BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seperti diketahui teori manajemen berkembang
terus hingga saat ini. Teori manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang
pendekatan ataupun tata cara penting dalam meneliti, menganalisis dan
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan tata cara mengelola, dan
mengatur sesuatu.
Oleh
karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi) teori
manajemen dari masa ke masa sebagai ilmu dan seni. Selain memberikan gambaran
bagaimana teori manajemen sebagai ilmu dan seni, diharapkan tulisan ini dapat
memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan teori manajemen.
Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan
manajemen sebagai ilmu dan seni, sehingga manajer dapat memadukan teori
manajemen sebagai ilmu dan seni untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian, bila seorang manajer menghadapi situasi
bagaimanapun kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang
baik. Untuk itulah kami membuat makalah yang berjudul Manajemen sebagai Ilmu,
Seni, dan Profesi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dari manajemen sebagai ilmu ?
2.
Bagaimanakah sejarah manajemen sebagai ilmu ?
3.
Apakah syarat manajemen sebagai ilmu ?
4.
Apakah pengertian dari manajemen sebagai seni ?
5.
Bagaimanakah perbandingan manajemen sebagai ilmu dan seni ?
6.
Bagaimanakah manajemen sebagai profesi ?
C. Manfaat
1.
Untuk mengetahui pengertian dari manajemen sebagai ilmu
2.
Untuk mengetahui sejarah manajemen sebagai ilmu
3.
Untuk mengetahui syarat manajemen sebagai ilmu
4.
Untuk mengetahui pengertian dari manajemen sebagai seni
5.
Untuk mengetahui perbandingan manajemen sebagai ilmu dan seni
6.
Untuk mengetahui manajemen sebagai profesi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Manajemen
sebagai Ilmu
1. Pengertian
Manajemen sebagai Ilmu
Ilmu adalah suatu
pengetahuan yang teratur dari hal-hal pekerjaan hukum sebab dan akibat,
sehingga menjadi tabiat ilmu, yaitu mencari keterangan tentang kedudukan suatu
hal atau masalah yang berhubungan dengan sebab dan akibatnya. Muhammad Hatta
mengemukakan suatu pendapat bahwa seorang memperoleh pengetahuan tentang
sesuatu masalah dengan jalan keterangan untuk menyusun pikiran guna mengetahui
sebab kejadian dan akibatnya di saat itulah terjadi ilmu pengetahuan[1].
Manajemen merupakan suatu ilmu
sehingga seseorang dapat menjadi manajer yang baik setelah memperoleh
pendidikan manajemen atau ilmu manajemen. Selain itu, manajemen sebagai ilmu dikarenakan penggunaan pemecahan masalahnya menggunakan asumsi dan landasan berfikir
secara ilmiah, sehingga dapat dikaji dan dipelajari[2]
jika dikaitkan dengan klasifikasi ilmu,
maka manajemen tergolong ke dalam ilmu-ilmu sosial, bagian dari ilmu
administrasi dan merupakan ilmu terapan (applied science) karena kemanfaatannya
hanya ada apabila diterapkan untuk meningkatkan peri kehidupan manusia[3].
2.
Sejarah Manajemen sebagai Ilmu
Organisasi
usaha yang diarahkan oleh beberapa orang dan bertanggung jawab atas
perencanaan, pengorganisasian, pemimpin, dan pengendalian kegiatan telah ada
sejak ribuan tahun lalu. Piramida Mesir serta Tembok Besar Cina merupakan bukti
nyata bahwa proyek yang ukurannya luar biasa besar, telah menggunakan puluhan
ribu manusia, telah dilaksanakan jauh sebelum zaman modern.
Praktik
manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia,
Italia, sebuah pusat penting perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia
mengembangkan suatu bentuk awal bisnis dan terlihat dalam banyak kegiatan yang
sekarang lazim bagi organisasi, misalnya jalur perakitan yang membakukan
produksi, sistem penyimpan dan pergudangan untuk memantau isinya, fungsi
personalia (pengelolaan sumber daya manusia), yang dibutuhkan untuk mngelola
angkatan kerja, dan suatu sistem akunting yang mencatat pendapatan dan biaya.
Manajemen sebagai ilmu (scientific management), mulai
dikenal sejak munculnya beberapa pelopor dalam manajemen, diantaranya yaitu :
1) Tulisan Charles Babbage di Inggris tahun 1832 yang
berjudul The Economy of Manufacture sebagai sebuah laporan hasil penelitian
tentang Time Study pada pabrik peniti. Tulisan ini pada dasarnya menekankan
arti pentingnya efesiensi waktu bagi para pekerja dan jumlah biaya yang pasti
dikeluarkan dalam setiap proses produksi. Namun sangat disayangkan tulisan ini
pada waktu itu belum mendapat sambutan yang hangat di masyarakat.
