Wednesday, 10 June 2020

TEOLOGI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

TEOLOGI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM



BAB 1

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

 

Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya “tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau ketentuan Allah”. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun di bumi, selalu berada dalam keadaan islam, artinya tunduk patuh kepada  aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan manusia untuk meneliti alam semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu manusia takkan mampu menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu pengetahuan.

Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi. Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu.

 Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang penting. Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu baik untuk kita. Terkadang ada pula yang menggunakan bahan – bahan berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil penelitian tsb.

 Sesungguhnya Allah melarang kita membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf : 56). “Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang –orang yang berbuat baik.”Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah dimuka bumi. Dimana kita ditugaskan untuk menjaga bumi dan seluruh isinya agar tetap asri.

Ada alasan mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah dibumi ini?!!, yaitu karena manusia memiliki akal untuk berfikir dan mengenali lingkungannya. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Bahkan malaikat pun pernah protes lantaran Adam memiliki jabatan sebagai khalifah. Seperti yang dikatakan Allah dalam firman-Nya Q.S. Al-Baqarah : 34

“Dan ingatlah tatkala kami berkata kepada malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam! Maka sujudlah mereka, kecuali iblis enggan dia dan menyombongkan diri, karena dia adalah dari golongan makhluk yang kafir.” Dengan surat tersebut menjelaskan bahwa kemampuan berfikir itulah yang membuat manusia dijadikan sebagai khalifah dimuka bumi ini jika dibandingkan dengan malaikat yang kita ketahui sebagai makhluk yang maksum dari dosa.

Agama adalah petunjuk hidup, melingkupi seluruh aspek dalam diri manusia, termasuk ilmu pengetahuan.Begitu banyak penemuan-penemuan ilmiah terbaru di abad modern ini ternyata sudah ditegaskan oleh Al-Qur’an sejak belasan abad lampau. Dengan adanya bukti ilmiah yang sesuai dengan kitab suci, maka dapat diketahui bahwa sesungguhnya agama selaras dengan ilmu pengetahuan. Tidak ada pertentangan antara agama dengan ilmu pengetahuan.

Agama tidak mengekang ilmu pengetahuan. Agama hanyalah mengatur agar ilmu pengetahuan tidak melewati batas-batas norma dan etika yang adanya. Di dalam agama, untuk hal-hal yang sifatnya bukan ibadah umum terdapat kaidah ”segala hal itu diperbolehkan kecuali yang dilarang.” Dengan demikian ilmu pengetahuan dapat terus berkembang dan bermanfaat bagi umat manusia.

B.      Rumusan Masalah

1.      Apa hubungan teologi islam dalam ilmu Pengetahuan Alam?

2.      Bagaimana penciptaan asal muasal manusia?

3.      Bagaimana penciptaan  asal muasal bumi?

C.      Tujuan

1.      Untuk mengetahui hubungan teologi islam dalam ilmu Pengetahuan Alam

2.      Untuk mengetahui penciptaan asal muasal manusia

3.      Untuk mengetahui penciptaan  asal muasal bumi

BAB II 

TEOLOGI ISLAM DALAM ILMU PENGETAHUAN ALAM

 

A.   Hubungan Teologi Islam Dalam Ilmu Pengetahuan Alam

 

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang ada di sekitar kehidupan manusia. IPA mempelajari benda-benda hidup maupun benda-benda mati. Oleh karena itu bagi orang yang ingin mempelajari lingkungan sekitar tersebut ia mesti melakukan penyelidikan ilmiah. Salah satu contoh sederhananya adalah jika ingin mengetahui pertumbuhan suatu tanaman, maka yang ia lakukan salah satunya adalah melakukan pengukuran tanaman tersebut dalam jangka waktu tertentu. Ilmu pengetahuan alam sering disebut sains sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka bagi orang yang sedang mempelajari benda-benda di alam ini maka ia sedang mempelajari ilmu pengetahuan alam, namun untuk dapat dikategorikan ilmiah maka penyelidikan tersebut harus dilakukan secara sistematis.

