TEOLOGI
ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DAFTAR
ISI
BAB II TEOLOGI ISLAM DALAM ILMU PENGETAHUAN ALAM
A. Hubungan
Teologi Islam Dalam Ilmu Pengetahuan Alam
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dari ajaran agama Islam, sebab
kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya “tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada
kehendak atau ketentuan Allah”. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa seluruh isi jagat
raya, baik di langit maupun
di bumi, selalu berada dalam keadaan islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan
manusia untuk meneliti alam semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu manusia takkan mampu
menunaikan perintah Allah
itu jika tidak memiliki ilmu pengetahuan.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori
yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut
filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu
pengetahuan adalah produk dari epistemologi. Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah
satu hal yang tidak dapat kita lepaskan
dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar
yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal
pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah,
kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu.
Akal yang baik dan
benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik
pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Namun, dalam mempelajari
dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang penting. Tidak semua sains dan teknologi yang
diciptakan para ilmuwan itu baik untuk kita. Terkadang ada pula yang menggunakan bahan – bahan berbahaya
bagi kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari
mereka ada yang menyalahgunakan hasil penelitian tsb.
Sesungguhnya Allah
melarang kita membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf :
56). “Dan
janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan berdo’alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan
(akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang –orang
yang berbuat baik.”Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita
sebagai khalifah dimuka bumi. Dimana kita ditugaskan untuk menjaga bumi dan seluruh isinya
agar tetap asri.
Ada alasan
mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah dibumi ini?!!, yaitu karena manusia memiliki akal untuk berfikir
dan mengenali lingkungannya. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Bahkan
malaikat pun pernah protes
lantaran Adam
memiliki jabatan sebagai khalifah. Seperti yang dikatakan Allah dalam firman-Nya Q.S. Al-Baqarah :
34
“Dan ingatlah tatkala kami berkata kepada malaikat: Sujudlah
kamu kepada Adam! Maka sujudlah mereka, kecuali iblis enggan dia dan menyombongkan
diri, karena dia adalah dari golongan makhluk yang kafir.” Dengan
surat tersebut menjelaskan bahwa kemampuan berfikir itulah yang membuat manusia
dijadikan sebagai khalifah dimuka bumi ini jika dibandingkan dengan malaikat yang
kita ketahui sebagai makhluk yang maksum dari dosa.
Agama adalah
petunjuk hidup, melingkupi seluruh aspek dalam diri manusia, termasuk ilmu
pengetahuan.Begitu banyak penemuan-penemuan ilmiah terbaru di abad modern ini
ternyata sudah ditegaskan oleh Al-Qur’an sejak belasan abad lampau. Dengan
adanya bukti ilmiah yang sesuai dengan kitab suci, maka dapat diketahui bahwa
sesungguhnya agama selaras dengan ilmu pengetahuan. Tidak ada pertentangan antara agama
dengan ilmu pengetahuan.
Agama tidak mengekang ilmu
pengetahuan. Agama hanyalah mengatur agar ilmu pengetahuan tidak melewati
batas-batas norma dan etika yang adanya. Di dalam agama, untuk hal-hal yang
sifatnya bukan ibadah umum terdapat kaidah ”segala hal itu diperbolehkan kecuali
yang dilarang.” Dengan demikian ilmu pengetahuan dapat terus berkembang dan
bermanfaat bagi umat manusia.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
hubungan teologi islam dalam ilmu Pengetahuan Alam?
2. Bagaimana
penciptaan asal muasal manusia?
3. Bagaimana
penciptaan asal muasal bumi?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui hubungan teologi islam dalam ilmu Pengetahuan Alam
2. Untuk
mengetahui penciptaan asal muasal manusia
3. Untuk
mengetahui penciptaan asal muasal bumi
BAB
II
TEOLOGI
ISLAM DALAM ILMU PENGETAHUAN ALAM
A.
Hubungan Teologi Islam Dalam Ilmu Pengetahuan
Alam
Ilmu pengetahuan alam
(IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang ada di sekitar
kehidupan manusia. IPA mempelajari benda-benda hidup maupun benda-benda mati.
Oleh karena itu bagi orang yang ingin mempelajari lingkungan sekitar tersebut
ia mesti melakukan penyelidikan ilmiah. Salah satu contoh sederhananya adalah
jika ingin mengetahui pertumbuhan suatu tanaman, maka yang ia lakukan salah
satunya adalah melakukan pengukuran tanaman tersebut dalam jangka waktu tertentu.