2) Tulisan Frederick W. Taylor tahun 1911 yang berjudul
Principles of Scientific Management sebagai sebuah laporan hasil penelitian
mengenai Time and Motion Study pada pabrik baja. Taylor menyimpulkan bahwa
pemborosan waktu, tenaga kerja dan bahan-bahan lebih disebabkan karena
pengawasan kerja yang tidak (kurang) efektif. Kesimpulan itu didasarkan atas
hasil pengamatanya terhadap ukuran (tipe) dan perhitungan beberapa tindakan dari
para pekerja pada waktu mengolah berbagai bahan dan bekerjanya mesin. Dari
hasil penelitianya itu Taylor telah menunjukan kepada masyarakat dan
pemerintahnya, bahwa:Pada beberapa contoh yang sederhana terlihat, bahwa banyak
sekali tindakan manusia di dalam masyarakat yang tidak (kurang)
efisien, memberikan suatu keyakinan umum, bahwa untuk mengobati ketidak
efisiensi tersebut melalui perbaikan di bidang manajemen,
dan membuktikan manajemen yang paling
baik, adalah scientific management
berdasarkan hukum, aturan dan prinsip yang jelas.
Contoh
dari masa lalu ini memperlihatkan bahwa organisasi dan manajemen telah ada dan
dipraktekan selama ribuan tahun lalu. Namun baru pada beberapa ratus tahun yang
lalu terutama pada Abad XX manajemen mengalami penyelidikan secara sistematis,
menghimpun kumpulan pengetahuan yang sama dan menjadi sebuah disiplin ilmu yang
diformat untuk dipelajari. Peristiwa sejarah yang penting telah pula memainkan
suatu peran dalam memajukan kajian manajemen[4].
3. Syarat
Manajemen sebagai Ilmu
Manajemen termasuk
sebagai ilmu karena memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu yaitu:
a.
Tersusun secara
sistematis dan teratur
Tersusun
secara sistematis dan teratur, manajemen memiliki serangkaian tahap kegiatan
beberapa pakar mengklasifikasikan dengan berlainan pendapat, namun pada
hakikatnya meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan.
b.
Objektif rasional
sehinga dapat dipelajari
Mengenai
objek manajemen, yaitu apa yang menjadi sasaran atau kajian penyelidikan
manajemen. Jadi, objek manajemen adalah manusia dalam hal ini cara memanfaatkan
orang-orang untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan di sini adalah tujuan yang
hendak dicapainya sesuai dengan bidang kegiatannya, sepertinya: bidang
keuangan, bidang pema-saran, bidang perkantoran, bidang akuntansi dan
semacamnya.
c.
Menggunakan metode
Ilmiah
Seperti
halnya dengan bidang lain yang menggunakan metode deduksi dan induksi.
Melakukan metode deduksi yaitu metode yang bersifat rasional bersumber dari
rasio atau akal pikiran. Melakukan penyelidikan dengan bertitik tolak pada
pengetahuan umum untuk sampai kepada pengetahuan khusus yang baru. Pengetahuan
umum ini bisa berupa konsep atau teori mengenai sesuatu. Di dalam manajemen
sesungguhnya perencanaan, motivasi adalah suatu teori umum, sedangkan
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan merupakan teori khusus. Dari
teori umum (perencanaan dan motivasi) inilah manajemen bertitik tolak
melaksanakan kegiatan secara sistematis, efektif dan efisien menurut
teori-teori khusus sebagai pedoman. Cara menggunakan orang sesungguhnya
bertumpu pada perencanaan dan teori-teori motivasi dan sebagainya. Sedangkan
metode induktif yaitu bersifat empirik, bersumber dari pengalaman konkrit. Di
dalam manajemen sesungguhnya pengalaman praktis dalam pengorganisasian, penggerakan,
pengawasan dan lain- lain sebenarnya
merupakan in-put dalam membuat perencanaan yang bersifat umum[5].
d.
Mempunyai
prinsip-prinsip tertentu
Pendapat Fayol yang mengemukakan 14 prinsip organisasi
yang sekarang ini telah menjadi prinsip manajemen merupakan sumbangan yang
cukup besar melahirkan manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan.
1)
Pembagian kerja (Division of Work)
2)
Wewenang dan
Tanggung Jawab ( Authority and
Responsibility )
3)
Disiplin ( Discipline )
4)
Kesatuan Perintah
( Unity of Command )
5)
Kesatuan
Pengarahan ( Unity of Direction )
6)
Kepentingan
Organisasi
7)
Penggajian Pegawai
8)
Pemusatan Wewenang
( Centralization )
9)
Hirarki
10) Ketertiban ( Order )
11) Keadilan dan Kejujuran ( Egnity )
12) Stabilitas Kondisi Karyawan
13) Prakarsa ( Inisiative
)
14) Semangat Kesatuan[6].
e.
