Wednesday, 10 June 2020

Contoh Resensi Buku Non Fiksi tentang Perpustakaan

MERESENSI BUKU NON FIKSI

(DASAR-DASAR MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DARI MASA KE MASA)

DISUSUN OLEH:

NAMA                                  : MAYALIANA

NIM                                       : 0601182113

MATKUL                              : BAHAN RUJUKAN UMUM

SEMESTER/KELAS                        : SEM. II/ IP-2

DOSEN PENGAMPU          : SUNYIANTO, S.SOS., M.I.KOM

 

 

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UIN SUMATERA UTARA MEDAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


 

I.                   PENGANTAR

A.    Latar Belakang

Dalam sejarah panjang ilmu perpustakaan sampai dengan era informasi dewasa ini perpustakaan merupakan unit informasi yang mengemban tugas dan fungsi yang sangat mulia dalam upaya mencerdaskan hidup bangsa. Sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea ke-4. Dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak atau karya rekam.

Dalam manajemen perpustakaan modern organisasi atau kelembagaan perpustakaan merupakan alah satu faktor yang sangat penting. Dalam suatu organisasi, setiap orang harus jelas tugas, wewenang, tanggung jawabnya, begitu juga dalam hubungan tata kerjanya.

Dewasa ini banyak perpustakaan yang menggunakan cara administrasi perkantoran yang biasa atau manajemen tradisional, yang masih memiliki kekurangan dalam mengembangkan beberapa bidang misalnya bidasng layanan. Layannannya selalu monoton dan kurang menarik dalam kegiatan sirkulasi seperti kegiatan peminjaman dan pengembalian buku, yang disebabkan oleh masuknya pimpinan dalam bidang khusus, sehingga kurangnya tanggung jawab pada tingkat bawahan.

Sehingga diperlukan manajemen atau pengelolahan perpustakaan yang modern atau terautomasi. Untuk menjadikan sebuah perpustakaan yang modern dan mampu berorientasi dengan kebutuhan pengguna maka diperlukan pula Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten yaitu pustakawan yang professional dan merupakan lulusan dari prodi ilmu perpustakaan atau telah melaksasnakan pelatihan-pelatihan dalam bidang perpustakaan.

Dengan membaca dan memahami isi daripada buku ini maka dapat membantu kita sebgagai seorang pustakawan untuk menciptakan perpustakaan yang mampu bersaing dan berdaya guna sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi.


 

B.       Identitas Buku

 

Judul buku      : Dasar-Dasar Manajemen Perpustakaan dari Masa ke Masa

Penulis             : Drs. Hartono, Hartono, S.S., M.Hum

Cetakan           : Pertama

 Penerbit          : UIN-Maliki Press

Tahun terbit    : 2015

Tempat terbit  : Malang

Halaman buku : 344 halaman

ISBN               : 978-602-1190-71-5

 

Hasil gambar untuk buku dasar dasar manajemen perpustakaan dari masa ke masa Hasil gambar untuk buku dasar dasar manajemen perpustakaan dari masa ke masa

Gambar: Sampul depan dan belakang buku

 

 


 

II.                RINGKASAN ISI BUKU

Bab I Konsep Dan Teori Kepustakaan

Berdasarkan Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan disebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan. penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka. (UU No. 43/2007 Bab I pasal 1 ayat 1). Kemudian pengertian perpustakaan menurut Kep. Menpan No. 132/2003 adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, khusus dan koleksi bahan pustaka sekurang-kurangnya terdiri dari 1000 judul dari berbagai disiplin ilmu.

Pengertian perpustakaan berasal dari kata ”library” dalam bahasa Inggris yang artinya perpustakaan, yang berasal dari kata dasar ”libri ” yang artinya pustaka, buku atau kitab. Pengertian perpustakaan terus mengalami perkembangan bentuk dan jenis koleksinya. Pembahan perpustakaan tersebut sesuai dengan perubahan zaman dan teknologi. Bentuk perpustakaan sebelumnya berupa media kertas kini berubah sebagai pusat sumber ilmu pengetahuan manusia yang direkam dan dimanfaatkan dalam berbagai bentuk media komunikasi, baik media tulisan, cetakan, rekaman, maupun elektronika.

a.       Bahan pustaka (library material), yaitu dokumen yang dapat menjadi koleksi suatu perpustakaan, baik dalam bentuk tercetak ataupun tidak tercetak, dapat berupa naskah, buku dan audio visual lainnya.

b.      Pustakawan  (librarian), orang yang peduli terhadap suatu perpustakaan dan isinya; seperti: bekerja pada bagian pengadaan (stock) yang dikelola dan Dieksploitasi dalam pengertian luas, mengadakan layanan terhadap seluruh kelompok pengguna, mengkoordinasi berbagai aktivitas, menentukan prioritas, mengevaluasi dan melakukan tugas manajerial lainnya. Termasuk juga dalam melayani komunitas, baik masyarakat, perorangan, dsb

c.       Kepustakaan, (references, bibliography, literature) adalah bahan perpustakaan yang digunakan untuk menyusun makalah, artikel, buku, laporan, skripsi dan sejenisnya. Jadi kepustakaan adalah daftar buku dan bahan perpustakaan lain yang Digunakan untuk menyusun sebuah karya serta merupakan panduan pembaca lain bila ingin memperdalam topik yang dibahas. kepustakawanan (librarianship), adalah penerapan ilmu perpustakaan dalam hal pengadaan, pengolahan, pendayagunaan dan penyebaran bahan perpustakaan di perpustakaan serta perluasan jasa perpustakaan (SulistyoBasuki, 1991).

Bab II

Organisasi Dan Manaiemen Perpustakaan

Dalam manajemen perpustakaan modem organisasi atau kelembagaan perpustakaan merupakan salah satu faktor yang sangat panting. Dalam suatu organisasi, setiap orang harus jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya, begitu juga dalam hubungan dan tata kerjanya. Bab ini akan mengupas berbagai hal terkait kelembagaan /organisasi perpustakaan antara lain konsep organisasi, proses pembentukan perpustakaan sekolah, struktur organisasi perpustakaan sekolah, manajemen perpustakaan sekolah, perencanaan perpustakaan pengorganisasian perpustakaan, koordinasi sampai dengan kepemimpinan.

Secara definitif bahwa organisasi adalah wadah dari kegiatan dan aktivitas sumber daya manusia dalam upaya mencapai tujuan. Menurut Siagian (1994), organisasi adalah setiap bentuk perserikatan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dan terikat secara formal dalam suatu hierarki dimana selalu mendapat hubungan antara seseorang atau sekelompok orang yang disebut Pimpinan dan seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.

Dewasa ini masih banyak perpustakaan yang menggunakan cara administrasi perkantoran biasa atau manajemen tradisional, yang masih memiliki kekurangan dalam mengembangkan beberapa bidang, misalnya bidang layanan. Layanannya selalu monoton dan kurang menantang dalam kegiatan peminjaman dan pengembalian buku, yang disebabkan oleh masuknya pimpinan ke dalam bidang khusus, sehingga Kurangnyatanggung jawab pada tingkat bawahan. Perpustakaan adalah sebuah unit kerja yang didalamnya diperlukan sumber daya manusia, sumber daya fisik, dan sumber daya finansial, sehingga diperlukan manajemen.