Ilmu pengetahuan alam sering disebut sains sebagaimana telah dijelaskan diatas,
maka bagi orang yang sedang mempelajari benda-benda di alam ini maka ia sedang
mempelajari ilmu pengetahuan alam, namun untuk dapat dikategorikan ilmiah maka
penyelidikan tersebut harus dilakukan secara sistematis.
Ketika
seseorang sedang mempelajari benda yang ada di alam atau di lingkungan sekitar
yang dilakukan secara cermat, dan penuh kehati-hatian dan sesuai metode ilmiah,
maka orang tersebut sedang melakukan tugas sebagai ilmuwan (scientist). Dengan
cara penyelidikan ilmiah tersebut ilmuwan dapat menjelaskan apa dan mengapa
sesuatu dapat terjadi serta juga dapat memperkirakan sesuatu yang terjadi saat
ini maupun yang akan datang. Hasil-hasil penelitian ilmuwan tersebut dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan hidup manusia, seperti dengan adanya
teknologi, komputer, transportasi, dan dalam bidang pangan seperti bibit-bibit
unggul yang pada awalnya telah melalui proses eksperimentasi di laboratorium.
Penyelidikan
ilmiah dalam ilmu pengetahuan alam melibatkan sejumlah proses, di antaranya:
mengamati, menanyakan, mengeksplorasi, eksperimen, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan. Proses-proses ini dalam ilmu pengetahuan alam dikenal dengan
istilah proses ilmiah. Berikut adalah penjelasan proses-proses ilmiah tersebut.
Mengamati,
proses mengamati menjadi proses awal dalam melakukan penyelidikan. Pada saat
melakukan pengamatan seseorang peneliti dapat menggunakan pancaindra. Namun
demikian, kemampuan pancaindera sangat terbatas dan tidak dapat mengamati
benda-benda yang sangat kecil. Untuk keperluan tersebut, proses mengamati dapat
dilakukan dengan mengggunakan alat abntu, misalnya mikroskop. Contoh pengamatan
dalam biologi misalnya adalah mengamati jenis-jenis ikan disebuah sungai. Hasil
pengamatan tersebut ditulis dan dilaporkan dalam sebuah makalah atau jurnal
akademik.[1]
Menanyakan,
setelah melakukan pengamatan, seorang peneliti ilmu pengetahuan alam harus
merumuskan pertanyaan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Misalnya
setelah mengamati macam-macam ikan maka akan muncul pertanyaan apakah terdapat
jenis-jenis dari satu nama ikan? Serta pertanyaan lain yang ingin dicari
jawabannya untuk menjelaskan sebuah gejala alam di sekitar.
Eksplorasi/eksperimen,
proses eksplorasi atau eksperimen merupakan proses lanjutan untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan di
antaranya: menentukan tujuan eksplorasi; menyusun langkah kerja; mengolah data;
melakukan diskusi.
Mengasosiasi,
setelah diperoleh kesimpulan hasil eksplorasi langkah selanjutnya adalah
memberi bandingan hasilnya dengan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli.
Proses pembandingan ini dilakukan bertujuan untuk menyatukan atau memberikan
hasil atau kesimpulan akhir. Dalam proses asosiasi ini dinamakan dengan proses
asosiasi atau pengolahan data. Dalam proses ini peneliti dapat menemukan
pola-pola atau keteraturan antara aspek yang diamati. Mengomunikasikan, hasil
dari mengasosisasi selanjutnya dikomunikasikan ke publik. Bentuk komunikasi ini
dapat berupa laporan hasil riset. Setelah membaca hasil laporan tersebut maka
publik dapat meresponnya.
Banyak
kajian IPA yang menjadi objek penelitian. Objek tersebut dapat berupa makhluk
hidup atau benda yang sangat kecil, misalnya virus, bakteri, atom, bahkan
partikel yang menyusun atom. Objek yang diamati dalam ipa dapat juga berupa
benda yang berukuran besar, misalnya lautan, bumi, planet-planet, bulan,
matahari, hingga jagat raya.
Jika
diklasifikasikan ilmu pengetahuan alam dapat digambarkan secara sekilas sebagai
berikut:
1.
