hal
KATA
PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR
ISI ............................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar
Belakang ..................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan
.................................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN ......................................................................................... 2
A.
Pengertian Sistem Simpan dan Temu Kembali informasi
Berkomputer............. 2
B. Perkembangan Sistem Simpan
dan Temu Kembali Informasi Berkomputer...... 4
a.
Manual (Prakomputer)........................................................................................ 6
b. Berkompuetr (Pasca
Komputer)..........................................................................
6
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 11
A.
Simpulan ............................................................................................................. 11
B.
Saran ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ledakan informasi muncul akibat adanya dorongan
globalisasi. Hal ini menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung
sangat cepat, sehingga kebutuhan masyarakat terhadap jasa dan layanan informasi
semakin meningkat. Perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi, dalam
menyajikan informasi baik itu berupa buku maupun dokumentasi lainnya yang
dimiliki menggunakan sarana temu kembali berupa katalog, bibliografi maupun
indeks.
Sistem temu kembali informasi digunakan untuk menemukan
kembali informasi-informasi yang relevan terhadap kebutuhan pengguna dari suatu
kumpulan informasi secara otomatis. Untuk menunjang kegiatan penelusuran
informasi bahan pustaka, perpustakaan memerlukan alat bantu baik secara manual
ataupun berbasis teknologi dengan menggunakan komputer. Tanpa adanya alat
telusur lokasi bahan pustaka, pengguna tidak mungkin menemukan kembali suatu
bahan pustaka yang diinginkannya diantara sekian banyaknya koleksi
perpustakaan.
Kebutuhan para pemakai perpustakaan pada dasarnya cenderung
lebih menginginkan informasi cepat dan akurat dalam mendapatkan informasi,
mudah mengakses serta tidak memerlukan waktu yang lama dalam mendapatkan
informasi. Sekarang telah terjadi perubahan perilaku pemakai perpustakaan yang
mencari informasi dari manual bergeser ke komputer dan melalui internet.
B.
Rumusan Masalah
·
Apa pengertian sistem
simpan dan temu kembali informasi berkomputer ?
·
Bagaimana perkembangan
sistem simpan dan temu kembali informasi berkomputer ?
C.
Tujuan
·
Untuk mengetahui pengertian
temu kembali informasi berkomputer
·
Untuk mengetahui perkembangan
sistem simpan dan temu kembali informasi berkomputer
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Simpan Dan Temu Kembali Informasi
Berkomputer
Temu kembali informasi adalah alat menemukan
dokumen melalui sekumpulan teks yang tidak tersusun dari suatu koleksi basis
data yang disimpan dalam komputer. Tujuan utama dari temu kembali informasi
adalah menemukan kembali dokumen yang berisi informasi yang relefan dengan query
yang diberikan oleh pemustaka.[1] Dalam “dictionary
of library and information management” menyebutkan bahwa OPAC adalah
sistem temu kembali informasi berbasis elektronik yang bisa digunakan melalui
terminal komputer untuk mencari informasi atau koleksi bahan pustaka.
Menurut ALA Glosary Of Library and
Information Science menjelaskan bahwa OPAC adalah cantuman
bibliografi dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin dan disimpan dalam sistem
komputer, pemakai dapat mengakses informasi secara terus-menerus dengan
pendekatan pengarang, judul, subjek, ISBN, dan gabungan dari komponen-komponen
yang disebutkan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan
bahwa OPAC adalah katalog berbasis komputer yang dapat digunakan oleh
pemakai untuk mencari koleksi baik di perpustakaan, maupun unit informasi
lainnya. OPAC banyak digunakan pada berbagai perpustakaan karena
mempunyai banyak keuntungan, diantaranya adalah sebagai berikut:[2]
1.
Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat
dan tepat
2.
Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama
tanpa saling mengganggu
3.
Jajaran tertentu tidak perlu file
4.
Penelusuran dapat dilakukan dengan mengunakan
bebrbagai pendekaatan sekaligus
5.