Secara umum baik atau buruknya sebuah perpustakaan biasanya diukur dari banyaknya koleksi dan ukuran gedung/ruangan. Padahal, perpustakaan adalah unit kerja yang melayani masyarakat akan bahan pustaka dan informasi. Menjalankan suatu unit kerja perpustakaan untuk melayani masyarakat pemakainya pada hakikatnya sama dengan menyelenggarakan dan mengoperasikan lembaga pada umumnya. di Indonesia ada lima jenis perpustakaan, yaitu perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan sekolah. Perpustakaan sebagai unit kerja sangat diperlukan pengelolaannya secara baik dengan berpedoman pada sistem manajemen.

Bab III

Sumber Daya Manusia/Pustakawan

Sering pula terjadi kondisi yang memperlihatkan adanya jenjang yang terlalu panjang dalam struktur manajemen dan kesenjangan antara visi dan misi organisasi dalam penyusunan program dan kegiatan. Mengingat bahwa perpustakaan sebagai unit kerja yang harus berkembang, diperlukan pengelolaan yang tertib dengan menggunakan sistem manajemen modern. Sistem manajemen modern mengharuskan bahwa setiap unit organisasi harus berorientasi pada basil, memiliki sumber daya manusia yang profesional, dan memanfaatkan teknologi informasi. Sebagaimana diketahui

Sumber daya manusia pengelola perpustakaan sekolah merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Sumber daya manusia pengelola Perpustakaan sekolah adalah guru/pegawai yang diberi tugas melaksanakan tugas di perpustakaan sekolah yang ditetapkan berdasarkan surat tugas/surat keputusan kepala sekolah.

Secara umum sumber daya manusia pengelola perpustakaan harus mempunyai minat di bidang kerja perpustakaan, kepedulian yang linggi terhadap perpustakaan, kemampuan pendekatan pribadi yang baik, kemampuan di bidang Teknologi Informasi, inisiatif dan kreativitas, kepekaan terhadap perkembangan-perkembangan yang baru terutama yang berhubungan dengan bidang perpustakaan

Profesional berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan atau merupakan bagian dari profesi. Sedangkan profesionalisme adalah suatu paham di mam dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan keterpanggilan serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan. Dengan demikian, seorang profesional jelas harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun pelatihan khusus, di samping itu ada unsur semangat pengabdian (Panggilan profesi) di dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini perlu ditekankan benar untuk membedakannya.


 

Bab IV

Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka

Secara definitif pengertian pengembangan koleksi (collection Development) adalah suatu upaya perpustakaan untuk memperluas koleksi semi atas pendirian perpustakaan dalam rangka memenuhi Kebutuhanpengguna. Berbagai upaya pengembangan koleksi terus dilakukan agar kualitas informasi dapat terjaga dan koleksi bahan perpustakaan dapat diperluas aksesnya untukmemenuhi kebutuhan informasi bagi pemustaka. Koleksi perpustakaan pada masa kini tidak hanya berupa bahan cetak, tetapitermasuk semua media yang memuat nilai pengetahuandan informasi yang dikoleksi Perpustakaan. Media yang dimaksud CD/VCD,CD, ROM, dan media lain yang dapat diakses melalui media terpasang (online).

Salah satu unsur utama perpustakaan adalah tersedianya koleksi. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai, perpustakaan tidak akan dapat memberikan layanan yang baik kepada masyarakat pemakainya. Koleksi perpustakaan adalah kumpulan bahan perpustakaan yang terdapat di perpustakaan. Bahan perpustakaan merupakan kesatuan unit informasi dalam bentuk tercetak dan terekam. Dalam konteks pengembangan koleksi perpustakaan, koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat pengguna dalam rangka memenuhi informasi yang dibutuhkan. Koleksi perpustakaan selain mempunyai fungsi sumber informasi juga sebagai prasarana pendidikan, penelitian dan pengembangan serta hiburan.

Koleksi dasar perpustakaan adalah koleksi yang minimal harus dimiliki oleh perpustakaan tersebut agar tugas pokok dan misi perpustakaan dapat terpenuhi, meskipun tidak tercapai optimal Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan koleksi dasar perpustakaan adalah koleksi dasar perpustakaan berupa buku referensi, majalah ilmiah dan buku teks yang terkait langsung dengan subjek yang menjadi lingkup misi perpustakaan dan lembaga perpustakaan,  semua pustaka baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan oleh institusi dimana perpustakaan didirikan.


 

Bab V

Katalogisasi Bahan Pustaka

Perkembangan teknologi sektor informasi dewasa ini antara lain ditandai perubahan perilaku masyarakat dalam mencari informasi baik melalui media cetak maupun media elektronik. Kondisi ini memiliki arti panting bagi lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang jasa informasi dan perpustakaan. Perpustakaan sebagai lembaga yang berperan dalam menyimpan, mengolah dan mendistribusikan informasi kepada pemakai dengan cepat dan tepat. Salah satu cara untuk meningkatkan layanan perpustakaan antara lain dengan menyediakan sarana penelusuran informasi di antaranya berupa katalog perpustakaan.

Koleksi perpustakaan tercetak seperti buku dan majalah maupun yang tidak tercetak, seperti, piringan hitam, pita rekaman, CD, kaset dan sebagainya dihimpun dalam koleksi perpustakaan karena di dalamnya terdapat informasi (information) dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan. Perpustakaan merupakan sistem informasi yang berfungsi untuk menyediakan dan menyampaikan informasi yang terdapat dalam koleksinya. Oleh karena itu, koleksi Perpustakaan harus diolah, diatursedemikian rupa sehingga informasi yang terdapat dalam koleksinya dapat disimpan dan ditemukan kembali secara cepat dan tepat. Dengan kata lain perpustakaan diperlukan suatu sistem temu kembali informasi, diantaranya diperlukan suatu daftar buku berupa katalog perpustakaan.

Pengolahan bahan pustaka merupakan rangkaian kegiatan pokok perpustakaan yang memungkinkan koleksi perpustakaan diorganisasikan, tertata secara sistematis dan disimpan sehingga dapat ditemukan kembali secara efisien dan efektif. Kegiatan pengolahan bahan pustaka dikenal dengan pengatalogan (cataloging), meliputiinventarisasi, katalogisasi, klasifikasi dan tajuk subjek, dan pasca katalogisasi.

Pengolahan bahan pustaka dalam konteks perpustakaan tradisional meliputi serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan bahan pustaka agar dapat disimpan dan ditemukan kembali untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan katalogisasi, klasifikasi, penentuan tajuk subjek, aplikasi fisik, ‘ dan pengetikan kartu katalog. Pengolahan bahan pustaka menghasilkan produk katalog perpustakaan berisi cantuman bibliografi yang terdapat dalam katalog kartu maupun katalog terbacakan main (Online Public Access Catalog) dikenal dengan nama OPAC.