Fisika,
mempelajari tentang aspek mendasar alam, misalnya materi, energi, gaya, gerak,
panas, cahaya, dan berbagai gaya alam fisik lainnya.
2.
Kimia,
meliputi penyelidikan tentang penyusun dan perubahan zat.
3.
Biologi,
mempelajari tentang sistem kehidupan mulai dari ukuran renik sampai dengan
lingkungan yang sangat luas.
4.
Ilmu
bumi dan antariksa, mempelajari asal-mula bumi, perkembangan dan keadaan saat
ini, bintang-bintang, planet-planet, dan berbagai benda langit lainnya.
Membicarkan ilmu
pengetahuan rasa ingin tahu, sedikit perlu dikemukakan mengenai asal usul tata
surya yang terbagi dalam tiga periode, yaitu: sejarah awal terbentuknya tata
surya, teori terbentuknya tata surya setelah newton, dan pembentukan tata surya
awal abad 20.
Pertama, sejarah awal
terbentuknya tata surya, sebuah teori yang lahir dari rasa ingin tahu.
Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa cina dan asia tengah, khususnya
dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para pengamat yunani
ditemukan bahwa selain objek yang terlihat tetap di langit, tampak juga
objek-objek yang mengembara dinamakan dengan planet. Orang yunani saat itu
menyadari bahwa matahari, bumi, dan planet merupakan bagian dari system yang
berbeda. Awalnya mereka memperkirakan bumi dan matahari berbentuk pipih, namun
pythagoras (572-492 SM) menyatakan semua benda langit berbentuk polar.
Teori-teori tata surya diawal ini merupakan awal dari perhitungan ilmiah;
munculnya teori ptolemy dan teori Geosentrik; teori heliosentrik; dan lahirnya
hukum gravitasi.
Kedua, teori tata surya
setelah newton, kemunculan newton dengan teori gravitasi menjadi dasar yang
kuat dalam menciptakan teori tata surya, sehingga kemudian muncul teori-teori
seperti: teori komet buffon, teori yang mengatakan bahwa tabrakan komet dengan
permukaan matahari menyebabkan matahari terlontar dan membentuk planet pada
jarak yang berbeda.
Ketiga, teori
pembentukan tata surya di abad 20. Dan thomas chamberlin dan forest moulton
mengembangkan teori alternatif untuk pembentukan panet. Chamberlin menemukan
bahwa spiral nebula merupakan hasil interaksi pemisahan ari bintang yang berada
dalam proses erupsi dengan bintang lainnya.
Teori bintang kembar,
teori ini dikembangkan pada tahun 1930 yang pada dasarnya mirp dengan teori
planetisimal. Menurut teori ini bahwa awalnya terdapat dua bintang kembar,
kemudian satu bintang meledak menjadi serpihan kecil-kecil. Akibat pengaruh
medan gravitasi bintang yang tidak meledak, serpihan-serpihan itu berputar
mengelilinginya. Serpihan-serpihan ini kemudia dikenal dengan sebagai
planet-planet, satelit-satelit pengiring planet, dan benda-benda langit kecil
lainnya., sedangkan bintang yang tetap utuh adalah matahari.
Dalam konteks hubungan
teologi dan sains, semestinya manusia setelah mengetahui dengan mempelajari
secara mendalam dan detail alam ini, manusia harus menyadari mengenai kekuasaan
allah yang menciptakan alam. Dengan kesadaran peran allah dalam penciptaan alam
tersebut justru manusia akan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap
allah, dan dapat lebih bersyukur atas nikmat ilmu pengetahuan sehingga dapat
mengetahui misteri alam semesta dan isinya.
Melalui ilmu pengetahuan alam, manusia semakin dapat meyakini
bahwa alam adalah tanda-tanda tuhan, keberadaan alam dapat menjadi petunjuk
bagi manusia untuk mengenal tuhan, sebagaimana yang tergambarkan dalam al-quran.,
“dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari”. “ dan alam tidak
dicipta begitu saja melainkan dengan hak (memiliki tujuan tertentu). “allah
juga berfirman, “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian
siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi mereka yang berakal”. Dalam firman
ini terkandung makna bahwa penciptaan alam merupakan kebesaran, kebijaksaaan,
dan kekuasaan allah.
Artinya: sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran allah) bagi kaum yang memikirkan.