Rekaman bibliogarfi yang dimasukan kedalam entri
katalog tidak terbatas
6.
Penelusuran dilakukan dari beberapa tempat tanpa
harus mengunjungi perpustakaan
Adapun komponen-komponen sistem temu kembali
informasi berkomputer yaitu:
1.
Pengguna
Pengguna adalah orang yang menggunakan atau
memanfaatkan sistem temu kembali informasi dalam rangka kegiatan pengelolaaan
dan pencarian informasi.
2.
Query
Query adalah format bahasa permintaan yang
diinput (dimasukkan) oleh pengguna kedalam sistem temu kembali informasi
(OPAC).
3.
Dokumen
Dokumen adalah istilah yang digunakan untuk
seluruh bahan pustaka baik itu artikel, buku, laporan penelitian, dan lainnya.
4.
Indeks
dokumen
Indeks adalah daftar istilah atau daftar
kata. Dokumen yang dimasukkan atau disimpan dalam database diwakili oleh
indeks, indeks itu disebut indeks dokumen. Indeks memiliki 3 jenis yaitu:
indeks subjek, indeks pengarang, dan indeks bebas.
5.
Pencocokan
Pencocokan adalah istilah (query) yang
dimasukkan oleh pengguna dengan indeks dokumen yang tersimpan dalam database
adalah dilakukan dengan mesin komputer. Komputerlah yang melakukan proses
pencocokan itu dalam waktu yang sangat singkat sesuai dengan kecepatan memori
dan proccessing yang dimiliki oleh komputer
tersebut.
Konsep Sistem Temu
Kembali Informasi Berkomputer Yaitu:[3]
1.
Sistem
Sistem didefinisikan menjadi dua kelompok
yaitu yang menekankan pada prosedur dan komponen atau elemen. Sistem adalah
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul, untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponen.
2.
Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi
bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari
informasi adalah data. Data adalah kumpulan fakta dari suatu kejadian-kejadian
dan kesatuan yang nyata. Suatu informasi yang dikatakan berguna apabila
mempunyai kualitas yang akurat, tepat pada waktunya, dan relevan. Informasi
dapat diperoleh dari sistem informasi. Sistem informasi merupakan suatu
komponen yang terdiri dari: manusia, teknologi, dan prosedur kerja yang
memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai
suatu tujuan. Sistem informasi management adalah suatu sistem berbasis komputer
yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang
diinginkan.
3.
Temu
kembali iformasi
Temu kembali informasi adalah sebagai
menemukan dokumen melalui sekumpulan teks yang tidak tersusun dari suatu
koleksi basis data yang disimpan dalam komputer. Temu kembali informasi adalah
sebuah media layanan bagi pengguna untuk memperoleh informasi atau sumber
informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
4.
Efektivitas
temu kembali informasi
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih
tujuan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tepat untuk mencapai
tujuan. Efektivitas sistem temu kembali informasi adalah kemampuan dari sistem
itu untuk memanggil berbagai dokumen dari suatu database sesuai dengan
permintaan pengguna.
Dalam melakukan
strategi pengembangan sistem temu kembali informasi dalam sebuah perpustakaan,
maka hal yang harus dilakukan oleh pihak perpustakaan (pengembang) yaitu dengan
melakukan analisis SWOT terlebih dahulu, kemudian melakukan prosedur-prosedur dibawah ini:
1.
Benchmarking
atau studi banding.
2.
Sumber
daya manusia
3.
Perangkat
keras dan lunak (hardware, software, dan jaringan).
4.
Prosedur
dan dukungan pimpinan
5.
Manajemen
informasi muatan local
Jadi sistem simpan temu
kembali informasi berkomputer adalah sebuah proses kegiatan mengidentifikasi
suatu data atau informasi berdasarkan subjek, judul, pengarah, atau tahun yang
mana dalam prosesnya sudah menggunakan alat berupa komputer yang membuat data
atau informasi yang diingkan lebih mudah dan cepat didapatkan dan disimpan kembali
agar kita dapat melihatnya lagi.
