotomasi. Salton juga memperkenalkan pembuatan indeks untuk dokumen, telah banyak peneliti yang berkontribusi dibidang temu kembali informasi ini dengan menerapkan berbagai mode statistik.  Pada tahun 197 untuk pertama kali diselenggarakan konferensi internasional untuk penelitian dan pengembangan dibidang temu kembali informasi. Padayahun-tahun berikutnya, penelitian tentang teknologi temu kembali informasi di web mulai dilakukan. Setelah itu muncul mesin pencari untuk melakukan pencarian lokasi dokumen berisi informasi yang relevan dengan informasi yang dicari. Lalu muncul juga pada 1980an teknologi penyediaan informasi melalui jaringan terpasang (online database) yang dapat menyimpan dokumen dalam skala besar. Misalnya Dalog, LexisNexis dan Medline.

3.    Periode penghapusan mitos (1980-1990an)

Saat komputer pribadi (PC) dan keping penyimpanan data (CD-ROM) semakin lama kapasitas penyimpanannya semakin besar. Ketika sistem online sudah semakin berkembang, para pengguna sebanarnya tidak bisa memakainya secara langsung. Jadi, perlu ada perantara (intermediaris) yang menggunakannya, antara lain karena sistem itu mahal dan sulit untuk digunakan oleh orang awam. Maka lalu ada istilah end-users (orang yang tidak melakukan pencarian, tetapi minta bantuan pustakawan untuk melakukannya). Keadaan barulah berubah setelah PC dan CD-ROM ditemukan. Berbagai sistem informasi dibuat menjadi semakin lebih mudah digunakan para pengguna, sehinga mitos tentang betapa sulitnya melakaukan pencarian secara terpasang (online search) pun perlahan sirna. Setiap orang lalu dapat melakukan pencarian tanpa harus meminta bantuan kepada pustakawan.

4.    Periode jarinngan /The networked era (1990-sekarang).

Ketika teknologi telematika memungkinkan para pencari informasi mengunjungi berbagai pusat penyimpanan data dan informasi yang berbeda-beda untuk melakukan pencarian bersamaan, atau dikenal dengan pencarian berpencar. Perkembangan internet pun akhirnya melahirkan fenomena pencarian tanpa bantuan siapa pun terhadap berbagai sumber informasi digitl yang nyaris tak terhingga jumlahnya. Saat ini, hampir semua orang telah mengenal dan aktif mendayagunakan jaringan internet sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari, karena masyarakat dituntut untuk selalu cerdas dalam hal pemanfaatannya, terutama terkait dengan konten informasi yang banyak ragam dan jenisnya.[9]

Berikut beberapa manfaat dan keuntungan internet:

a.       Cakupan informasi

b.      Kemutakhiran data

c.       Konektifitas dan aksebilitas

d.      Interaktif

 

 

Dan adapun kelemahan internet yaitu:

a.       Informasi palsu

b.      Infrastruktur jaringan

c.       Akdiftif atau kecanduan

d.      Virus atau cracker

e.       Lemahnya pengawasan hukum

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Temu kembali informasi adalah alat menemukan dokumen melalui sekumpulan teks yang tidak tersusun dari suatu koleksi basis data yang disimpan dalam komputer. Sistem simpan temu kembali informasi berkomputer adalah sebuah proses kegiatan mengidentifikasi suatu data atau informasi berdasarkan subjek, judul, pengarah, atau tahun yang mana dalam prosesnya sudah menggunakan alat berupa komputer yang membuat data atau informasi yang diingkan lebih mudah dan cepat didapatkan dan disimpan kembali agar kita dapat melihatnya lagi. Tujuan utama dari temu kembali informasi adalah menemukan kembali dokumen yang berisi informasi yang relefan dengan query yang diberikan oleh pemustaka

Ada beberapa priode-priode perkembangan sistem temu kembali informasi dari manual sampai dengan menggunakan komputer, yaitu: Periode peningkatan kebutuhan (1940-1950an), Periode pertumbuhan pesat (1950an-1980an), Periode penghapusan mitos (1980-1990an), Periode jarinngan /The networked era (1990-sekarang).