Keberadaan
alam semesta merupakan cermin sifat-sifat tuhan. Misalnya penciptaan langit dan
bumi merupakan cermin kebesaran tuhan, pada penciptaan bumi yang berisi
kekayaan yang dapat dimanfaatkan manusia merupakan cermin kebijaksanaan allah.
Keberadaan alam semesta yang
menjadi kajian para saintis juga merupakan cerminan yang nyata bahwa allah
merupakan pengasih dan penyayang. Manusia dapat menikmati tumbuh-tumbuhan dan
buah-buahan yang subur, manusia dapat memenuhi kebutuhan proteinnya dengan
adanya makhluk-makhluk hidup yang bisa dikonsumsi oleh manusia. Termasuk
didalamnya terdapat udara, air, tanah, api, dan sinar matahari yang dalam sains
merupakan kajian yang menarik bagi umat manusia agar dapat dimanfaatkan bagi
kesejahteraan manusia. Dengan adanya alam semesta yang diciptakan allah
tersebut dapat merangsang manusia untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan
teknologi.[2]
Penghargaan Al-Qur’an Terhadap Ilmu
Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah
penekanannya terhadap ilmu (sains). Al-Qur’an dan Al-Sunnah mengajak kaum
muslimin untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang-orang
yang berpengatahuan pada derajat yang tinggi. Di dalam Al-Qur’an kata ilmu dan
kata-kata jadiannya digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat Al-Qur’an yang
diwahyukan pertama kepada Nabi Muhammad saw., menyebutkan pentingnya membaca
bagi manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. al-Alaq ayat 1-5.[3]
B.
PENCIPTAAN MANUSIA
1.
Asal
Muasal Kehidupan
Tentang pertanyaan
kapankah kehidupan mulai ada, Al-Qur’an memberi jawaban yang tegas, yakni bahwa
kehidupan bermula saat alam semesta tercipta. Beberapa ayat dibawah ini
menjelaskan hal tersebut.
أَوَلَمْ
يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا
فَفَتَقْنَاهُمَا ۖوَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖأَفَلَا
يُؤْمِنُونَ
“dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui
bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian kami pisahkan antara
keduanya dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. Maka
mengapa mereka tidak beriman? (al-anbiya’/21:30)
Faktanya, setiap kehidupan berasal
dari kondisi akuatik, dan air adalah komponen utama dari setiap sel makhluk
hidup. Tanpa air, kehidupan tidak dimungkinkan. Karenanya, setaip diskusi
tentang kemungkinan adanya kehidupan di planet lain selalu dimulai dengan
pertanyaan apakah ada cukup air yang mendukung kehidupan di planet itu. [4]
Teori abiogenesis adalah suatu
teori yang biasa dipakai dalam mengungkap permulaan kehidupan di bumu. Teori
ini menyatakan bahwa kehidupan berawal dari agregat-agregat materi nonhidup.
Pada awal terbentuknya, kondisi
atmosfer bumi belum sempurna sehingga menimbulkan kondisi yang memungkinkan
terbentuknya polimer organik yang terbentuk dari pertemuan monomer organik yang
berasal dari daratan dan luar angkasa.
Teori lain mengenai asal kehidupan
mengindikasikan bahwa kehidupan di bumi berasal dari antariksa (space). Menurut
teori ini, bahan dasar kehidupan datang bersama meteor yang jatuh saat bumi
sedang dalam masa pembentukan. Bahan dasar kehidupan itu salah satunya adalah
molekul (materi) yang disebut porfirin. Porifin tersebut sampai ke bumi bersama
meteorid-meteorid yang menabrak bumi. Diperkirakan, porfirin ini kemudian masuk
kedalam organisme uniseluler yang paling tua/sederhana dan mengalami reaksi
biokimia untuk berkembang menjadi klorofil. Sseperti halnya teori ventilasi
gunung berapi bawah laut, teori ini juga mengindikasikan bahwa mikroba adalah
makhluk hidup pertama yang muncul di bumi. Teori-teori tentang awal mula mkhluk
hidup ini muncul dan berkembang sejalan dengan temuan-temuan alat bantu,
seperti mikrosko dalam mejelaskannya.
2.