 

Bab VI

Klasifikasi Bahan Pustaka

Dalam kehidupan sehari-hari sesungguhnya pekerjaan klasifikasi secara alamiah telah dilakukan orang. Kegiatan klasifikasi ini dapat kita lihat jika kita pergi ke pasar buah. Masing-masing buah tertata rapi dikelompokkan buah yang sama dan dipisahkan buah dari jenis lainnya. Semua itu bertujuan untuk memudahkan para pembeli dalam memilih dan mendapatkan apa yang dibutuhkan secara cepat. Klasifikasi perpustakaan juga dimaksudkan untuk memudahkan pemakai dalam memilih dan mendapatkan buku-buku yang diperlukan

Dalam Sistem Pengaturan bahan pustaka pada rak. klasifikasi perpustakaan bertujuan : (1) Dapat menentukan lokasi bahan pustakadi dalam jajaran koleksi perpustakaan sehingga memudahkan temu kembali informasi. (2) Mengumpulkan semua bahan pustaka yang memiliki subyek yang sama dalam satu jajaran koleksi. (3) Memudahkan dalam penempatan buku baru serta untuk kepentingan pelayanan

Dalam melakukan kegiatan klasifikasi bahan pustaka tentu menggunakan skema klasifikasi perpustakaan. Untuk menentukan skema klasifikasi yang digunakan perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut : (a) bagan itu harus sistematis (b) bagan itu harus bersifat ”universal” mencakup semua bidang ilmu pengetahuan (c) bagan itu hendaknya luwes (flexible), selalu menampung subjek yang baru (d) pembagian kelasnya logis dan konsisten (e) bagan hendaknya dengan notasi (kode/lambang) yang mudah diingat, (f) memiliki indeks untuk memudahkan penggunaan bagan dan (g) hendaknya ada badan atau lembaga yang mengawasi perkembangan skema klasifikasi tersebut. Beberapa jenis sistem klasifikasi yang terkenal didunia antara lain :

1.      Dewey Decimal Classifications (DDC), Melvil Dewey, 1876 Universal Decimal Classifications (UDC),

2.      Color Classifications (CC) S.R. Ranganathan, 1933

3.      Library of Congress Classifications (LCC), 1899

4.      Brown’s Subject Classifications (BSC), 1.0, Brown, 1906

5.      Bibliographic Classifications (BBC) oleh H.E. Bliss, 1935

 

 


Bab VII

Pelayanan Perpustakaan

Secara definitif layanan "to serve” artinya melayani yaitu kegiatan yang dipersiapkan untuk memberikan jasa terhadap materi produk yang dimiliki perpustakaan dapat dimanfaatkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Kemudian kemajuan perpustakaan memberikan layanan bahan pustaka kepada masyarakat pemakai adalah agar bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pemakai. Sedangkan fungsi layanan perpustakaan harus sejalan dan tidak menyimpang dengan tujuan perpustakaan. Layanan perpustakaan berfungsi mempertemukan pembaca dengan bahan pustaka yang dibutuhkan

Tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah adalah menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan kreasi bagi siswa siswi, dengan mempergunakan bahan pustaka yang ada di perpustakaan tersebut. Kegiatan layanan di perpustakaan sekolah meliputi peminjaman buku-buku, melayani kebutuhan pelajaran dalam kelas, menyediakan sumber informasi bagi siswa dan guru, mendidik anak-anak untuk dapat mencari informasi sendiri, dan melatih siswa untuk mahir menggunakan bahan pustaka, seperti kamus, ensiklopedi, membaca pen dan bola dunia (globe).

Berdasarkan jenisnya layanan perpustakaan meliputi layanan ruang baca, layanan sirkulasi layanan referensi, layanan abstrak dan indeks, layanan informasi mutakhir, layanan fotokopi layanan literatur.


 

Bab VIII

Layanan Referensi.

Pengertian beberapa pengertian tentang layanan referensi adalah sebagian layanan perpustakaan yang secara langsung berhubungan dengan pembaca dalam memberikan informasi dan penggunaan sumber perpustakaan untuk kepentingan studi dan. Hakikat layanan referensi atau referensi ialah untuk mendapatkan, memelihara, dan menyediakan ’pengetahuan rekaman" oleh manusia dan mempergunakannya di perpustakaan. Pelayanan referensi merupakan bagian yang cukup penting dalam  suatu sistem perpustakaan. Bagus tidaknya suatu perpustakaan dapat diukur dari koleksi dan pelayanan referensi yang dimiliki oleh perpustakaan, maka  pustakawan harus menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pengunjung. Cici-ciri buku referensi (”R") adalah sebagai berikut : (1) Buku ”R" umumnya mahal (2) Tak perlu dibaca seluruhnya (3) Tak boleh keluar dari perpustakaan (4) Untuk layanan ”R” diperlukan ruang baca dan mesin foto kopi.

Tugas Layanan Referensi Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas layanan referensi adalah: a. memberikan layanan referensi yang bersifat langsung, artinya dalam memberikan layanan benar-benar berhubungan secara langsung dengan pengguna, terutama dalam memberikan informasi. b. memberikan informasi, baik yang bersifat umum maupun ilmiah untuk tujuan studi dan penelitian. Memberikan layanan informasi dengan menggunakan sumber informasi yang seluas-luasnya, baik sumber yang terdapat di dalam perpustakaan.


 

Bab IX

Automasi Perpustakaan

Automasi perpustakaan merupakan alat atau media yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan memanipulasi dam dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah dam, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.

Automasi perpustakaan khususnya pengembangan database katalog merupakan embrio lahirnya online searching yang sempat popular dinegara maju sebelum penggunaan internet meluas. Automasi perpustakaan pada awalnya banyak dikembangkan perpustakaan. jenis komputer yang digunakan pada umumnya adalah  yang harga dan biaya pemeliharaannya tergolong mahal. Perkembangan kemampuan komputer PC dan teknologi jaringan client serta tersedianya berbagai jenis perangkat lunak perpustakaan menjadikan automasi bukan lagi sesuatu yang mahal. Perpustakaan di negara berkembang seperti Indonesia dapat mengembangkan aplikasi secara bertahap dengan menggunakan program seperti CDS/ISIS yang dapat diperoleh secara cuma-cuma.

Sistem Otomasi Perpustakaan atau Library Automation System adalah software yang beroperasi berdasarkan pangkalan data untuk mengotomatiskan kegiatan perpustakaan. Pada umumnya software yang digunakan untuk Otomasi perpustakaan menggunakan model ”relational database”. Database atau pangkalan data merupakan kumpulan dari suatu data. Dalam perpustakaan paling tidak ada dua pangkalan data yaitu data buku dan data pemustaka. Disebut ”relational database” karena dua pangkalan data tersebut akan saling dikaitkan apabila terjadi transaksi. Misalnya, pada saat terjadi proses peminjaman dan pengembalian buku. Kebanyakan sistem otomasi perpustakaan memisahkan fungsi software ke dalam program tersendiri disebut modul. Sedangkan modulnya terdiri dari modul pengadaan, katalogisasi sirkulasi, serial, dan Online Public Access Catalog (OPAC). Sistem Otomasi Perpustakaan di Indonesia pada umumnya hanya mempunyai tiga modul yaitu katalogisasi, sirkulasi, dan OPAC.

Bab X

Promosi Jasa Perpustakaan

Promosi adalah mekanisme komunikasi Suatu pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat Promosi perpustakaan merupakan forum pertukaran informasi antara organisasi perpustakaan dan pemakai dengan tujuan utama memberi informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi perpustakaan, sekaligus membujuk konsumen/pemakai perpustakaanuntuk bereaksi terhadap produk atau jasa perpustakaan. Promosi berfungsi sebagai sarana atau alat untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa dari suatu organisasi kepada konsumen agar produk tersebut dikenal oleh masyarakat.