B. Perkembangan Sistem Simpan Dan Temu Kembali
Informasi Berkomputer
Saat ini, kita telah
berada dalam sebuah era yang sarat dengan teknologi komunikasi dan informasi.
Kemajuan teknologi telah memberikan sumber (resources) informasi dan komunikasi
yang amat luas dari apa yang telah dimiliki oleh manusia. Meskipun peranan informasi
dalam beberapa dekade kurang mendapat perhatian, namun sesungguhnya kebutuhan
akan informasi dan komunikasi itu merupakan hal yang tidak kalah pentingnya
dari kebutuhan sandang dan pangan manusia.[4]
Teknologi informasi saat ini sangat berkembang pesat
dikalangan masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi
tersebut, masyarakat mulai menggunakan teknologi inormasi sebagai sarana untuk
memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan. Misalnya, dalam memenehui
kebutuhan akan ilmu pengetahuan, ataupun digunakan untuk menyelesaikan segala
jenis pekerjaan yang dilakukan tiap hari. Oleh karena itu, teknologi informasi
telah menyebar disemua bidang, tidak terkecuali di perpustakaan. Penerapan
teknologi diperpustakaan suadah menjadi ukuran untuk mengetahui tingkat
kemajuan perpustakaan tersebut, bukan lagi pada besarnya gedung yang dipakai,
banyak rak buku, dan banyaknya judul buku. Oleh karena itu agar perpustakaan
menjadi lebih maju, perpustakaan harus tetap memperhatikan kebutuhan pengguna
yaitu dengan menghadirkan sebuah perombakan pada perpustakaan yang dulunya
menggunakan sistem manual berubah menjadi perpustakaan yang berbasiskan sistem
automasi (komputer).[5]
Dunia telah beralih dari era industri ke era
informasi yang kemudian melahirkan masyarakat informasi. Revolusi informasi,
biasanya dipahami sebagai perubahan yang dihasilkan oleh teknologi informasi.
Dua bentuk teknologi komunikasi manusia yang terpenting adalah teknologi untuk
menyalurkan informasi dan sistem komputer modern untuk memprosesnya. Dikatakan
revolusi karena dapat memberikan perubahan yang amat cepat dalam kehidupan
manusia. Terdapat dua faktor yang mendasari dan mengarahkan revolusi informasi
yang dapat mempengaruhi struktur kekuasaan dunia. Yaitu:
1.
Perkembangan
yang cepat serta penyebaran yang luas dari pengetahuan dan informasi dalam
segala bidang.
2.
Peningkatan
pentingnya pengetahuan dalam produksi kekayaan serta penurunan relatif dari
nilai sumber-sumber material.
Dengan perpaduan
antara kemampuan teknologi dan jaringan-jaringan global, maka produksi
informasi dapat meningkat dengan amat cepat.
Terdapat 2 tahap
perkembangan sistem temu kembali informasi yaitu:
a.
Manual (pra-komputer)
Pada zaman sebelum berkembangnya teknologi informasi, informasi itu
sendiri sangat sulit untuk didapatkan dan terbatas. Sebelum ada teknologi,
informasi bisa didapatkan melalui dokumen-dokumen tercetak seperti buku-buku. Dan
sistem simpan temu kembali informasi pada zaman tersebut sangat tradisional dan
masih secara manual. Pusat informasi seperti perpustakaan atau lembaga-lembaga
kearsipan pada saat itu menyimpan dokumen-dokumen, buku dan bahan informasi
yang bersifat tercetak lain berdasarkan sususnan abjad atau huruf, dan
berdasarkan nama pengarang, judul, dan subjek. Dalam temu kembali informasi
manual ini, relevansi suatu dokumen terdiri dari satu hubungan tunggal, yaitu
dengan mencocokan topik subjeknya saja.