Asal
Muasal Manusia
Pada abad ke-19 dunia
ilmu pengetahuan digoncang oleh temuan baru yang kontroversial, yaitu teori
evolusi. Teori ini mengemukakan bahwa jenis manusia ada dimuka bumi melalui
suatu proses panjang evolusi. Berikut ini adalah urutan kejadian manusia
menurut teori evolusi. Pada permulaan kehidupan, bentuk kehidupan yang ada
berupa mikroorganisme ( makhluk renik) uniseluler dengan inti sel yang belum
sempurna (prokaryotic unicelluler microorganisms). Dengan berjalannya waktu dan
adanya seleksi alam, sedikit demi sedikit mikroorganisme uniseluler berevolusi
menjadi mikroorganisme multiseluler, kemudian berlanjut menjadi mikroorganisme
multiseluler dengan inti sel yang sempurna (eukaryotic multicelluler
microorganisms).
Evolusi selanjutnya
akan memunculkan tumbuhan tingkat rendah, seperti ganggang (alge) Atau jamur
yang pada tahap selanjutnya berevolusi menjadi tumbuhan tingkat tinggi. Dari
evolusi mikroorganisme menjadi tumbuhan, ada percabangan karena mutasi yang
sukses menjadi bentuk hewan tingkat rendah, yang kemudian menjadi hewan tigkat
tinggi. Kemudian munculnya binatang-binatang tingkat tinggi yang berukuran
lebih besar. Dengan tidak sengaja, dari salah satu binatang, muncullah manusia.
Hal ini dibuktikan dengan adanya sederet bukti berupa tengkorak hewan yang
secara runut mengarah ke tengkorak manusia saat ini.
a. Penciptaan
makhluk dari air
وَاللَّهُ
خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ بَطْنِهِ
وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ
أَرْبَعٍ ۚ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ
قَدِير
Artinya:
“Dan
Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan
itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki
sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa
yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(an-nur/24:45)
Bahwa
kehidupan dimulai dari dan didalam air merupakan temuan dalam bidang biologi.
Kenyataan yang memperlihatkan bahwa protoplasma, dasar dari terjadinya
kehidupan, adalah cair atau setengah cair, dalam keadaan bergerak dan tidak
stabil, adalah bukti lain yang datang dari pengamatan perkembangan dibidang
embriologi. Hasil pengamatan menunujukkan bahwa tingkat tertentu masa
perkembangan janin, makhluk yang hidup di daratan pun memiliki organ serupa
insang. Hal ini mengindikasikan bahwa kawasan yang berada dibawah air merupakan
habitat orisinal mereka.
b. Penciptaan
makhluk dari tanah liat
Dalam penciptaan makhluk hidup,
termasuk didalamnya manusia, beberapa ayat al-quran menyatakan pentingnya
peranan tanah liat. Hal ini dikemukakan dalam beberapa ayat berikut:
هُوَ
الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَىٰ أَجَلًا ۖ وَأَجَلٌ مُسَمًّى عِنْدَهُ
ۖ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ
Artinya:
“dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dia menetapkan ajal
(kematianmu) dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui olehnya. Namun
demikian kamu masih meragukannya. (al-an’am/ 6:2)
Telaah awal dari kejadian manusia
adalah sebagai berikut: “saripati (berasal) dari tanah”. (Al-mu’minun/ 23:12),
mengindikasikan bahwa tanah tersebut mengandung unsur-unsur yang diperlukan
bagi proses kehidupan. Tanah mengandung banyak atom atau unsur metal (logam)
maupun metalloid (seperti logam). Yang sangat diperlukan sebagai katalis dalam
proses reaksi kimia maupun biokimia untuk membentuk molekul-molekul orgnaik
yang lebih kompleks.
c.