            Ketika seseorang sedang mempelajari benda yang ada di alam atau di lingkungan sekitar yang dilakukan secara cermat, dan penuh kehati-hatian dan sesuai metode ilmiah, maka orang tersebut sedang melakukan tugas sebagai ilmuwan (scientist). Dengan cara penyelidikan ilmiah tersebut ilmuwan dapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu dapat terjadi serta juga dapat memperkirakan sesuatu yang terjadi saat ini maupun yang akan datang. Hasil-hasil penelitian ilmuwan tersebut dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan hidup manusia, seperti dengan adanya teknologi, komputer, transportasi, dan dalam bidang pangan seperti bibit-bibit unggul yang pada awalnya telah melalui proses eksperimentasi di laboratorium.

            Penyelidikan ilmiah dalam ilmu pengetahuan alam melibatkan sejumlah proses, di antaranya: mengamati, menanyakan, mengeksplorasi, eksperimen, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Proses-proses ini dalam ilmu pengetahuan alam dikenal dengan istilah proses ilmiah. Berikut adalah penjelasan proses-proses ilmiah tersebut.

            Mengamati, proses mengamati menjadi proses awal dalam melakukan penyelidikan. Pada saat melakukan pengamatan seseorang peneliti dapat menggunakan pancaindra. Namun demikian, kemampuan pancaindera sangat terbatas dan tidak dapat mengamati benda-benda yang sangat kecil. Untuk keperluan tersebut, proses mengamati dapat dilakukan dengan mengggunakan alat abntu, misalnya mikroskop. Contoh pengamatan dalam biologi misalnya adalah mengamati jenis-jenis ikan disebuah sungai. Hasil pengamatan tersebut ditulis dan dilaporkan dalam sebuah makalah atau jurnal akademik.[1]

            Menanyakan, setelah melakukan pengamatan, seorang peneliti ilmu pengetahuan alam harus merumuskan pertanyaan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Misalnya setelah mengamati macam-macam ikan maka akan muncul pertanyaan apakah terdapat jenis-jenis dari satu nama ikan? Serta pertanyaan lain yang ingin dicari jawabannya untuk menjelaskan sebuah gejala alam di sekitar.

            Eksplorasi/eksperimen, proses eksplorasi atau eksperimen merupakan proses lanjutan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan di antaranya: menentukan tujuan eksplorasi; menyusun langkah kerja; mengolah data; melakukan diskusi.

            Mengasosiasi, setelah diperoleh kesimpulan hasil eksplorasi langkah selanjutnya adalah memberi bandingan hasilnya dengan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli. Proses pembandingan ini dilakukan bertujuan untuk menyatukan atau memberikan hasil atau kesimpulan akhir. Dalam proses asosiasi ini dinamakan dengan proses asosiasi atau pengolahan data. Dalam proses ini peneliti dapat menemukan pola-pola atau keteraturan antara aspek yang diamati. Mengomunikasikan, hasil dari mengasosisasi selanjutnya dikomunikasikan ke publik. Bentuk komunikasi ini dapat berupa laporan hasil riset. Setelah membaca hasil laporan tersebut maka publik dapat meresponnya.

            Banyak kajian IPA yang menjadi objek penelitian. Objek tersebut dapat berupa makhluk hidup atau benda yang sangat kecil, misalnya virus, bakteri, atom, bahkan partikel yang menyusun atom. Objek yang diamati dalam ipa dapat juga berupa benda yang berukuran besar, misalnya lautan, bumi, planet-planet, bulan, matahari, hingga jagat raya.

            Jika diklasifikasikan ilmu pengetahuan alam dapat digambarkan secara sekilas sebagai berikut:

1.       Fisika, mempelajari tentang aspek mendasar alam, misalnya materi, energi, gaya, gerak, panas, cahaya, dan berbagai gaya alam fisik lainnya.

