Thursday, 11 June 2020

Makalah tentang Manajemen Sebagai Ilmu

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Seperti diketahui teori manajemen berkembang terus hingga saat ini. Teori manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan tata cara mengelola, dan mengatur sesuatu.

 Oleh karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi) teori manajemen dari masa ke masa sebagai ilmu dan seni. Selain memberikan gambaran bagaimana teori manajemen sebagai ilmu dan seni, diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan teori manajemen.

 Seseorang   manajer   hendaklah   mempelajari   dan   memahami   secara keseluruhan manajemen sebagai ilmu dan seni, sehingga manajer dapat memadukan teori manajemen sebagai ilmu dan seni   untuk   menghadapi   situasi   tertentu.   Dengan   demikian,   bila   seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik. Untuk itulah kami membuat makalah yang berjudul Manajemen sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian dari manajemen sebagai ilmu ?

2.      Bagaimanakah sejarah manajemen sebagai ilmu ?

3.      Apakah syarat manajemen sebagai ilmu ?

4.      Apakah pengertian dari manajemen sebagai seni ?

5.      Bagaimanakah perbandingan manajemen sebagai ilmu dan seni ?

6.      Bagaimanakah manajemen sebagai profesi ?

 

C.     Manfaat

1.      Untuk mengetahui pengertian dari manajemen sebagai ilmu

2.      Untuk mengetahui sejarah manajemen sebagai ilmu

3.      Untuk mengetahui syarat manajemen sebagai ilmu

4.      Untuk mengetahui pengertian dari manajemen sebagai seni

5.      Untuk mengetahui perbandingan manajemen sebagai ilmu dan seni

6.      Untuk mengetahui manajemen sebagai profesi

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Manajemen sebagai Ilmu

1.      Pengertian Manajemen sebagai Ilmu

Ilmu adalah suatu pengetahuan yang teratur dari hal-hal pekerjaan hukum sebab dan akibat, sehingga menjadi tabiat ilmu, yaitu mencari keterangan tentang kedudukan suatu hal atau masalah yang berhubungan dengan sebab dan akibatnya. Muhammad Hatta mengemukakan suatu pendapat bahwa seorang memperoleh pengetahuan tentang sesuatu masalah dengan jalan keterangan untuk menyusun pikiran guna mengetahui sebab kejadian dan akibatnya di saat itulah terjadi ilmu pengetahuan[1].

Manajemen merupakan suatu ilmu sehingga seseorang dapat menjadi manajer yang baik   setelah   memperoleh pendidikan manajemen atau   ilmu   manajemen.   Selain   itu,   manajemen   sebagai   ilmu   dikarenakan penggunaan   pemecahan   masalahnya   menggunakan   asumsi   dan   landasan berfikir secara ilmiah, sehingga dapat dikaji dan dipelajari[2]

jika dikaitkan dengan klasifikasi ilmu, maka manajemen tergolong ke dalam ilmu-ilmu sosial, bagian dari ilmu administrasi dan merupakan ilmu terapan (applied science) karena kemanfaatannya hanya ada apabila diterapkan untuk meningkatkan peri kehidupan manusia[3].

2.      Sejarah Manajemen sebagai Ilmu

Organisasi usaha yang diarahkan oleh beberapa orang dan bertanggung jawab atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpin, dan pengendalian kegiatan telah ada sejak ribuan tahun lalu. Piramida Mesir serta Tembok Besar Cina merupakan bukti nyata bahwa proyek yang ukurannya luar biasa besar, telah menggunakan puluhan ribu manusia, telah dilaksanakan jauh sebelum zaman modern.

Praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, sebuah pusat penting perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan suatu bentuk awal bisnis dan terlihat dalam banyak kegiatan yang sekarang lazim bagi organisasi, misalnya jalur perakitan yang membakukan produksi, sistem penyimpan dan pergudangan untuk memantau isinya, fungsi personalia (pengelolaan sumber daya manusia), yang dibutuhkan untuk mngelola angkatan kerja, dan suatu sistem akunting yang mencatat pendapatan dan biaya.

Manajemen sebagai ilmu (scientific management), mulai dikenal sejak munculnya beberapa pelopor dalam manajemen, diantaranya yaitu :

1)      Tulisan Charles Babbage di Inggris tahun 1832 yang berjudul The Economy of Manufacture sebagai sebuah laporan hasil penelitian tentang Time Study pada pabrik peniti. Tulisan ini pada dasarnya menekankan arti pentingnya efesiensi waktu bagi para pekerja dan jumlah biaya yang pasti dikeluarkan dalam setiap proses produksi. Namun sangat disayangkan tulisan ini pada waktu itu belum mendapat sambutan yang hangat di masyarakat.