Evolusi
kesadaran insani manusia
Para arkeolog dan antropologi
menemukan bahwa peradaban manusia terjadi melalui jalur yang terbagi melalui
jalur yang terbagi dengan jelas. Pada zaman Batu (Stone Age), manusia pertama
kali melangkah masuk ke rannah budaya dan kemasyarakatan. Sejak itu manusia
melakukan evolusi dalam mempertahankan hidup sebagai “binatang yang lain,
manusia menggunakan batu sebagai alat mempertahankan diri dan keperluan
lainnya. tentang tahap-tahap perkembangan manusia AL-Quran menjelaskan:
مَا
لَكُمْ لا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا (١٣) وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا (١٤)
أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللَّهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا (١٥) وَجَعَلَ
الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا (١٦) وَاللَّهُ
أَنْبَتَكُمْ مِنَ الأرْضِ نَبَاتًا (١٧) ثُمَّ يُعِيدُكُمْ فِيهَا وَيُخْرِجُكُمْ
إِخْرَاجًا (١٨)وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ بِسَاطًا (١٩) لِتَسْلُكُوا
مِنْهَا سُبُلا فِجَاجًا
Artinya:
Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah? Dan sungguh, Dia telah
menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian)Tidakkah kamu memperhatikan
bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis? Dan di sana Dia menciptakan bulan yang
bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (yang cemerlang)? Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh
(berangsur-angsur), Kemudian Dia akan mengambalikan kamu ke dalamnya (tanah)[5] dan mengeluarkan kamu (pada hari
kiamat) dengan pasti Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan agar
kamu dapat pergi kian-kemari di jalan-jalan yang luas. (Nuh/13:20)
C.
Penciptaan Bumi
1.
Kesempurnaan
Kerajaan Allah
Bumi dan langit
dengan segala isinya adalah kerajaan atau kekuasaan Allah yang sangat baik,
tertib, teratur dan sempurna. Tiada cacat sedikit pun di dalamnya. Mahluk
dengan beragam jenisdan jumlahnya, semua tunduk kepada Nya. Semua memperoleh
makanannya. Serta dapat hidup dengan tertib,harmonis berkesinmabungan secara
terukur dan tepat.
تَبارَكَ
الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1) الَّذِي خَلَقَ
الْمَوْتَ وَالْحَياةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ
الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (2) الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ
سَماواتٍ طِباقاً مَا تَرى فِي خَلْقِ الرَّحْمنِ مِنْ تَفاوُتٍ فَارْجِعِ
الْبَصَرَ هَلْ تَرى مِنْ فُطُورٍ (3) ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ
يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خاسِئاً وَهُوَ حَسِيرٌ (4) وَلَقَدْ زَيَّنَّا
السَّماءَ الدُّنْيا بِمَصابِيحَ وَجَعَلْناها رُجُوماً لِلشَّياطِينِ
وَأَعْتَدْنا لَهُمْ عَذابَ السَّعِيرِ (5)
Artinya: Mahasuci Allah Yang
menguasai segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, Yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. Yang telah menciptakan
tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan
Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi,
niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu
cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. Sesungguhnya Kami telah
menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan
bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka
siksa neraka yang menyala-nyala. (al-Mulk/1:5).
Tujuh langit berlapis-lapis atau bertingkat jangan
dipahami adanya lapisan-lapisan langit. Tuuh langit bermakna jumlah yang sangat
banyak, tak terhingga,benda-benda langit di jagat raya. Ketentuan Allah
terbagai dua : pertama di sebut sunnatullah,
yaitu hukum dn ketentuan Allah yang berlaku pada seluruh alam dan mahluk-Nya,
sering disebut juga dengan hukum alam. Semua mahluk baik manusia, binatang,
tumbuhan dan benda aorganik, tunduk dan patuh pada hukum alam yang telah
ditetapkan-Nya. Kedua , agama, yaitu hukum dan ketentuan Allah bagi manusia
yang mengharapkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Jika pada hukum alam atau
sunnatullah semua mahluk tidak ada pilihan kecuali harus tunduk dan patuh maka
pada agama yang hanya diperuntukkan bagi manusia,manusia dapat memilih untuk
taat atau tidak.
2. Yang Berakal Yang Memahami
Kesempurnaan Ciptaan Allah
إِنَّ
فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ
لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٠ ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا
وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ
وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ
ٱلنَّارِ ١٩١
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali’imran/190-191).
Ayat
191 Surah Ali’imran menjelaskan ciri-ciri orang yang berkal. Yaitu mereka yang
selalu ingat Allah, serta berusaha mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya, baik ketika
berdiri,berjalan,dan melaksanakan segala aktivitasnya, maupun ketika duduk,
bahkan ketika istirahat, tidur-tiduran dan sedang tidak melaksanakan kegiatan
apa-apa. Juga selalu memikirkan rahasia penciptaan alam, yaitu langit,bumi, dan
segala isinya, sehingga mengetahui sifat-sifat dan manaat langit yang luas,
kandungan dan kekayaan bumi, baik, daratan maupun lautan, serta bagaimana
memanfaatkannya dan tidak membuat keruskan di alam ini.