Dengan kata lain kegiatan ini kurang efesien dan menghabiskan banyak
waktu dan tenaga dalam proses mencari atau menemukan kembali informasi yang
diinginkan.
Perkembangan sistem temu kembali informasi manual ini mulai terjadi saat
perang dunia ke-2 (1940-1950an) dimana muncul keperluan untuk laporan dan
dokumen teknis dari penelitian yang menyangkut persenjataan. Akibatnya
pertumbuhan laporan meningkat pesat dan membuat laporan tersebut sulit
ditemukan apabila dibutuhkan. Padahal pada saat itu sudah menggunakan skema
klasifikasi dan subject heading (urutan abjad) namun cara lama itu dianggap
tidak bisa mengatasi permasalahan dan juga pengerjaannya dilakukan secara
manual jadi tidak efesien. Kejadian ini membuat petugas yang bekerja saat itu
risau dan mengajak orang-orang berpikir bagaimana membuat sistem temu kembali
informasi yang efesien. Beberapa tahun kemudian tepatnya pada tahun 1948,
seorang ahli yang bernama Hans Peter Luhn menciptakan seebuah alat electronic
searching selector dan karena penemuannya itu, dia dianggap sebagai orang
pertama yang membuat aplikasi komputer dibidang temu kembali informasi. Lalu
perkembangan selanjutnya pada tahun 1951, Alberto F. Tompson dan Mortimer
Tauble memperkenalkan coordinated indexes yang berbasis uniterm (keyword) dan
mengaplikasikan serta diterapkan pada bidang komputer.
b.
Berkomputer (pasca komputer)
Dalam kehidupan dimasa sekarang ini, teknologi informasi dan
telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Anton menyatakan teknologi
banyak berperan dalam bidang- bidang antara lain, bidang pendidikan, bidang
kesehatan, dan bidang pemerintahan apalagi dalam bidang perpustakaan.[6]
Menurut Supriyanto dan Muhsin, teknologi informasi membantu untuk mempercepat
pengguna dalam memperoleh kebutuhan informasi dan membuat sistem agar layanan
perpustakaan tersistematis. Peran dari teknologi informasi adalah tolls atau
perangkat alat yang digunakan untuk mengotomasikan kinerja. Dengan kerja yang
sudah terotomasi maka banyak manfaat yang bisa didapatkan dalam pemgelolaan
perpustakaan, khususnya dilayanan informasi. Salah satu manfaat penggunaan
teknologi informasi dalam perpustakaan yaitu, meningkatkan kualitas layanan,
memberikan kemudahan dalam pengambilan dan pengembangan otomasi perpustakaan.[7]
Didalam perpustakaan, ketika pengelola perpustakaan baru mulai
menggunakan komputer, salah satu hal yang mendasar dan terpenting yang pertama
mereka lakukan adalah menciptakan katalog berbantuan komputer. Ini kemudian
yang kita kenal dengan OPAC (online public access catalogue) pada
awalnya, penerapan ini betul-betul hanya memindahkan katalog kartu ke dalam
bentuk elektronik atau digital. Namun lama-kelamaan, berbagai perkembangan
teknologi memungkinan sistem simpan dan temu kembali menjadi lebih mudah, lebih
beragam dan lebih luas. Sementara itu, teknologi komputer sendiri sebanarnya
juga berkembang secara spesifik ke arah penyimpanan dan penemuan kembali
informasi. Sejak awal, teknologi ini diarahkan ke persoalan dasar simpan dan
temu kembali informasi itu sendiri.
Pada tahun 1950-1980an, yaitu masa keemasan temu kembali berbantuan, saat
teknologi diperkenalkan antara 1957-1959 oleh seorang ahli dalam bentuk mesin
yang tidak hanya dapat melakukan penemuan informasi berdasarkan kecocokan kata
kunci (keyword matching) saja, melainkan juga mengurutkan informasi secara
sistematis dan bahkan melakukan analisis isi secara sederhana. Pada tahun
1960an muncul dialog salah satu pionir dalam penyediaan informasi melalui jaringan
terpasang (online database).