Dapat dijadikan
suatu teori
Di sini teori manajemen tidak diragukan lagi karena
sudah dipelajari dan dikembangkan melalui lembaga pendidikan dan pelatihan
dengan manajemen merupakan salah satu mata pelajaran yang dicantumkan dalam
kurikulum bahkan terdapat jurusan yang disebut dengan jurusan “manajemen” Manajemen
sebagai suatu ilmu pengetahuan[7]
B. Manajemen
sebagai Seni
1.
Pengertian
Manajemen sebagai Seni
Dalam
kamus Webster’s New Collegiate Dictionary, perkataan art (seni) berasal dari
bahasa latin yaitu “artus” yang berarti:
a. Daya cipta yang
timbul dari dalam untuk mewujudkan sesuatu
b. Kemahiran yang
diperoleh dari pengalaman.
Kalau manajemen dihubungkan dengan pengertian seni di
atas maka manajemen dapat juga digolongkan sebagai seni, setiap masyarakat
walaupun sangat sederhana, memerlukan manajer dan pengurusan. Dalam kontes ini
manajemen sebagai seni berarti kemahiran dalam mengurus sesuatu yang dikombinasikan
dengan daya cipta, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai[8].
Letak seni dalam hal ini adalah
bagaimana cara memerintah orang lain supaya mau bekerja sama untuk meraih
tujuan bersama. Sehingga manajemen dianggap sebagai seni oleh Mary Parker
Follet karena pada kegiatan peraihan tujuan dilakukan melalui cara-cara
mengatur orang lain dalam menjalankan tugasnya. Kemampuan untuk melihat
integritas dan totalitas pada bagian yang terpisah pada visi yang sama
merupakan seni dalam manajemen. Seni dalam manajemen mencakup kemampuan dalam
menyatukan visi atau tujuan dan berbagai aspek seperti perencanaan,
kepemimpinan, komunikasi, dan pengambilan keputusan berhubungan dengan unsur
manusia tentang cara pendekatan manajemen seni[9].
2. Sejarah Manajemen sebagai Seni
Chaster
I Bernard dalam bukunya yang berjudulThe function of the executive, bahwa
manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz
Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry. Mary Parker Follet pun mendefenisikan
manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Hal
ini berarti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasinya harus
melalui kerjasama orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin
dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga
mempunyai pengertian lebih dari pada itu[10].
C.
Perbandingan
Manajemen sebagai Ilmu dan Seni
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
mencakupkeduanya, baik sebagai ilmu maupun sebagai seni. Berarti juga, supaya seseorang
dapat menjadi manajer atau pemimpin yang baik, di samping harus memiliki
pengetahuan tentang ilmu manajemen, juga harus memiliki seni manajemen. Pengembangan
seni manajemen yang dimiliki, dapat dilakukan melalui studi, observasi dan
praktek.
Menurut Terry terdapat perbandingan antara
manajemen sebagai lmu dengan manajemen sebagai seni yaitu[11] :
Manajemen
Sebagai Ilmu |
Manajemen
Sebagai Seni |
advanced
by knowledge (memperoleh kemajuan melalui pengetahuan) |
advanced
by practice (memperoleh kemajuan melalui praktek) |
proces (membuktikan) |
feels (merasakan) |
predicts (memprediksi) |
guesses (mengira-ngira) |
defines (merumuskan) |
mescribes (menguraikan) |
measures (mengukur) |
opines (memberi
pendapat) |
Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau seni,
tetapi kombinasi dari keduanya. Kombinasi ini tidak dalam proporsi yang tetap,
tetapi dalam proporsi yang bermacam-macam.
D. Manajemen
sebagai Profesi
Manajemen mempunyai sifat
profesi. Pertama, sudah dijelaskan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang sudah
tidak diragukan lagi karena sudah dipelajari, dikembangkan melalui lembaga
pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh pengetahuan khusus yang dibutuhkan
dan kecakapan untuk mempergunakan kemampuan manajer yang kompeten.
Kedua,
pengetahuan khusus dan kecakapan yang dibutuhkan, manajemen dipakai untuk
“memerintah, membimbing dan menasehati lainnya” meskipun dapat dilakukan oleh
kebanyakan manajer dan para ahli teori manajemen tidak dapat diterapkan secara
utuh pada semua situasi, pedoman-pedoman tertentu memiliki tingkat reabilitas
yang cukup tinggi. Misalnya pedoman sederhana mengenai tingkah laku yang
berbunyi “pujilah didepan umum dan keritiklah secara pribadi”, umumnya sangat berhasil,
walaupun kadang-kadang tidak demikian halnya.