3.
Harmoni
Ciptaan Allah
Semua ciptan Allah, dalam ragam jenis
dan jumlahnya, senantiasa berinteraksi dengan baik dan harmonis , terukur dan
berkesinambungan. Allah berfirman:
وَأَنْزَلْنَا مِنَ
السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ ۖ وَإِنَّا عَلَىٰ
ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ
Terjemah
Arti: Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan
air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa
menghilangkannya.(al-Mu’Minun/23:18). [5]
Ayat diatas menjelaskan bahwa di
antara nikmat yang ada pada khazanah Allah adalah air,angin,pembuahan,dan
alain-lain. Allah menghembuskan angina dipermukaan bumi dan menciptakan
pembuahan bagi tumbuh-tumbuhan dengan menyirami serbuk sari yang dibawa angina
yang sampai pada butik bunga lainnya sehingga terjadilah pembuahan pada bunga
itu. Angin juga membawa awan dari suatu tempat ke tempat lains sehingga terjadi
hujan pada berbagai permukaan bumi untuk memenuhi kebutuhan manusia,hewan, dan
tumbuh-tumbuhan. Serta agar air itu dapat dimanfaatkan dalam waktu lamanya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ilmu pengetahuan alam
(IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang ada di sekitar
kehidupan manusia. IPA mempelajari benda-benda hidup maupun benda-benda mati.
Oleh karena itu bagi orang yang ingin mempelajari lingkungan sekitar tersebut
ia mesti melakukan penyelidikan ilmiah. Salah satu contoh sederhananya adalah
jika ingin mengetahui pertumbuhan suatu tanaman, maka yang ia lakukan salah
satunya adalah melakukan pengukuran tanaman tersebut dalam jangka waktu
tertentu. Ilmu pengetahuan alam sering disebut sains sebagaimana telah
dijelaskan diatas, maka bagi orang yang sedang mempelajari benda-benda di alam
ini maka ia sedang mempelajari ilmu pengetahuan alam, namun untuk dapat
dikategorikan ilmiah maka penyelidikan tersebut harus dilakukan secara
sistematis.
Dalam konteks hubungan
teologi dan sains, semestinya manusia setelah mengetahui dengan mempelajari
secara mendalam dan detail alam ini, manusia harus menyadari mengenai kekuasaan
allah yang menciptakan alam. Dengan kesadaran peran allah dalam penciptaan alam
tersebut justru manusia akan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap
allah, dan dapat lebih bersyukur atas nikmat ilmu pengetahuan sehingga dapat
mengetahui misteri alam semesta dan isinya.
Melalui ilmu pengetahuan alam, manusia semakin dapat meyakini
bahwa alam adalah tanda-tanda tuhan, keberadaan alam dapat menjadi petunjuk
bagi manusia untuk mengenal tuhan, sebagaimana yang tergambarkan dalam
al-quran., “dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari”. “ dan
alam tidak dicipta begitu saja melainkan dengan hak (memiliki tujuan tertentu).
“allah juga berfirman, “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan
pergantian siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi mereka yang berakal”.
Dalam firman ini terkandung makna bahwa penciptaan alam merupakan kebesaran,
kebijaksaaan, dan kekuasaan allah.
B.
Saran
Semoga
makalah ini dapat menambah wawasan dan lebih ditingkatkan lagi dalam memberikan
informasi yang relevan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Baso
hasyim, jurnal islam dan ilmu perngetahuan, STAIN PALOPO, 2018.
Latjnah penafsihran mushaf al quran, penciptaan
manusia persprektif alquran dan sains, Jakarta :kementrian agama, 2012.
Latjnah penafsiran mushaf alquran, penciptaan
bumi, Jakarta : kemetrian agama, 2012.
Purba Hadis, teologi islam, Medan :
perdana publishing, 2019.
[1]
Hadis purba,teologi islam,
Medan : perdana publishing, 2019. Hlm.214
[2]
ibid
[3]
Baso hasyim, jurnal islam dan ilmu perngetahuan, STAIN PALOPO.
[4]
Latjnah penafsihran mushaf al
quran, penciptaan manusia persprektif alquran dan sains, Jakarta :kementrian
agama, hlm 40
[5]
Latjnah penafsiran mushaf
alquran, penciptaan bumi, Jakarta : kemetrian agama, hlm 56
No comments:
Post a Comment