2.       Kimia, meliputi penyelidikan tentang penyusun dan perubahan zat.

3.       Biologi, mempelajari tentang sistem kehidupan mulai dari ukuran renik sampai dengan lingkungan yang sangat luas.

4.       Ilmu bumi dan antariksa, mempelajari asal-mula bumi, perkembangan dan keadaan saat ini, bintang-bintang, planet-planet, dan berbagai benda langit lainnya.

Membicarkan ilmu pengetahuan rasa ingin tahu, sedikit perlu dikemukakan mengenai asal usul tata surya yang terbagi dalam tiga periode, yaitu: sejarah awal terbentuknya tata surya, teori terbentuknya tata surya setelah newton, dan pembentukan tata surya awal abad 20.

Pertama, sejarah awal terbentuknya tata surya, sebuah teori yang lahir dari rasa ingin tahu. Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa cina dan asia tengah, khususnya dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para pengamat yunani ditemukan bahwa selain objek yang terlihat tetap di langit, tampak juga objek-objek yang mengembara dinamakan dengan planet. Orang yunani saat itu menyadari bahwa matahari, bumi, dan planet merupakan bagian dari system yang berbeda. Awalnya mereka memperkirakan bumi dan matahari berbentuk pipih, namun pythagoras (572-492 SM) menyatakan semua benda langit berbentuk polar. Teori-teori tata surya diawal ini merupakan awal dari perhitungan ilmiah; munculnya teori ptolemy dan teori Geosentrik; teori heliosentrik; dan lahirnya hukum gravitasi.

Kedua, teori tata surya setelah newton, kemunculan newton dengan teori gravitasi menjadi dasar yang kuat dalam menciptakan teori tata surya, sehingga kemudian muncul teori-teori seperti: teori komet buffon, teori yang mengatakan bahwa tabrakan komet dengan permukaan matahari menyebabkan matahari terlontar dan membentuk planet pada jarak yang berbeda.

Ketiga, teori pembentukan tata surya di abad 20. Dan thomas chamberlin dan forest moulton mengembangkan teori alternatif untuk pembentukan panet. Chamberlin menemukan bahwa spiral nebula merupakan hasil interaksi pemisahan ari bintang yang berada dalam proses erupsi dengan bintang lainnya.

Teori bintang kembar, teori ini dikembangkan pada tahun 1930 yang pada dasarnya mirp dengan teori planetisimal. Menurut teori ini bahwa awalnya terdapat dua bintang kembar, kemudian satu bintang meledak menjadi serpihan kecil-kecil. Akibat pengaruh medan gravitasi bintang yang tidak meledak, serpihan-serpihan itu berputar mengelilinginya. Serpihan-serpihan ini kemudia dikenal dengan sebagai planet-planet, satelit-satelit pengiring planet, dan benda-benda langit kecil lainnya., sedangkan bintang yang tetap utuh adalah matahari.

Dalam konteks hubungan teologi dan sains, semestinya manusia setelah mengetahui dengan mempelajari secara mendalam dan detail alam ini, manusia harus menyadari mengenai kekuasaan allah yang menciptakan alam. Dengan kesadaran peran allah dalam penciptaan alam tersebut justru manusia akan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap allah, dan dapat lebih bersyukur atas nikmat ilmu pengetahuan sehingga dapat mengetahui misteri alam semesta dan isinya.

      Melalui ilmu pengetahuan alam, manusia semakin dapat meyakini bahwa alam adalah tanda-tanda tuhan, keberadaan alam dapat menjadi petunjuk bagi manusia untuk mengenal tuhan, sebagaimana yang tergambarkan dalam al-quran., “dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari”. “ dan alam tidak dicipta begitu saja melainkan dengan hak (memiliki tujuan tertentu). “allah juga berfirman, “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi mereka yang berakal”. Dalam firman ini terkandung makna bahwa penciptaan alam merupakan kebesaran, kebijaksaaan, dan kekuasaan allah.

 

Artinya: sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran allah) bagi kaum yang memikirkan.