2)      Tulisan Frederick W. Taylor tahun 1911 yang berjudul Principles of Scientific Management sebagai sebuah laporan hasil penelitian mengenai Time and Motion Study pada pabrik baja. Taylor menyimpulkan bahwa pemborosan waktu, tenaga kerja dan bahan-bahan lebih disebabkan karena pengawasan kerja yang tidak (kurang) efektif. Kesimpulan itu didasarkan atas hasil pengamatanya terhadap ukuran (tipe) dan perhitungan beberapa tindakan dari para pekerja pada waktu mengolah berbagai bahan dan bekerjanya mesin. Dari hasil penelitianya itu Taylor telah menunjukan kepada masyarakat dan pemerintahnya, bahwa:Pada beberapa contoh yang sederhana terlihat, bahwa banyak sekali tindakan manusia di dalam masyarakat yang tidak (kurang) efisien, memberikan suatu keyakinan umum, bahwa untuk mengobati ketidak efisiensi tersebut melalui perbaikan di bidang manajemen, dan membuktikan manajemen yang paling baik, adalah scientific management berdasarkan hukum, aturan dan prinsip yang jelas.

Contoh dari masa lalu ini memperlihatkan bahwa organisasi dan manajemen telah ada dan dipraktekan selama ribuan tahun lalu. Namun baru pada beberapa ratus tahun yang lalu terutama pada Abad XX manajemen mengalami penyelidikan secara sistematis, menghimpun kumpulan pengetahuan yang sama dan menjadi sebuah disiplin ilmu yang diformat untuk dipelajari. Peristiwa sejarah yang penting telah pula memainkan suatu peran dalam memajukan kajian manajemen[4].

3.      Syarat Manajemen sebagai Ilmu

Manajemen termasuk sebagai ilmu karena memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu yaitu:

a.       Tersusun secara sistematis dan teratur

Tersusun secara sistematis dan teratur, manajemen memiliki serangkaian tahap kegiatan beberapa pakar mengklasifikasikan dengan berlainan pendapat, namun pada hakikatnya meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

b.      Objektif rasional sehinga dapat dipelajari

Mengenai objek manajemen, yaitu apa yang menjadi sasaran atau kajian penyelidikan manajemen. Jadi, objek manajemen adalah manusia dalam hal ini cara memanfaatkan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan di sini adalah tujuan yang hendak dicapainya sesuai dengan bidang kegiatannya, sepertinya: bidang keuangan, bidang pema-saran, bidang perkantoran, bidang akuntansi dan semacamnya.

c.       Menggunakan metode Ilmiah

Seperti halnya dengan bidang lain yang menggunakan metode deduksi dan induksi. Melakukan metode deduksi yaitu metode yang bersifat rasional bersumber dari rasio atau akal pikiran. Melakukan penyelidikan dengan bertitik tolak pada pengetahuan umum untuk sampai kepada pengetahuan khusus yang baru. Pengetahuan umum ini bisa berupa konsep atau teori mengenai sesuatu. Di dalam manajemen sesungguhnya perencanaan, motivasi adalah suatu teori umum, sedangkan pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan merupakan teori khusus. Dari teori umum (perencanaan dan motivasi) inilah manajemen bertitik tolak melaksanakan kegiatan secara sistematis, efektif dan efisien menurut teori-teori khusus sebagai pedoman. Cara menggunakan orang sesungguhnya bertumpu pada perencanaan dan teori-teori motivasi dan sebagainya. Sedangkan metode induktif yaitu bersifat empirik, bersumber dari pengalaman konkrit. Di dalam manajemen sesungguhnya pengalaman praktis dalam pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan lain-  lain sebenarnya merupakan in-put dalam membuat perencanaan yang bersifat umum[5].

d.      Mempunyai prinsip-prinsip tertentu

Pendapat Fayol yang mengemukakan 14 prinsip organisasi yang sekarang ini telah menjadi prinsip manajemen merupakan sumbangan yang cukup besar melahirkan manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan.