Pada tahun 1980-1990an ketika Online System sudah semakin berkembang,
para pengguna sebenarnya tidak bisa memakai langsung. Jadi, harus ada perantara
yang menggunakannya, antara lain kerena sistem itu mahal dan sulit digunakan
oleh orang awam. Maka pengguna meminta bantuan kepada pustakawan untuk
melakukan pencarian. Keadaan ini baru berubah ketika setelah PC dan CDROM
ditemukan. Berbagai sistem informasi dibuat menjadi lebih mudah digunakan oleh
user atau pengguna perpustakaan. Pada tahun 1990-sekarang perkembangan komputer
dan internet pun akhirnya melahirkan fenomena pencarian tanpa bantuan siapun
terhadap berbagai sumber informasi digital yang nyaris tak terhingga jumlahnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada beberapa priode-priode perkembangan
sistem temu kembali informasi dari manual sampai dengan menggunakan komputer,
yaitu:[8]
1. Periode peningkatan kebutuhan (1940-1950an)
Priode ini adalah saat terjadinya perang dunia ke- 2 sedang menuju
penyelesaian, dan negara-negara sekutu (terutama Amerika Serikat) bekerja keras
menghajar jerman dan jepang. Pada saat itu muncul keperluan besar untuk laporan
dan dokumen teknis dari penelitian yang menyangkut persenjataan. Akibatnya
pertumbuhan laopran meningkat pesat dan dan membuat laporan tersebut sulit
untuk ditemukan apabila dibutuhkan. Kejadian ini membuat para pekerja risau,
dan beberapa tahun kemudian seorang ahli menciptakan electronic searching
selector yang menbuat aplikasi komputer untuk bidang temu kembali
informasi. Pada tahun berikutnya muncul coordinated indexes yang
berbasis uniterm (keyword) dan diterapkan pada bidang komputer.
2. Periode pertumbuhan pesat (1950an-1980an)
Priode ini adalah masa temu kembali informasi berkembang dengan pesat.
Masa ini diawali oleh Hans Peter Luhn pada tahun 1957-1959 dengan menumukan
mesin yang dapat menemukan kembali informasi berdasrkan kecocokan kata (keyword
matching), mengurutkan informasi secara sistematis serta dapat melakukan
analisis isi. Pada tahun yang sama, Calvin Mooers membuat istilah temu kembali
informasi dan memebuat pengelompokan informasi yang dikenal dengan law for
information retrieval system. Tujuan awalnya adalah untuk memungkinkan
pencarian secara cepat pada sejumlah data yang banyak. Selanjutnya Maron dan
kuhn di tahun 1961 membahas lebih jauh
tentang relevansi antar dokumen dalam permaslahan pengurutan dan pemberian
peringkat dalam pengelolaan dokumen. Pada tahun 1970 juga telah muncul
penelitian awal tentang temu kembali berbasis teks untk corpora abstrak ilmiah
serta dokumen hukum dan bisnis dan juga pengembangan model temu kembali dengan
teknik.
Pada perkembangan selanjutnya pada tahun 1971, Gerard Salton membuat
sistem yang dinamakan SMART. Ia juga melakukan pendekatan awal dan melakukan
pengelompokan terotomasi. Salton juga memperkenalkan pembuatan indeks untuk
dokumen, telah banyak peneliti yang berkontribusi dibidang temu kembali informasi
ini dengan menerapkan berbagai mode statistik.
Pada tahun 197 untuk pertama kali diselenggarakan konferensi
internasional untuk penelitian dan pengembangan dibidang temu kembali
informasi. Padayahun-tahun berikutnya, penelitian tentang teknologi temu
kembali informasi di web mulai dilakukan. Setelah itu muncul mesin pencari
untuk melakukan pencarian lokasi dokumen berisi informasi yang relevan dengan
informasi yang dicari. Lalu muncul juga pada 1980an teknologi penyediaan
informasi melalui jaringan terpasang (online database) yang dapat menyimpan
dokumen dalam skala besar. Misalnya Dalog, LexisNexis dan Medline.