            Keberadaan alam semesta merupakan cermin sifat-sifat tuhan. Misalnya penciptaan langit dan bumi merupakan cermin kebesaran tuhan, pada penciptaan bumi yang berisi kekayaan yang dapat dimanfaatkan manusia merupakan cermin kebijaksanaan allah.

Keberadaan alam semesta yang menjadi kajian para saintis juga merupakan cerminan yang nyata bahwa allah merupakan pengasih dan penyayang. Manusia dapat menikmati tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang subur, manusia dapat memenuhi kebutuhan proteinnya dengan adanya makhluk-makhluk hidup yang bisa dikonsumsi oleh manusia. Termasuk didalamnya terdapat udara, air, tanah, api, dan sinar matahari yang dalam sains merupakan kajian yang menarik bagi umat manusia agar dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia. Dengan adanya alam semesta yang diciptakan allah tersebut dapat merangsang manusia untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.[2]

Penghargaan Al-Qur’an Terhadap Ilmu

Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap ilmu (sains). Al-Qur’an dan Al-Sunnah mengajak kaum muslimin untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang-orang yang berpengatahuan pada derajat yang tinggi. Di dalam Al-Qur’an kata ilmu dan kata-kata jadiannya digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat Al-Qur’an yang diwahyukan pertama kepada Nabi Muhammad saw., menyebutkan pentingnya membaca bagi manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. al-Alaq ayat 1-5.[3]

 

 

 

 

 

 

 

B.    PENCIPTAAN MANUSIA

 

1.           Asal Muasal Kehidupan

Tentang pertanyaan kapankah kehidupan mulai ada, Al-Qur’an memberi jawaban yang tegas, yakni bahwa kehidupan bermula saat alam semesta tercipta. Beberapa ayat dibawah ini menjelaskan hal tersebut.

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖوَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖأَفَلَا يُؤْمِنُونَ

 “dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. Maka mengapa mereka tidak beriman? (al-anbiya’/21:30)

Faktanya, setiap kehidupan berasal dari kondisi akuatik, dan air adalah komponen utama dari setiap sel makhluk hidup. Tanpa air, kehidupan tidak dimungkinkan. Karenanya, setaip diskusi tentang kemungkinan adanya kehidupan di planet lain selalu dimulai dengan pertanyaan apakah ada cukup air yang mendukung kehidupan di planet itu. [4]

Teori abiogenesis adalah suatu teori yang biasa dipakai dalam mengungkap permulaan kehidupan di bumu. Teori ini menyatakan bahwa kehidupan berawal dari agregat-agregat materi nonhidup.

Pada awal terbentuknya, kondisi atmosfer bumi belum sempurna sehingga menimbulkan kondisi yang memungkinkan terbentuknya polimer organik yang terbentuk dari pertemuan monomer organik yang berasal dari daratan dan luar angkasa.

Teori lain mengenai asal kehidupan mengindikasikan bahwa kehidupan di bumi berasal dari antariksa (space). Menurut teori ini, bahan dasar kehidupan datang bersama meteor yang jatuh saat bumi sedang dalam masa pembentukan. Bahan dasar kehidupan itu salah satunya adalah molekul (materi) yang disebut porfirin. Porifin tersebut sampai ke bumi bersama meteorid-meteorid yang menabrak bumi. Diperkirakan, porfirin ini kemudian masuk kedalam organisme uniseluler yang paling tua/sederhana dan mengalami reaksi biokimia untuk berkembang menjadi klorofil. Sseperti halnya teori ventilasi gunung berapi bawah laut, teori ini juga mengindikasikan bahwa mikroba adalah makhluk hidup pertama yang muncul di bumi. Teori-teori tentang awal mula mkhluk hidup ini muncul dan berkembang sejalan dengan temuan-temuan alat bantu, seperti mikrosko dalam mejelaskannya.