Berdasarkan prinsipnya promosi adalah memperkenalkan perpustakaan, koleksi, jenis layanan dan manfaat yang diperoleh Oleh pengguna perpustakaan. Dengan adanya promosi, diharapkan masyarakat mengetahui pelayanan apa saja yang diberikan oleh perpustakaan sehingga membuat mereka tertarik untuk mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Pada dasarnya secara sadar atau tidak pustakawan sudah banyak melakukan promosi, akan tetapi sebagian besar kegiatan mereka tidak terencana dengan baik dan mulai dengan tujuan dan sasaran perpustakaan. Masyarakat pada umumnya tidak memanfaatkan perpustakaan karena tidak mengerti apa yang dapat diperoleh dari perpustakaan. Oleh karena itu disarankan agar promosi perpustakaan tidak hanya diberikan kepada masyarakat yang belah memakai perpustakaan saja, tetapi juga diberikan kepada masyarakat yang lebih luas.

Ada beberapa fungsi promosi dalam menunjang kegiatan pemasaran perpustakaan antara lain adalah : (a) Dapat membantu untuk memperkenalkan eksistensi perpustakaan kepada khalayak secara lebih luas, (b) Membantu menginformasikan tentang visi, misi, tujuan kegunaan/manfaat perpustakaan bagi khalayak, (c) Membantu memberitahu tentang apa isi perpustakaan (what), siapa yang menggunakan jasa perpustakaan (who), kapan waktu layanan perpustakaan (when), dimana lokasi perpustakaan (where), mengapa harus ke perpustakaan (why), bagaimana menjadi pengguna perpustakaan (how), (d) Membantu menginformasikan tentang buku-buku baru yang sudah diolah dan siaga untuk dipinjamkan, dan (e) Membantu menginformasikan tentang kegiatan-kegiatan ekstra perpustakaan seperti: seminar, ceramah, bedah buku, pameran, lomba, keramaian, seperti (sandiwara, film, atraksi), program musik, mendongeng, dan sebagainya.

Bab XI

Pelestarian Bahan Pustaka

Kata pelestarian, menurut kalangan perpustakaan, adalah terjemahan dari preservation atau preservasi dan conservation atau konservasi. Tujuan utama preservasi adalah memperpanjang eksistensi benda budaya. Pengertian istilah konservasi lebih spesifik, yaitu menyangkut penanganan secara fisik setiap benda budaya. Cara penyimpanan, tenaga, teknik, dan metode untuk melestarikan bentuk fisik dan kandungan informasi bahan pustaka. Konservasi dapat juga dikatakan teknik yang dipakai untuk melindungi bahan pustaka dari kerusakan dan kehancuran.

Pengertian konservasi lebih luas dibandingkan dengan pengertian preservasi. Ada beberapa tingkatan dalam kegiatan konservasi, yaitu prevention of deterioration, preservation, consolidation, restoration and reproduction Prevention of deterioration merupakan tindakanpreventif untuk melindungi benda budaya dengan mengendalikan kondisi lingkungan dan kerusakan lainnya, termasuk cara penanganan, sedangkan preservasi adalah penanganan yang berhubungan langsung dengan benda budaya.

Kerusakan karena udara lembap, faktor kimia, serangga, dan mikro-organisme harus dihentikan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut. 5 Konsolidasi dimaksudkan untuk memperkuat bahan yang rapuh dengan memberikan perekat atau bahan penguat lainnya; restorasi untuk memperbaiki koleksi yang telah rusak dengan mengganti bagian yang hilang agar bentuknya mendekati keadaan semula; terproduksi untuk membuat salinan (copy) dari bahan asli, termasuk membuat bentuk dan transformasi ke dalam bentuk digital.


 

Bab XII

Pengembangan Perpustakaan Digital

Kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat telah membawa pengaruh terhadap lembaga penyedia informasi publik termasuk perpustakaan. Kondisi ini telah menggiring sebuah bentuk terobosan baru dalam penyediaan informasi berbasis elektronik yang dapat diakses dari berbagai media.

Hal ini menimbulkan dampak terhadap perpustakaan, dimana perpustakaan sedang mengalami transisi menuju  lingkungan perpustakaan digital Berbagai isu yang berkaitandengan fenomena tersebut menjadi menarik untuk dibicarakan termasuk :penyiapan sumber daya manusia yang alum menangani pelayanan Digital

Dalam beberapa tahun terakhir, beraneka ragam sumber daya terkomputerisasi banyak dikembangkan oleh para pustakawan tersedia dalam bentuk digital. Perkembangbiakan sumber daya informasi digital sebagai salah satu Alternatif yang semakin panting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi.

Pertumbuhan pesat dibidang produksi bahan-bahan berbasis digital telah melahirkan ungkapan digital library. Perpustakaan digital adalah suatu lingkungan perpustakaan dimana berbagai obyek informasi (dokumen, images, suara dan video-clips) disimpan dan diakses dalam bentuk digital semakin meningkat baik judul baru maupun dokumen-dokumen lama digitalisasi agar dapat diakses secara elektronik, termasuk gray literature yang sebelumnya sulit untuk diperoleh. Berkaitan dengan kecenderungan tersebut, pustakawan dituntut untuk bersikap responsive terhadap perubahan yang terjadi dengan berupaya mencari cara-cara yang efektif dan inovatif dalam memenuhi harapan pengguna. Hal ini penting jika perpustakaan ingin terus tumbuh Han berkembang, bahkan survive dalam lingkungannya yang terus berubah.

Tantangan bagi para pustakawan adalah untuk memahami dan menentukan kembali posisinya di dalam tersebut dan beralih dari pemikiran perpustakaan sebagai ruang fisik semata ke suatu kenyataan baru perpustakaan sebagai suatu organisasi yang harus mengembangkan dan menyediakan berbagai jenis pelayanan termasuk di antaranya layanan digital.


 

Bab XIII

Strategi Literasi Informasi

Program literasi informasi telah dilaksanakan di beberapa perguruan tinggi dan universitas pada dekade terakhir dengan tingkat kesuksesan yang berbeda-beda. Menyadari kebutuhan akan keahlian pencarian informasi yang literasi informasi maka pengelola informasi yang menguasai literasi informasi mampu menerapkan program literasi informasi bagi lembaga informasi termasuk diantaranya perpustakaan. Pustakawan memiliki peran strategis dalam mencerdaskan pengguna perpustakaan untuk menguasai literasi informasi sebelum menyajikan informasi.

Strategi penelusuran yang dianut oleh seorang pustakawan bergantung, terutama, pada sifat pertanyaan  dan penelusuran dapat dibagi dalam dua tipe sebagai berikut (a) Bila si penanya mencari data spesifik seperti dalam kasus sebuah pertanyaan referensi yang sudah jadi, hasilnya sudah dapat diperkirakan dan strategi penelusuran dapat ditempatkan di dalam suatu model yang bermetode "langkah demi langkah”. Pola pergerakan rutin yang dapat dilakukan dan tujuan akan dimasukkan atau dikeluarkan melalui alternatif tertentu. (b) Sebuah pernyataanmendalam-sebagaimana  dalam kasus suatu pertanyaan dan penelusuran atau penelitian yang spesifik-memerlukan tipe strategi yang bersifat investigatif. Kepercayaan dalam rutinitas harus digantikan oleh kepercayaan dalam kesadaran.