3. Periode penghapusan mitos (1980-1990an)
Saat komputer pribadi (PC) dan keping penyimpanan data (CD-ROM) semakin
lama kapasitas penyimpanannya semakin besar. Ketika sistem online sudah semakin
berkembang, para pengguna sebanarnya tidak bisa memakainya secara langsung.
Jadi, perlu ada perantara (intermediaris) yang menggunakannya, antara lain
karena sistem itu mahal dan sulit untuk digunakan oleh orang awam. Maka lalu
ada istilah end-users (orang yang tidak melakukan pencarian, tetapi minta
bantuan pustakawan untuk melakukannya). Keadaan barulah berubah setelah PC dan
CD-ROM ditemukan. Berbagai sistem informasi dibuat menjadi semakin lebih mudah
digunakan para pengguna, sehinga mitos tentang betapa sulitnya melakaukan
pencarian secara terpasang (online search) pun perlahan sirna. Setiap orang
lalu dapat melakukan pencarian tanpa harus meminta bantuan kepada pustakawan.
4. Periode jarinngan /The networked era (1990-sekarang).
Ketika teknologi telematika memungkinkan para pencari informasi
mengunjungi berbagai pusat penyimpanan data dan informasi yang berbeda-beda
untuk melakukan pencarian bersamaan, atau dikenal dengan pencarian berpencar.
Perkembangan internet pun akhirnya melahirkan fenomena pencarian tanpa bantuan
siapa pun terhadap berbagai sumber informasi digitl yang nyaris tak terhingga
jumlahnya. Saat ini, hampir semua orang telah mengenal dan aktif mendayagunakan
jaringan internet sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari, karena
masyarakat dituntut untuk selalu cerdas dalam hal pemanfaatannya, terutama
terkait dengan konten informasi yang banyak ragam dan jenisnya.[9]
Berikut beberapa manfaat dan keuntungan internet:
a. Cakupan informasi
b. Kemutakhiran data
c. Konektifitas dan aksebilitas
d. Interaktif
Dan adapun kelemahan internet yaitu:
a. Informasi palsu
b. Infrastruktur jaringan
c. Akdiftif atau kecanduan
d. Virus atau cracker
e. Lemahnya pengawasan hukum
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Temu kembali informasi adalah alat menemukan
dokumen melalui sekumpulan teks yang tidak tersusun dari suatu koleksi basis
data yang disimpan dalam komputer. Sistem simpan temu kembali informasi berkomputer
adalah sebuah proses kegiatan mengidentifikasi suatu data atau informasi
berdasarkan subjek, judul, pengarah, atau tahun yang mana dalam prosesnya sudah
menggunakan alat berupa komputer yang membuat data atau informasi yang diingkan
lebih mudah dan cepat didapatkan dan disimpan kembali agar kita dapat
melihatnya lagi. Tujuan
utama dari temu kembali informasi adalah menemukan kembali dokumen yang berisi
informasi yang relefan dengan query yang diberikan oleh pemustaka
Ada beberapa priode-priode perkembangan sistem temu kembali informasi
dari manual sampai dengan menggunakan komputer, yaitu: Periode peningkatan
kebutuhan (1940-1950an), Periode pertumbuhan pesat (1950an-1980an), Periode
penghapusan mitos (1980-1990an), Periode jarinngan /The networked era
(1990-sekarang).