 

B.  Saran

Di zaman yang modern seperti sekarang ini, teknologi informasi sudah berkembang sangat pesat, serta kita sebagai para pengguna sudah sangat mudah sekali mendapatkan informasi yang kita inginkan. Yang mana dalam proses untuk mendapatkan informasi tersebut menggunakan teknologi (komputer) sebagai alat bantu mempercepat penemuan informasi yang diinginkan. Untuk itu setiap pusat informasi seperti perpustakaan harus memanfaatkan teknologi yang berkembang dizaman sekarang ini dengan baik dan benar agar pekerjaan atau kegitan yang berlangsung dapat terselesaikan dengan cepat serta pastinya memudahkan pustakawan dalam bekerja. Dan kita sebagai pengguna hendaknya bermotivasi dan memanfaatkan informasi yang baik dan benar.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

https://donyprisma.wordpress.com/2013/11/15/perkembangan-sistem-temu-kembali-informasi/ (diakses pada 10-Maret-2020)

Ahmad, Amar. 2012. “Perkembangan Teknologi Komunikasi Dan Informasi: Akar Revolusi Dan Berbagai Standarnya”. Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 13, No. 1, Juni

Hartono. 2016.“Manajemen Perpustakaan Profesional: Dasar-dasar Teori Perpustakaan dan Aplikasinya”. Jakarta: Sagung Seto.

Musrifah. 2018 .“Strategi Pengembangan Sistem Temu Kembali Informasi Berbasis Gambar (Content Based Image Retrieval System) di Perpustakaan Perguruan Tinggi Kedokteran”. Jurna Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 3, No. 1.

Violeta, Titian. 2013. “Pengaruh Sistem Temu Kembali Informasi Terhadap Pemanfaatan Koleksi Oleh Pemustaka Di Perpustakaan Derah Kabupaten Jepara”. Jurnal Ilmu Perpustakaan, Vol. 2, No. 3.

Yusrawati. 2017. “Strategi Pengembangan Sistem Temu Kembali Informasi Berbasis “image” di Perpustakaan Perguruan Tinggi”. Jurnal LIBRIA, vol. 9, No. 1, Juni



[1] Yusrawati. “Strategi Pengembangan Sistem Temu Kembali Informasi Berbasis “image” di Perpustakaan Perguruan Tinggi”, (Jurnal LIBRIA, vol. 9, No. 1, Juni 2017), hlm. 54

[2] Hartono. “Manajemen Perpustakaan Profesional: Dasar-dasar Teori Perpustakaan dan Aplikasinya”, (Jakarta: Sagung Seto, 2016), hlm. 136

[3] Yusrawati. “Strategi Pengembangan Sistem Temu Kembali Informasi Berbasis “image” di Perpustakaan Perguruan Tinggi”, (Jurnal LIBRIA, vol. 9, No. 1, Juni 2017), hlm. 55

[4] Ahmad, Amar. “Perkembangan Teknologi Komunikasi Dan Informasi: Akar Revolusi Dan Berbagai Standarnya”, (Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 13, No. 1, Juni 2012), hlm. 138

[5] Violeta, Titian. “Pengaruh Sistem Temu Kembali Informasi Terhadap Pemanfaatan Koleksi Oleh Pemustaka Di Perpustakaan Derah Kabupaten Jepara”, (Jurnal Ilmu Perpustakaan, Vol. 2, No. 3, 2013), hlm. 1-2

[6] Musrifah. “Strategi Pengembangan Sistem Temu Kembali Informasi Berbasis Gambar (Content Based Image Retrieval System) di Perpustakaan Perguruan Tinggi Kedokteran”, (Jurna Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 3, No. 1, 2018), hlm. 19

[7] Ibid. hlm 19

[9] Hartono. “Manajemen Perpustakaan Profesional: Dasar-dasar Teori Perpustakaan dan Aplikasinya”, (Jakarta: Sagung Seto, 2016), hlm. 414


1 comment:

  1. Terima kasih atas informasinya
    Artikel yang disajikan telah menerangkankan dengan baik
    Semoga bermanfaat bagi pembaca website ini
    print Photo Glossy A0 A1 A2

    ReplyDelete

TOKOH TASAWUF DI INDONESIA

BAB II PEMBAHASAN A.     TOKOH TASAWUF DI INDONESIA Berikut merupakan beberapa tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia: 1.       Hamzah Fan...