Dalam strategi penelusuran, pustakawan perlu melakukan beberapa langkah yang meliputi tindakan berikut. (a) mengetahui  subjek yang diinginkan, yang akan menentukan batas waktu penelusuran, bahasa, geografi, dan jenis dokumen yang diperlukan. (b) menentukan kata kunci yang akan dipakai dalam penelusuran dengan menggunakan kamus istilah, tajuk subjek, atau tesaurus.

Pustakawan dapat memperluas penelusuran dalam istilah tajuk subjek atau kata kunci. Penelusuran juga dapat dipersempit dengan mencari istilah yang lebih khusus. Kegiatan ini juga mencakup kegiatan pencarian sinonim dan antonim, memilih tajuk subjek atau kata kunci yang lebih spesifik, mendapatkan istilah yang lebih sesuai, memilih sumber informasi yang sesuai dengan menelusur melalui pendekatan subjek atau pengarang. Kesulitan yang dihadapi pustakawan dalam membantu seseorang menemukan informasi memerlukan penimbangan.


 

Bab XIV

Kerjasama Dan Jaringan Perpustakaan

Secara definitif kerja sama perpustakaan (library cooperation) adalah kegiatan 2 (dua) perpustakaan atau lebih dalam berbagi sumber daya dalam upaya membangun kualitas layanan perpustakaan dalam mencapai tujuan bersama. Konsep kerja sama juga semakin Digalakkan di dunia perpustakaan, tak terkecuali di antara perpustakaan di Indonesia. Istilah pinjam antar perpustakaan, silang layang, resource sharing (pemakaian sumber informasi bersama) serta jaringan informasi yang banyak dipakai orang setelah teknologi komputer masuk ke dunia perpustakaan, sudah banyak dikenal bahkan diterapkan oleh perpustakaan, baik di tingkat lokal. regional, nasional maupun internasional.

Informasi yang semakin melimpah dalam jumlah, jenis maupun media penyampaiannya, serta kebutuhan akan informasi yang semakin meningkat di satu pihak, kemudian dana yang semakin terbatas di pihak lain, membuat perpustakaan tak akan pernah dapat mencukupi kebutuhan pengguna dengan hanya menyuguhkan koleksi pustaka yang dihimpun masing-masing perpustakaan.

Dari sanalah timbul gagasan perlunya kerja sama antar perpustakaan dalam berbagai bentuk agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi semaksimal mungkin. Sebagai lembaga pelayanan yang berorientasi pada pengguna, perpustakaan perlu selalu berupaya untuk dapat memberikan layanan yang terbaik agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna masing-masing. Dengan mengadakan kerja sama, bukan saja perpustakaan dapat memberikan kesempatan lebih luas untuk tidak saja dapat mempunyai akses ke sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan sendiri, tetapi juga ke perpustakaan lain.

Lalu, sebagai lembaga yang turut bertanggung jawab pada penyebaran informasi dan ilmu pengetahuan, melalui kerja sama, perpustakaan dapat berperan serta dalam mendorong dimanfaatkannya secara maksimal koleksi pustaka yang telah dihimpun masing-masing.


 

Bab XV

Strategi Mengembangkan Minat Baca

Dalam rangka upaya mengembangkan minat baca masyarakat ada beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain : Pertama, mendesain kurikulum atau sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan kegiatan membaca bahan bacaan yang terkait dengan kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada. Kedua, pendidik berupaya merekomendasikan bahan-bahan bacaan yang harus dibaca oleh peserta didik yang dikaitkan dengan tugas-tugas. Ketiga harus berupaya untuk merekomendasikan bahan bacaan yang memadai, mudah terjangkau dan representatif, sehingga pengguna merasa butuh informasi yang ada di perpustakaan, dan perpustakaan juga dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Keempat, pemerataan akses informasi dengan dikembangkannya Taman Bacaan ke tingkat desa, sehingga masyarakat di pedesaan juga merasakan adanya penyebaran informasi dan ilmu pengetahuan. Kelima, menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat, betapa petingnya kebiasaan membaca, karena dengan membaca akan dapat membuka wacana baru untuk menambah wawasan terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi.

Hampir dipastikan setiap orang pasti pernah membaca namun intensitas dan efektivitasnya yang berbeda-beda. Jika menengok data-data yang telah dipaparkan pada tulisan di atas dapat disimpulkan secara umum intensitas dan efektivitas membaca masyarakat Indonesia masih rendah. Oleh karena itu sangat panting untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia gum meningkatkan kualitas dan daya saing bangsa. Namun pekerjaan ini tentu tidak semudah membalik telapak tangan karena kin tentu paham bahwa merubah kebiasaan adalah ha! yang paling sulit. Solusi yang paling baik adalah dengan memperbaiki kualitas generasi penerus kits yaitu membangun kesadaran masyarakat untuk menumbuhkan dan menanamkan kebiasaan membaca sejak dini (anak-anak).

Sekolah dapat menumbuhkan minat baca peserta didik dengan menjadikan perpustakaanberminat aktif dan kondusif. Perpustakaan sekolah dapat mengadakan kelompok (club) baca, hari baca, wajib baca, jam baca dalam seminggu, bedah buku, story telling, berbagai macam perlombaanmisal: membuat cerpen, membuat dan baca puisi, bedah buku, dsb. Untuk merangsang peserta didik agar rajin berkunjung ke perpustakaan dan meminjam buku, perpustakaan sekolah dapat memberikan hadiah atau penghargaan kepada pengunjung/anggota perpustakaan yang paling rajin datang dan meminjam buku.

Bab XVI

Gedung, Ruangan Dan Perlengkapan

Ruang perpustakaan disediakan untuk menyimpan koleksi, Pengunjung, staf, ruang jasa, sarana perpustakaan, seperti katalog. microreader, mesin fotokopi, mesin penjilidan, dan sebagainya. Untuk memasuki gedung dari luar ataupun dari pintu masuk, pengunjung tidak perlu dipusingkan oleh rancangan gedung yang berbelit-belit. Gedung perpustakaan yang didesain untuk sistem terbuka dapat digunakan untuk sistem tertentu, tetapi tidak sebaliknya. Selain itu, Pembangunan gedung perpustakaan juga harus memperhitungkan pertumbuhan masa mendatang untuk masa pengembangan 10 tahunke depan. Untuk menghadapi perubahan masa mendatang, pembangunan gedung hendaknya bersifat luwes (fleksibel). Antaranya, mampu menyesuaikan tata letak tanpa perlu mengubah struktur gedung secara besar-besaran, misalnya membangun gedung dengan sistem modular. Pembangunan gedung dengan sistem modular akan menghasilkan keluwesan. Gedung dengan sistem modular hanya disangga oleh tiang yang ditempatkan secara interval. tiang yang berada dalam gedung merupakan tiang penyangga berat. Tiang, kolom, tangga, lift, fasilitas pendingin.

Dalam pelaksanaan pembangunan gedung perpustakaan petugas yang ditunjuk sebaiknya seorang pustakawan karena dia memahami kebutuhan perpustakaan. Di samping itu, perlu dibentuk panitia pembangunan gedung yang beranggotakan: (1) arsitek, (2) pustakawan, (3) konsultan perpustakaan interior decoration atau desainer, (4) kepala lembaga yang membawahi perpustakaan, seperti dewan perpustakaan, rektor, atau wakilnya bagian-bagian lain dalam lembaga seperti bagian administrasi dan keuangan. Arsitek hendaknya terus berkonsultasi dengan pustakawan untuk memahami dan menghargai kebutuhan fungsional perpustakaan.