B. Saran
Di zaman yang modern
seperti sekarang ini, teknologi informasi sudah berkembang sangat pesat, serta
kita sebagai para pengguna sudah sangat mudah sekali mendapatkan informasi yang
kita inginkan. Yang mana dalam proses untuk mendapatkan informasi tersebut menggunakan
teknologi (komputer) sebagai alat bantu mempercepat penemuan informasi yang
diinginkan. Untuk itu setiap pusat informasi seperti perpustakaan harus
memanfaatkan teknologi yang berkembang dizaman sekarang ini dengan baik dan
benar agar pekerjaan atau kegitan yang berlangsung dapat terselesaikan dengan
cepat serta pastinya memudahkan pustakawan dalam bekerja. Dan kita sebagai
pengguna hendaknya bermotivasi dan memanfaatkan informasi yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
https://donyprisma.wordpress.com/2013/11/15/perkembangan-sistem-temu-kembali-informasi/ (diakses pada
10-Maret-2020)
Ahmad, Amar. 2012. “Perkembangan Teknologi Komunikasi
Dan Informasi: Akar Revolusi Dan Berbagai Standarnya”. Jurnal Dakwah Tabligh,
Vol. 13, No. 1, Juni
Hartono.
2016.“Manajemen
Perpustakaan Profesional: Dasar-dasar Teori Perpustakaan dan Aplikasinya”. Jakarta: Sagung Seto.
Musrifah. 2018 .“Strategi Pengembangan Sistem Temu
Kembali Informasi Berbasis Gambar (Content Based Image Retrieval System) di
Perpustakaan Perguruan Tinggi Kedokteran”. Jurna Ilmu Perpustakaan dan
Informasi, Vol. 3, No. 1.
Violeta, Titian. 2013. “Pengaruh
Sistem Temu Kembali Informasi Terhadap Pemanfaatan Koleksi Oleh Pemustaka Di
Perpustakaan Derah Kabupaten Jepara”. Jurnal Ilmu Perpustakaan, Vol. 2, No.
3.
Yusrawati. 2017. “Strategi Pengembangan Sistem Temu
Kembali Informasi Berbasis “image” di Perpustakaan Perguruan Tinggi”. Jurnal
LIBRIA, vol. 9, No. 1, Juni
[1] Yusrawati. “Strategi
Pengembangan Sistem Temu Kembali Informasi Berbasis “image” di Perpustakaan
Perguruan Tinggi”, (Jurnal LIBRIA, vol. 9, No. 1, Juni 2017), hlm. 54
[2] Hartono. “Manajemen
Perpustakaan Profesional: Dasar-dasar Teori Perpustakaan dan Aplikasinya”,
(Jakarta: Sagung Seto, 2016), hlm. 136
[3] Yusrawati. “Strategi
Pengembangan Sistem Temu Kembali Informasi Berbasis “image” di
Perpustakaan Perguruan Tinggi”, (Jurnal LIBRIA, vol. 9, No. 1, Juni 2017),
hlm. 55
[4] Ahmad, Amar. “Perkembangan
Teknologi Komunikasi Dan Informasi: Akar Revolusi Dan Berbagai Standarnya”,
(Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 13, No. 1, Juni 2012), hlm. 138
[5] Violeta,
Titian. “Pengaruh Sistem Temu Kembali Informasi Terhadap Pemanfaatan Koleksi
Oleh Pemustaka Di Perpustakaan Derah Kabupaten Jepara”, (Jurnal Ilmu
Perpustakaan, Vol. 2, No. 3, 2013), hlm. 1-2
[6] Musrifah. “Strategi
Pengembangan Sistem Temu Kembali Informasi Berbasis Gambar (Content Based Image
Retrieval System) di Perpustakaan Perguruan Tinggi Kedokteran”, (Jurna Ilmu
Perpustakaan dan Informasi, Vol. 3, No. 1, 2018), hlm. 19
[7] Ibid. hlm 19
[9] Hartono. “Manajemen
Perpustakaan Profesional: Dasar-dasar Teori Perpustakaan dan Aplikasinya”,
(Jakarta: Sagung Seto, 2016), hlm. 414
Terima kasih atas informasinya
ReplyDeleteArtikel yang disajikan telah menerangkankan dengan baik
Semoga bermanfaat bagi pembaca website ini
print Photo Glossy A0 A1 A2