1)      Pembagian kerja (Division of Work)

2)      Wewenang dan Tanggung Jawab ( Authority and Responsibility )

3)      Disiplin ( Discipline )

4)      Kesatuan Perintah ( Unity of Command )

5)      Kesatuan Pengarahan ( Unity of Direction )

6)      Kepentingan Organisasi

7)      Penggajian Pegawai

8)      Pemusatan Wewenang ( Centralization )

9)      Hirarki

10)   Ketertiban ( Order )

11)  Keadilan dan Kejujuran ( Egnity )

12)  Stabilitas Kondisi Karyawan

13)  Prakarsa ( Inisiative )

14)  Semangat Kesatuan[6].

e.       Dapat dijadikan suatu teori

Di sini teori manajemen tidak diragukan lagi karena sudah dipelajari dan dikembangkan melalui lembaga pendidikan dan pelatihan dengan manajemen merupakan salah satu mata pelajaran yang dicantumkan dalam kurikulum bahkan terdapat jurusan yang disebut dengan jurusan “manajemen” Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan[7]

 

 

 

 

B.     Manajemen sebagai Seni

1.      Pengertian Manajemen sebagai Seni

Dalam kamus Webster’s New Collegiate Dictionary, perkataan art (seni) berasal dari bahasa latin yaitu “artus” yang berarti:

a. Daya cipta yang timbul dari dalam untuk mewujudkan sesuatu

b. Kemahiran yang diperoleh dari pengalaman.

Kalau manajemen dihubungkan dengan pengertian seni di atas maka manajemen dapat juga digolongkan sebagai seni, setiap masyarakat walaupun sangat sederhana, memerlukan manajer dan pengurusan. Dalam kontes ini manajemen sebagai seni berarti kemahiran dalam mengurus sesuatu yang dikombinasikan dengan daya cipta, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai[8].

Letak seni dalam hal ini adalah bagaimana cara memerintah orang lain supaya mau bekerja sama untuk meraih tujuan bersama. Sehingga manajemen dianggap sebagai seni oleh Mary Parker Follet karena pada kegiatan peraihan tujuan dilakukan melalui cara-cara mengatur orang lain dalam menjalankan tugasnya. Kemampuan untuk melihat integritas dan totalitas pada bagian yang terpisah pada visi yang sama merupakan seni dalam manajemen. Seni dalam manajemen mencakup kemampuan dalam menyatukan visi atau tujuan dan berbagai aspek seperti perencanaan, kepemimpinan, komunikasi, dan pengambilan keputusan berhubungan dengan unsur manusia tentang cara pendekatan manajemen seni[9].

2.      Sejarah Manajemen sebagai Seni

Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudulThe function of the executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry. Mary Parker Follet pun mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Hal ini berarti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasinya harus melalui kerjasama orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu[10].

C.        Perbandingan Manajemen sebagai Ilmu dan Seni

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen mencakupkeduanya,   baik  sebagai  ilmu  maupun  sebagai   seni.  Berarti  juga,   supaya seseorang dapat menjadi manajer atau pemimpin yang baik, di samping harus memiliki pengetahuan tentang ilmu manajemen, juga harus memiliki seni manajemen. Pengembangan seni manajemen yang dimiliki, dapat dilakukan melalui studi, observasi dan praktek.

 Menurut Terry terdapat perbandingan antara manajemen sebagai lmu dengan manajemen sebagai seni yaitu[11] :

Manajemen Sebagai Ilmu

Manajemen Sebagai Seni

advanced by knowledge (memperoleh kemajuan melalui pengetahuan)

advanced by practice (memperoleh kemajuan melalui praktek)

proces (membuktikan)

feels (merasakan)

 predicts (memprediksi)

guesses (mengira-ngira)

defines (merumuskan)

mescribes (menguraikan)

measures (mengukur)

opines (memberi pendapat)

 

Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau seni, tetapi kombinasi dari keduanya. Kombinasi ini tidak dalam proporsi yang tetap, tetapi dalam proporsi yang bermacam-macam.

 

 

 

 

D.    Manajemen sebagai Profesi

Manajemen mempunyai sifat profesi. Pertama, sudah dijelaskan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang sudah tidak diragukan lagi karena sudah dipelajari, dikembangkan melalui lembaga pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh pengetahuan khusus yang dibutuhkan dan kecakapan untuk mempergunakan kemampuan manajer yang kompeten.

Kedua, pengetahuan khusus dan kecakapan yang dibutuhkan, manajemen dipakai untuk “memerintah, membimbing dan menasehati lainnya” meskipun dapat dilakukan oleh kebanyakan manajer dan para ahli teori manajemen tidak dapat diterapkan secara utuh pada semua situasi, pedoman-pedoman tertentu memiliki tingkat reabilitas yang cukup tinggi. Misalnya pedoman sederhana mengenai tingkah laku yang berbunyi “pujilah didepan umum dan keritiklah secara pribadi”, umumnya sangat berhasil, walaupun kadang-kadang tidak demikian halnya.