Pemilihan lokasi gedung perpustakaan hendaknya memperhitungkan kenyamanan pemakai, perluasan masa mendatang, serta ketersediaan tanah dan dam. Untuk lokasi perpustakaan sekolah, tidak mungkin dipisahkan dari sekolah karena perpustakaan sekolah adalah bagian dari kegiatan sekolah. Lokasi harus diatur sedemikian rupa agar siswa dapat mempergunakan perpustakaan dengan lebih leluasa. Dengan demikian, dalam memilih lokasi gedung perpustakaan sekolah, sebaiknya diperhatikan hal-hal berikut. (1) Berada kira-kira di tengah dari jajaran gedung atau ruang sekolah sehingga mudah dicapai oleh guru dan murid. (2) Suasana tenang dan terhindar dari gangguan murid sehinggaharus memilih antara strategis atau tempat yang tenang, lokasi strategis menjadi pilihan utama.

Bab XVII

Anggaran Perpustakaan

Dalam upaya membangun perpustakaan yang representasi, anggaran perpustakaan merupakan faktor panting untuk keberlangsungan suatu perpustakaan. Pendanaan perpustakaan sekolah tersebut sangat penting, yaitu untuk menjamin agar perpustakaan memperoleh bagian yang adil dari anggaran sekolah. Pada bab ini akan dibahas 2 (dua) ha] terkait anggaran perpustakaan antara lain sumber dana dan alokasi anggaran.

Manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan yang memiliki nilai filosofi tinggi. Semua arah kegiatan diperuntukkan bagi pencapaian tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Pada hakikatnya, upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam pencapaian tujuan\ pendidikan, baik nasional maupun Iokal institusional. Rencana pengembangan sekolah (RPS) merupakan suatu proses menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat melalui urutan pilihan dan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia menuju sekolah yang berkualitas. RPS merupakan dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah sekarang dan yang akan datang dalam mencapai tujuan sekolah yang telah diimpikan. Dengan kata lain, RPS adalah suatu rangkaian rencana yang menggambarkan berbagai upaya sekolah dan pihak lain yang terkait untuk mengatasi berbagai persoalan sekolah yang ada.

Anggaranperpustakaan sekolah merupakan bagian dari anggaran sekolahsebagai lembaga pamongnya secara keseluruhan. Oleh karenaitu, penganggaran perpustakaan sekolah harus mengacu pada ketentuan dan keadaan sekolah, tempat perpustakaan tersebut berada.

Untuk menyelenggarakan dan mengelola suatu lembaga pendidikan formal seperti sekolah yang baik, diperlukan dana yang mencukupi. Hal ini untuk biaya operasional pendidikan. pengembangan, pemeliharaansarana dan prasarana, sertapengembangan kurikulum atau program pendidikan di lingkup sekolah tersebut. Sementara itu, membahas penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana penunjang pendidikan sudah dipastikan akan terkait dengan bayaran dana yang diberikan pihak sekolah untuk anggaran perpustakaan tersebut.


 

Bab XVIII

Manajemen Basis Data

Basis data adalah kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file lain sehingga membentuk suatu bangunan data untuk menginformasikan suatu perusahaan Atau instansi dalam batasan tertentu. Beberapa hal yang termaksud unsur-unsur dari basis data adalah

a.       Entitas adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. Contoh : Seorang siswa dapat dilihat dari atributnya misalnya, NIM, Nama, siswa, Alamat.

b.      Record-Record adalah kumpulan isi elemen dam (atribut) yang saling berhubungan menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap. Contoh : Kumpulan atribut NIP, Nama, dan alamat berisikan ”01001245566”, Sanusi, I1. Hati suci No 2 Kupang.

b)      Data Value Merupakan data aktual atau informasi yang disimpan ditiap data elemen. Isi atribut disebut nilai data.

c)      Kunci Elemen Dam ( Key Data Element) Tanda pengenal yang secara unik mengidentifikasikan entitas dari suatu kumpulan entitas.

 

Tujuan utama dalam pengolahan data dalam sebuah basis data adalah agar kita dapat memperoleh data yang kita cari dengan mudah dan cepat (Fathansyah,1999). Pemanfaatan basis data dilakukan dengan tujuan yaitu:

a)      Kecepatan dan kemudahan (Speed)

b)      Efisien ruang penyimpanan (Space)

c)      Keakuratan (Acuracy)

d)      Keamanan (Security)

e)      Terpeliharanya keselarasan data (Consitant)

f)       Dapat dipakai secara bersama (shared)

g)      Dapat diterapkan standarisasi (standardization)

Dengan adanya pengontrolan yang terpusat maka dapat menerapkan standarisasi data yang disimpan sehingga memudahkan pemakaian, pengiriman maupun pertukaran. Kelemahan sistem basis data adalah memerlukan tenaga spesial dan memerlukan tempat yang besar mahal.

Bab XIX

Manajemen Sumber Informasi Internet

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini antara lain ditandai berbagai variasi dan pilihan dalam pencarian informasi antara lain dengan pencarian sumber informasi di internet. Laju pertumbuhan di semua bidang kehidupan membuat implikasi yang besar terhadap bertambahnya berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Salah satu jenis kebutuhan yang sangat penting pada saat sekarang adalah kebutuhan akan informasi. Masyarakat, apapun profesi dan latar belakangnya selalu dan akan terus membutuhkan informasi mulai dari informasi yang sifatnya sangat sederhana, Sampai dengan informasi-informasi kompleks bahkan rahasia.

Kecanggihan teknologi informasi terutama intemet terbentuk dari jaringan-jaringan ke seluruh dunia yang saling terhubung satu sama lain. Saat ini, perkembangan internet demikian besar, baik dari segi pengguna maupun cakupan geografisnya. Hampir semua orang telah mengenal dan aktif mendayagunakan jaringan internet sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari, karenanya masyarakat dituntut untuk selalu cerdas dalam hal pemanfaatannya, terutama terkait konten informasi yang banyak ragam dan jenisnya.

Berikut merupakan 30 Situs Web Paling Populer Di Indonesia

1.        Google (google.com) situs mesin pencari informasi.

2.        Facebook (facebook.com) jejaring sosial terbaru di dunia.

3.        Blogspot (blogspot.com) layanan ngeblog gratis milik Google.

4.        YouTube (youtube.com) situs berbagi video milik Google.

5.        Google.co.id (google.co.id) situs mesin pencari versi Indonesia dan Google .

6.        Yahoo(yahoo.com) portal intemet dan penyedia layanan basil pencarian.

7.        Detik (detik.com) Portal berisi aktual yang Berisi, Artikel, Dan fasilitas online.

8.        Kaskus (kaskus.co.id) The Largest Indonesian Community.

9.        WordPress (wordpress.com) penyedia blog gratis.

10.    Twitter (twitter.com) Jejaring sosial dan layanan microblogging.

Dan lain sebagainya.


 

III.             KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU

A.    Keunggulan Buku

Buku berjudul “Dasar-Dasar Manajemen Perpustakaan dari MAsa ke Masa” ini merupakan buku perpustakaan populer yang dihimpun dari kumpulan tulisan baik dalam materi kuliah, berbagai diskusi perpustakaan dan pelatihan bidang perpustakaan. Secara substansial buku ini membahas berbagai hal tentang dasar-dasar manajemen perpustakaan antara lain konsep dasar perpustakaan, organisasi informasi perpustakaan, layanan jasa perpustakaan, automasi perpustakaan, literasi informasi, pengembangan perpustakaan digital, kerjasama dan jaringan informasi, diseminasi informasi dan minat baca, serta pengaruh teknologi informasi bagi perpustakaan.