 

 

2.      Asal Muasal Manusia

Pada abad ke-19 dunia ilmu pengetahuan digoncang oleh temuan baru yang kontroversial, yaitu teori evolusi. Teori ini mengemukakan bahwa jenis manusia ada dimuka bumi melalui suatu proses panjang evolusi. Berikut ini adalah urutan kejadian manusia menurut teori evolusi. Pada permulaan kehidupan, bentuk kehidupan yang ada berupa mikroorganisme ( makhluk renik) uniseluler dengan inti sel yang belum sempurna (prokaryotic unicelluler microorganisms). Dengan berjalannya waktu dan adanya seleksi alam, sedikit demi sedikit mikroorganisme uniseluler berevolusi menjadi mikroorganisme multiseluler, kemudian berlanjut menjadi mikroorganisme multiseluler dengan inti sel yang sempurna (eukaryotic multicelluler microorganisms).

Evolusi selanjutnya akan memunculkan tumbuhan tingkat rendah, seperti ganggang (alge) Atau jamur yang pada tahap selanjutnya berevolusi menjadi tumbuhan tingkat tinggi. Dari evolusi mikroorganisme menjadi tumbuhan, ada percabangan karena mutasi yang sukses menjadi bentuk hewan tingkat rendah, yang kemudian menjadi hewan tigkat tinggi. Kemudian munculnya binatang-binatang tingkat tinggi yang berukuran lebih besar. Dengan tidak sengaja, dari salah satu binatang, muncullah manusia. Hal ini dibuktikan dengan adanya sederet bukti berupa tengkorak hewan yang secara runut mengarah ke tengkorak manusia saat ini.

a.       Penciptaan makhluk dari air

وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ بَطْنِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ أَرْبَعٍ ۚ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِير

            Artinya: “Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(an-nur/24:45)

            Bahwa kehidupan dimulai dari dan didalam air merupakan temuan dalam bidang biologi. Kenyataan yang memperlihatkan bahwa protoplasma, dasar dari terjadinya kehidupan, adalah cair atau setengah cair, dalam keadaan bergerak dan tidak stabil, adalah bukti lain yang datang dari pengamatan perkembangan dibidang embriologi. Hasil pengamatan menunujukkan bahwa tingkat tertentu masa perkembangan janin, makhluk yang hidup di daratan pun memiliki organ serupa insang. Hal ini mengindikasikan bahwa kawasan yang berada dibawah air merupakan habitat orisinal mereka.

 

b.      Penciptaan makhluk dari tanah liat

Dalam penciptaan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia, beberapa ayat al-quran menyatakan pentingnya peranan tanah liat. Hal ini dikemukakan dalam beberapa ayat berikut:

 

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَىٰ أَجَلًا ۖ وَأَجَلٌ مُسَمًّى عِنْدَهُ ۖ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ

Artinya: “dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dia menetapkan ajal (kematianmu) dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui olehnya. Namun demikian kamu masih meragukannya. (al-an’am/ 6:2)

Telaah awal dari kejadian manusia adalah sebagai berikut: “saripati (berasal) dari tanah”. (Al-mu’minun/ 23:12), mengindikasikan bahwa tanah tersebut mengandung unsur-unsur yang diperlukan bagi proses kehidupan. Tanah mengandung banyak atom atau unsur metal (logam) maupun metalloid (seperti logam). Yang sangat diperlukan sebagai katalis dalam proses reaksi kimia maupun biokimia untuk membentuk molekul-molekul orgnaik yang lebih kompleks.

c.       Evolusi kesadaran insani manusia

Para arkeolog dan antropologi menemukan bahwa peradaban manusia terjadi melalui jalur yang terbagi melalui jalur yang terbagi dengan jelas. Pada zaman Batu (Stone Age), manusia pertama kali melangkah masuk ke rannah budaya dan kemasyarakatan. Sejak itu manusia melakukan evolusi dalam mempertahankan hidup sebagai “binatang yang lain, manusia menggunakan batu sebagai alat mempertahankan diri dan keperluan lainnya. tentang tahap-tahap perkembangan manusia AL-Quran menjelaskan:

مَا لَكُمْ لا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا (١٣) وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا (١٤) أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللَّهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا (١٥) وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا (١٦) وَاللَّهُ أَنْبَتَكُمْ مِنَ الأرْضِ نَبَاتًا (١٧) ثُمَّ يُعِيدُكُمْ فِيهَا وَيُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا (١٨)وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ بِسَاطًا (١٩) لِتَسْلُكُوا مِنْهَا سُبُلا فِجَاجًا

Artinya: Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah? Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian)Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis?  Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (yang cemerlang)?  Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh (berangsur-angsur), Kemudian Dia akan mengambalikan kamu ke dalamnya (tanah)[5] dan mengeluarkan kamu (pada hari kiamat) dengan pasti Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan agar kamu dapat pergi kian-kemari di jalan-jalan yang luas. (Nuh/13:20)

C.          Penciptaan Bumi

 

1.      Kesempurnaan Kerajaan Allah

Bumi dan langit dengan segala isinya adalah kerajaan atau kekuasaan Allah yang sangat baik, tertib, teratur dan sempurna. Tiada cacat sedikit pun di dalamnya. Mahluk dengan beragam jenisdan jumlahnya, semua tunduk kepada Nya. Semua memperoleh makanannya. Serta dapat hidup dengan tertib,harmonis berkesinmabungan secara terukur dan tepat.

تَبارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1) الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَياةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (2) الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَماواتٍ طِباقاً مَا تَرى فِي خَلْقِ الرَّحْمنِ مِنْ تَفاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرى مِنْ فُطُورٍ (3) ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خاسِئاً وَهُوَ حَسِيرٌ (4) وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّماءَ الدُّنْيا بِمَصابِيحَ وَجَعَلْناها رُجُوماً لِلشَّياطِينِ وَأَعْتَدْنا لَهُمْ عَذابَ السَّعِيرِ (5)

 Artinya: Mahasuci Allah Yang menguasai segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. (al-Mulk/1:5).

Tujuh langit berlapis-lapis atau bertingkat jangan dipahami adanya lapisan-lapisan langit. Tuuh langit bermakna jumlah yang sangat banyak, tak terhingga,benda-benda langit di jagat raya. Ketentuan Allah terbagai dua  : pertama di sebut sunnatullah, yaitu hukum dn ketentuan Allah yang berlaku pada seluruh alam dan mahluk-Nya, sering disebut juga dengan hukum alam. Semua mahluk baik manusia, binatang, tumbuhan dan benda aorganik, tunduk dan patuh pada hukum alam yang telah ditetapkan-Nya. Kedua , agama, yaitu hukum dan ketentuan Allah bagi manusia yang mengharapkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Jika pada hukum alam atau sunnatullah semua mahluk tidak ada pilihan kecuali harus tunduk dan patuh maka pada agama yang hanya diperuntukkan bagi manusia,manusia dapat memilih untuk taat atau tidak.

2.      Yang Berakal Yang Memahami Kesempurnaan Ciptaan Allah

إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٠ ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali’imran/190-191).

Ayat 191 Surah Ali’imran menjelaskan ciri-ciri orang yang berkal. Yaitu mereka yang selalu ingat Allah, serta berusaha mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya, baik ketika berdiri,berjalan,dan melaksanakan segala aktivitasnya, maupun ketika duduk, bahkan ketika istirahat, tidur-tiduran dan sedang tidak melaksanakan kegiatan apa-apa. Juga selalu memikirkan rahasia penciptaan alam, yaitu langit,bumi, dan segala isinya, sehingga mengetahui sifat-sifat dan manaat langit yang luas, kandungan dan kekayaan bumi, baik, daratan maupun lautan, serta bagaimana memanfaatkannya dan tidak membuat keruskan di alam ini.