Ketiga, manajemen berarti memajukan tiap
pekerjaan sedemikian sehingga ia berhasil mencapai kedudukan tertinggi untuk
kecakapannya bukan karena favoritisme atau faktor lain yang sama sekali tidak
berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya. Sayangnya ada juga sejumlah manajer
yang memperoleh posisi kemanajeran mereka karena hubungan mereka dengan
orang-orang penting tertentu atau karena faktor-faktor yang sama sekali tidak
berkaitan dengan pekerjaan mereka. Di samping itu tidak ada standar obyektif
yang disepakati bersama yang dapat digunakan untuk menilai kinerja manajer.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen sebagai ilmu dikarenakan penggunaan pemecahan masalahnya menggunakan asumsi dan landasan berfikir
secara ilmiah, sehingga dapat dikaji dan dipelajari. Organisasi
usaha yang diarahkan oleh beberapa orang dan bertanggung jawab atas
perencanaan, pengorganisasian, pemimpin, dan pengendalian kegiatan telah ada sejak
ribuan tahun lalu. Syarat manajemen sebagai ilmu yaitu, tersusun secara
sistematis dan teratur, objektif rasional sehingga dapat dipelajari,
menggunakan metode ilmiah, mempunyai prinsip-prinsip tertentu dapat dijadikan
suatu teori.
Manajemen
sebagai seni berarti kemahiran dalam mengurus sesuatu yang dikombinasikan
dengan daya cipta, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Henry
Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry. Mary
Parker Follet pun mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain.
Manajemen
mempunyai sifat profesi. Pertama, bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang sudah
tidak diragukan lagi karena sudah dipelajari memperoleh kemampuan manajer yang kompeten,
kedua, pengetahuan khusus dan kecakapan yang dibutuhkan, dan ketiga, manajemen
berarti memajukan tiap pekerjaan.
B. Saran
Dengan
membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui dasar tentang manajemen
sehingga dapat mengaplikasikannya sesuai kebutuhan pembaca.
Daftar
Pustaka
Elqorni,Ahmad.
“Sejarah Manajemen Sebagai Seni dan Ilmu “. Diakses pada tanggal 28 maret 2019
http/:/Sejarah Ilmu Manajemen 2014
Masyawi, Asnal .
“Prinsip-Prinsip Manajemen “. Diakses pada tanggal 28 Maret 2019. Dari https://www.synaoo.com/prinsip-manajemen/.
2019
Raharjo , Nency Ayu. “Perkembangan Teori Manajeme sebagai
Ilmu dan Seni”. Diakses pada tanggal 28 Maret 2019. Dari https://dokumen.tips/ . 2014
Sarinah,
Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017
Wahid,
Abdul. “Pengertian Manajemen sebagai
Ilmu, Seni, dan Profesi”, diakses pada tanggal 28 Maret 2019. Dari https://jurnalmanajemen.com
[1]
Sarinah, Pengantar Manajemen, (
Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017 ), hlm. 4
[2] Nency Ayu Raharjo, “Perkembangan Teori Manajeme
sebagai Ilmu dan Seni”. Diakses pada tanggal 28 Maret 2019. Dari https://dokumen.tips/
[3]
Sarinah, Pengantar Manajemen, (
Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017 ), hlm. 6
[4] Elqorni,
Akhmad. “Sejarah Manajemen Sebagai Seni dan Ilmu “. Diakses pada tanggal 28
maret 2019 http/:/Sejarah Ilmu.com
[5] Sarinah, Pengantar
Manajemen, ( Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017 ), hlm. 4-6
[6] Asnal
Masyawi. “Prinsip-Prinsip Manajemen “. Diakses pada tanggal 28 Maret 2019. Dari
https://www.synaoo.com/prinsip-manajemen/,
[7]
Sarinah, Pengantar Manajemen, (
Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017 ), hlm. 6
[8] Sarinah,
Pengantar Manajemen, ( Yogyakarta:
Penerbit Deepublish, 2017 ), hlm. 7
[9]
Abdul Wahid, “Pengertian Manajemen sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi”, diakses
pada tanggal 28 Maret 2019. Dari https://jurnalmanajemen.com
[10]
Ahmad Elqorni. “Sejarah Manajemen
Sebagai Seni dan Ilmu “. Diakses pada tanggal 28 maret 2019 http/:/Sejarah Ilmu
Manajemen « 'THE MANAGEMENT LECTURE RESUME'.htm
[11] Abdul
Wahid, “Pengertian Manajemen sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi”, diakses pada
tanggal 28 Maret 2019. Dari https://jurnalmanajemen.com
No comments:
Post a Comment