Dalam buku ini dibahas bagaimana cara memanajemen atau mengelolah perpustakaan secara modern dan professional. Pembahasannya sangat jelas dimulai dari membahas mulai dari dasar pengertian dari istilah-istilah perpustakan. Setiap bab pembahsannya, dibahas pula konsep dari judul yang akan dibahas misalnya pada bab II tentang Organisasi dan Manajemen Perpustakaan maka di awal dibahas dulu konsep dari organisasi, yaitu apa itu pengertian organisasi, bagaimana struktur organsisasi perpustakaan dan bagaimana proses pembentukan perpustakaan  setelah itu barulah dibahas bagaimana cara memanajemen perpustakaan mulai dari perencanaan, koordinasi, kepemimpinan dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam buku ini pun mudah dipahami, sehigga memudahkan pembaca untuk mengetahui apa yang dibahas secara mendasar.

Antar bab dalam buku ini saling berkaitan dan tidak keluar dari ruang lingkup pembahasan buku ini yaitu mengenai manjemen perpustakaan. Tiap-tiap bab dalam buku ini membahas unsur-unsur dari perpustakaan yang harus diketahui dan dikuasai oleh pustakawan yaitu konsep dan teori perpustakaan, organiasi dan    manajemen perpustakaan, sumber daya manusia/pustakawan, pengembangan koleksi bahan pustaka, katalogisasi bahan pustaka, klasifikasi bahan pustaka, pelayanan perpustakaan, layanan referensi, automasi perpustakaan, promosi jasa perpustakan, pelestarian bahan pustaka, pengembangan perpustakaan digital, strategi litrerasi informasi, kerjasama dan jaringan perpustakaan, strategi mengembangkan minat baca, gedung, runagna dan perlengkjapan perpustakaan, anggaran perpustakaan, manajemen basis data, dan manajemen sumber informasi internet. Nah judul-judul terbeut tentu saling berkaitan dalam konteks manajemen perpustakaan.


 

B.     Kelemahan Buku

Setiap hal pasti memiliki kelebihan dan kekurangan sama sepertinya dalam buku ini. Namun pastinya penulis sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyajikan yang terbaik kepada pembaca. Menurut kami kekurangan buku ini adalah pembahasan dalam buku ini lebih mengarah kepada manajemen perpustakaan sekolah padahal judul buku ini adalah “Dasar-Dasar Manajemen perpustakaan dari Masa ke Masa” bukan manejemen perpustakaan sekolah. Seperti pada bagian anggaran perpustakaan, struktur organisasi perpustakaan dsb. Seharusnya dibahas pada ruang lingkup lebih luas bukan hanya pada perpustakaan sekolah seperti perpustakaan secara umum. Karena pada judul buku bukan membahas mengenai perpustakaan sekolah.


 

IV.             PENUTUP

A.    Kesimpulan

Buku “Dasar-Dasar Manajemen perpustakaan dari Masa ke Masa” ini membahas bagaimana membahas berbagai hal tentang  dasar-dasar manajemen perpustakaan antara lain konsep dasar perpustakaan, organisasi informasi perpustakaan, layanan jasa perpustakaan, automasi perpustakaan, literasi informasi, pengembangan perpustakaan digital, kerjasama dan jaringan informasi, diseminasi informasi dan minat baca, serta pengaruh teknologi informasi bagi perpustakaan. Buku ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi pustakawan dalam mengelolah perpustakaan.

 

B.     Saran

Sesuai dengan kesimpulan di atas penulis menyarankan kita sebagai mahasiswa/i prodi ilmu perpustakaan untuk membaca dan memahami isi buku tersebut karena berisi hal-hal penting mengenai teknik manajemen perpustakaan disertai dengan dasar-dasar atau konsep dari setiap sub pembahasan sehingga kita dapat dengan mudah memahami pokok pembahasan dalam setiap pembahasan dalam buku tersebut.


 

V.                DAFTAR PUSTAKA

Hartono. 2015. Dasar-Dasar Manajemen Perpustakaan dari Masa ke Masa. Malang: UIN-Maliki Press

https://daryono.staff.uns.ac.id/2008/09/24/manajemen-perpustakaan/ diunduh pada 16 AQpril 2019=

Sudirman, Anwar. 2019. Manajemen Perpustakaan. Riau: Indragiri

 

MERESENSI BUKU NON FIKSI

(DASAR-DASAR MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DARI MASA KE MASA)

DISUSUN OLEH:

NAMA                                  : MAYALIANA

NIM                                       : 0601182113

MATKUL                              : BAHAN RUJUKAN UMUM

SEMESTER/KELAS                        : SEM. II/ IP-2

DOSEN PENGAMPU          : SUNYIANTO, S.SOS., M.I.KOM

 

 

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UIN SUMATERA UTARA MEDAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


 

I.                   PENGANTAR

A.    Latar Belakang

Dalam sejarah panjang ilmu perpustakaan sampai dengan era informasi dewasa ini perpustakaan merupakan unit informasi yang mengemban tugas dan fungsi yang sangat mulia dalam upaya mencerdaskan hidup bangsa. Sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea ke-4. Dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak atau karya rekam.

Dalam manajemen perpustakaan modern organisasi atau kelembagaan perpustakaan merupakan alah satu faktor yang sangat penting. Dalam suatu organisasi, setiap orang harus jelas tugas, wewenang, tanggung jawabnya, begitu juga dalam hubungan tata kerjanya.

Dewasa ini banyak perpustakaan yang menggunakan cara administrasi perkantoran yang biasa atau manajemen tradisional, yang masih memiliki kekurangan dalam mengembangkan beberapa bidang misalnya bidasng layanan. Layannannya selalu monoton dan kurang menarik dalam kegiatan sirkulasi seperti kegiatan peminjaman dan pengembalian buku, yang disebabkan oleh masuknya pimpinan dalam bidang khusus, sehingga kurangnya tanggung jawab pada tingkat bawahan.

Sehingga diperlukan manajemen atau pengelolahan perpustakaan yang modern atau terautomasi. Untuk menjadikan sebuah perpustakaan yang modern dan mampu berorientasi dengan kebutuhan pengguna maka diperlukan pula Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten yaitu pustakawan yang professional dan merupakan lulusan dari prodi ilmu perpustakaan atau telah melaksasnakan pelatihan-pelatihan dalam bidang perpustakaan.

Dengan membaca dan memahami isi daripada buku ini maka dapat membantu kita sebgagai seorang pustakawan untuk menciptakan perpustakaan yang mampu bersaing dan berdaya guna sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi.