3.      Harmoni Ciptaan Allah

 

Semua ciptan Allah, dalam ragam jenis dan jumlahnya, senantiasa berinteraksi dengan baik dan harmonis , terukur dan berkesinambungan. Allah berfirman:

وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ ۖ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ

Terjemah Arti: Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.(al-Mu’Minun/23:18). [5]

            Ayat diatas menjelaskan bahwa di antara nikmat yang ada pada khazanah Allah adalah air,angin,pembuahan,dan alain-lain. Allah menghembuskan angina dipermukaan bumi dan menciptakan pembuahan bagi tumbuh-tumbuhan dengan menyirami serbuk sari yang dibawa angina yang sampai pada butik bunga lainnya sehingga terjadilah pembuahan pada bunga itu. Angin juga membawa awan dari suatu tempat ke tempat lains sehingga terjadi hujan pada berbagai permukaan bumi untuk memenuhi kebutuhan manusia,hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Serta agar air itu dapat dimanfaatkan dalam waktu lamanya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

 

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang ada di sekitar kehidupan manusia. IPA mempelajari benda-benda hidup maupun benda-benda mati. Oleh karena itu bagi orang yang ingin mempelajari lingkungan sekitar tersebut ia mesti melakukan penyelidikan ilmiah. Salah satu contoh sederhananya adalah jika ingin mengetahui pertumbuhan suatu tanaman, maka yang ia lakukan salah satunya adalah melakukan pengukuran tanaman tersebut dalam jangka waktu tertentu. Ilmu pengetahuan alam sering disebut sains sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka bagi orang yang sedang mempelajari benda-benda di alam ini maka ia sedang mempelajari ilmu pengetahuan alam, namun untuk dapat dikategorikan ilmiah maka penyelidikan tersebut harus dilakukan secara sistematis.

Dalam konteks hubungan teologi dan sains, semestinya manusia setelah mengetahui dengan mempelajari secara mendalam dan detail alam ini, manusia harus menyadari mengenai kekuasaan allah yang menciptakan alam. Dengan kesadaran peran allah dalam penciptaan alam tersebut justru manusia akan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap allah, dan dapat lebih bersyukur atas nikmat ilmu pengetahuan sehingga dapat mengetahui misteri alam semesta dan isinya.

      Melalui ilmu pengetahuan alam, manusia semakin dapat meyakini bahwa alam adalah tanda-tanda tuhan, keberadaan alam dapat menjadi petunjuk bagi manusia untuk mengenal tuhan, sebagaimana yang tergambarkan dalam al-quran., “dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari”. “ dan alam tidak dicipta begitu saja melainkan dengan hak (memiliki tujuan tertentu). “allah juga berfirman, “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi mereka yang berakal”. Dalam firman ini terkandung makna bahwa penciptaan alam merupakan kebesaran, kebijaksaaan, dan kekuasaan allah.

 

B.      Saran

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan lebih ditingkatkan lagi dalam memberikan informasi yang relevan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

 

Baso hasyim, jurnal islam dan ilmu perngetahuan, STAIN PALOPO, 2018.

 

Latjnah penafsihran mushaf al quran, penciptaan manusia persprektif alquran dan sains, Jakarta :kementrian agama, 2012.

Latjnah penafsiran mushaf alquran, penciptaan bumi, Jakarta : kemetrian agama, 2012.

 

Purba Hadis, teologi islam, Medan : perdana publishing, 2019.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1] Hadis purba,teologi islam, Medan : perdana publishing, 2019. Hlm.214

[2] ibid

[3] Baso hasyim, jurnal islam dan ilmu perngetahuan, STAIN PALOPO.

[4] Latjnah penafsihran mushaf al quran, penciptaan manusia persprektif alquran dan sains, Jakarta :kementrian agama, hlm 40

[5] Latjnah penafsiran mushaf alquran, penciptaan bumi, Jakarta : kemetrian agama, hlm 56


No comments:

Post a Comment

TOKOH TASAWUF DI INDONESIA

BAB II PEMBAHASAN A.     TOKOH TASAWUF DI INDONESIA Berikut merupakan beberapa tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia: 1.       Hamzah Fan...