 Ketiga, manajemen berarti memajukan tiap pekerjaan sedemikian sehingga ia berhasil mencapai kedudukan tertinggi untuk kecakapannya bukan karena favoritisme atau faktor lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya. Sayangnya ada juga sejumlah manajer yang memperoleh posisi kemanajeran mereka karena hubungan mereka dengan orang-orang penting tertentu atau karena faktor-faktor yang sama sekali tidak berkaitan dengan pekerjaan mereka. Di samping itu tidak ada standar obyektif yang disepakati bersama yang dapat digunakan untuk menilai kinerja manajer.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

       BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Manajemen   sebagai   ilmu   dikarenakan penggunaan   pemecahan   masalahnya   menggunakan   asumsi   dan   landasan berfikir secara ilmiah, sehingga dapat dikaji dan dipelajari. Organisasi usaha yang diarahkan oleh beberapa orang dan bertanggung jawab atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpin, dan pengendalian kegiatan telah ada sejak ribuan tahun lalu. Syarat manajemen sebagai ilmu yaitu, tersusun secara sistematis dan teratur, objektif rasional sehingga dapat dipelajari, menggunakan metode ilmiah, mempunyai prinsip-prinsip tertentu dapat dijadikan suatu teori.

Manajemen sebagai seni berarti kemahiran dalam mengurus sesuatu yang dikombinasikan dengan daya cipta, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry. Mary Parker Follet pun mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Manajemen mempunyai sifat profesi. Pertama, bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang sudah tidak diragukan lagi karena sudah dipelajari memperoleh kemampuan manajer yang kompeten, kedua, pengetahuan khusus dan kecakapan yang dibutuhkan, dan ketiga, manajemen berarti memajukan tiap pekerjaan.

 

B.     Saran

Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui dasar tentang manajemen sehingga dapat mengaplikasikannya sesuai kebutuhan pembaca.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

Elqorni,Ahmad. “Sejarah Manajemen Sebagai Seni dan Ilmu “. Diakses pada tanggal 28 maret 2019 http/:/Sejarah Ilmu Manajemen 2014

 

Masyawi, Asnal . “Prinsip-Prinsip Manajemen “. Diakses pada tanggal 28 Maret 2019. Dari https://www.synaoo.com/prinsip-manajemen/. 2019

 

Raharjo , Nency Ayu. “Perkembangan Teori Manajeme sebagai Ilmu dan Seni”. Diakses pada tanggal 28 Maret 2019. Dari https://dokumen.tips/ . 2014

 

 

Sarinah, Pengantar Manajemen.  Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017

 

Wahid, Abdul.  “Pengertian Manajemen sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi”, diakses pada tanggal 28 Maret 2019. Dari https://jurnalmanajemen.com

 

 



[1] Sarinah, Pengantar Manajemen, ( Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017 ), hlm. 4

[2] Nency Ayu Raharjo, “Perkembangan Teori Manajeme sebagai Ilmu dan Seni”. Diakses pada tanggal 28 Maret 2019. Dari https://dokumen.tips/

[3] Sarinah, Pengantar Manajemen, ( Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017 ), hlm. 6

 

[4] Elqorni, Akhmad. “Sejarah Manajemen Sebagai Seni dan Ilmu “. Diakses pada tanggal 28 maret 2019 http/:/Sejarah Ilmu.com

 

[5]  Sarinah, Pengantar Manajemen, ( Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017 ), hlm. 4-6

[6] Asnal Masyawi. “Prinsip-Prinsip Manajemen “. Diakses pada tanggal 28 Maret 2019. Dari https://www.synaoo.com/prinsip-manajemen/,

[7] Sarinah, Pengantar Manajemen, ( Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017 ), hlm. 6

[8] Sarinah, Pengantar Manajemen, ( Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017 ), hlm. 7

[9] Abdul Wahid, “Pengertian Manajemen sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi”, diakses pada tanggal 28 Maret 2019. Dari https://jurnalmanajemen.com

[10] Ahmad  Elqorni. “Sejarah Manajemen Sebagai Seni dan Ilmu “. Diakses pada tanggal 28 maret 2019 http/:/Sejarah Ilmu Manajemen « 'THE MANAGEMENT LECTURE RESUME'.htm

[11] Abdul Wahid, “Pengertian Manajemen sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi”, diakses pada tanggal 28 Maret 2019. Dari https://jurnalmanajemen.com


No comments:

Post a Comment

TOKOH TASAWUF DI INDONESIA

BAB II PEMBAHASAN A.     TOKOH TASAWUF DI INDONESIA Berikut merupakan beberapa tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia: 1.       Hamzah Fan...