 

B.       Identitas Buku

 

Judul buku      : Dasar-Dasar Manajemen Perpustakaan dari Masa ke Masa

Penulis             : Drs. Hartono, Hartono, S.S., M.Hum

Cetakan           : Pertama

 Penerbit          : UIN-Maliki Press

Tahun terbit    : 2015

Tempat terbit  : Malang

Halaman buku : 344 halaman

ISBN               : 978-602-1190-71-5

 

Hasil gambar untuk buku dasar dasar manajemen perpustakaan dari masa ke masa Hasil gambar untuk buku dasar dasar manajemen perpustakaan dari masa ke masa

Gambar: Sampul depan dan belakang buku

 

 


 

II.                RINGKASAN ISI BUKU

Bab I Konsep Dan Teori Kepustakaan

Berdasarkan Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan disebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan. penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka. (UU No. 43/2007 Bab I pasal 1 ayat 1). Kemudian pengertian perpustakaan menurut Kep. Menpan No. 132/2003 adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, khusus dan koleksi bahan pustaka sekurang-kurangnya terdiri dari 1000 judul dari berbagai disiplin ilmu.

Pengertian perpustakaan berasal dari kata ”library” dalam bahasa Inggris yang artinya perpustakaan, yang berasal dari kata dasar ”libri ” yang artinya pustaka, buku atau kitab. Pengertian perpustakaan terus mengalami perkembangan bentuk dan jenis koleksinya. Pembahan perpustakaan tersebut sesuai dengan perubahan zaman dan teknologi. Bentuk perpustakaan sebelumnya berupa media kertas kini berubah sebagai pusat sumber ilmu pengetahuan manusia yang direkam dan dimanfaatkan dalam berbagai bentuk media komunikasi, baik media tulisan, cetakan, rekaman, maupun elektronika.

a.       Bahan pustaka (library material), yaitu dokumen yang dapat menjadi koleksi suatu perpustakaan, baik dalam bentuk tercetak ataupun tidak tercetak, dapat berupa naskah, buku dan audio visual lainnya.

b.      Pustakawan  (librarian), orang yang peduli terhadap suatu perpustakaan dan isinya; seperti: bekerja pada bagian pengadaan (stock) yang dikelola dan Dieksploitasi dalam pengertian luas, mengadakan layanan terhadap seluruh kelompok pengguna, mengkoordinasi berbagai aktivitas, menentukan prioritas, mengevaluasi dan melakukan tugas manajerial lainnya. Termasuk juga dalam melayani komunitas, baik masyarakat, perorangan, dsb

c.       Kepustakaan, (references, bibliography, literature) adalah bahan perpustakaan yang digunakan untuk menyusun makalah, artikel, buku, laporan, skripsi dan sejenisnya. Jadi kepustakaan adalah daftar buku dan bahan perpustakaan lain yang Digunakan untuk menyusun sebuah karya serta merupakan panduan pembaca lain bila ingin memperdalam topik yang dibahas. kepustakawanan (librarianship), adalah penerapan ilmu perpustakaan dalam hal pengadaan, pengolahan, pendayagunaan dan penyebaran bahan perpustakaan di perpustakaan serta perluasan jasa perpustakaan (SulistyoBasuki, 1991).

Bab II

Organisasi Dan Manaiemen Perpustakaan

Dalam manajemen perpustakaan modem organisasi atau kelembagaan perpustakaan merupakan salah satu faktor yang sangat panting. Dalam suatu organisasi, setiap orang harus jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya, begitu juga dalam hubungan dan tata kerjanya. Bab ini akan mengupas berbagai hal terkait kelembagaan /organisasi perpustakaan antara lain konsep organisasi, proses pembentukan perpustakaan sekolah, struktur organisasi perpustakaan sekolah, manajemen perpustakaan sekolah, perencanaan perpustakaan pengorganisasian perpustakaan, koordinasi sampai dengan kepemimpinan.

Secara definitif bahwa organisasi adalah wadah dari kegiatan dan aktivitas sumber daya manusia dalam upaya mencapai tujuan. Menurut Siagian (1994), organisasi adalah setiap bentuk perserikatan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dan terikat secara formal dalam suatu hierarki dimana selalu mendapat hubungan antara seseorang atau sekelompok orang yang disebut Pimpinan dan seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.

Dewasa ini masih banyak perpustakaan yang menggunakan cara administrasi perkantoran biasa atau manajemen tradisional, yang masih memiliki kekurangan dalam mengembangkan beberapa bidang, misalnya bidang layanan. Layanannya selalu monoton dan kurang menantang dalam kegiatan peminjaman dan pengembalian buku, yang disebabkan oleh masuknya pimpinan ke dalam bidang khusus, sehingga Kurangnyatanggung jawab pada tingkat bawahan. Perpustakaan adalah sebuah unit kerja yang didalamnya diperlukan sumber daya manusia, sumber daya fisik, dan sumber daya finansial, sehingga diperlukan manajemen.

Secara umum baik atau buruknya sebuah perpustakaan biasanya diukur dari banyaknya koleksi dan ukuran gedung/ruangan. Padahal, perpustakaan adalah unit kerja yang melayani masyarakat akan bahan pustaka dan informasi. Menjalankan suatu unit kerja perpustakaan untuk melayani masyarakat pemakainya pada hakikatnya sama dengan menyelenggarakan dan mengoperasikan lembaga pada umumnya. di Indonesia ada lima jenis perpustakaan, yaitu perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan sekolah. Perpustakaan sebagai unit kerja sangat diperlukan pengelolaannya secara baik dengan berpedoman pada sistem manajemen.

Bab III

Sumber Daya Manusia/Pustakawan

Sering pula terjadi kondisi yang memperlihatkan adanya jenjang yang terlalu panjang dalam struktur manajemen dan kesenjangan antara visi dan misi organisasi dalam penyusunan program dan kegiatan. Mengingat bahwa perpustakaan sebagai unit kerja yang harus berkembang, diperlukan pengelolaan yang tertib dengan menggunakan sistem manajemen modern. Sistem manajemen modern mengharuskan bahwa setiap unit organisasi harus berorientasi pada basil, memiliki sumber daya manusia yang profesional, dan memanfaatkan teknologi informasi. Sebagaimana diketahui

Sumber daya manusia pengelola perpustakaan sekolah merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Sumber daya manusia pengelola Perpustakaan sekolah adalah guru/pegawai yang diberi tugas melaksanakan tugas di perpustakaan sekolah yang ditetapkan berdasarkan surat tugas/surat keputusan kepala sekolah.

Secara umum sumber daya manusia pengelola perpustakaan harus mempunyai minat di bidang kerja perpustakaan, kepedulian yang linggi terhadap perpustakaan, kemampuan pendekatan pribadi yang baik, kemampuan di bidang Teknologi Informasi, inisiatif dan kreativitas, kepekaan terhadap perkembangan-perkembangan yang baru terutama yang berhubungan dengan bidang perpustakaan

Profesional berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan atau merupakan bagian dari profesi. Sedangkan profesionalisme adalah suatu paham di mam dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan keterpanggilan serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan. Dengan demikian, seorang profesional jelas harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun pelatihan khusus, di samping itu ada unsur semangat pengabdian (Panggilan profesi) di dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini perlu ditekankan benar untuk membedakannya.


 

Bab IV

Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka

Secara definitif pengertian pengembangan koleksi (collection Development) adalah suatu upaya perpustakaan untuk memperluas koleksi semi atas pendirian perpustakaan dalam rangka memenuhi Kebutuhanpengguna. Berbagai upaya pengembangan koleksi terus dilakukan agar kualitas informasi dapat terjaga dan koleksi bahan perpustakaan dapat diperluas aksesnya untukmemenuhi kebutuhan informasi bagi pemustaka. Koleksi perpustakaan pada masa kini tidak hanya berupa bahan cetak, tetapitermasuk semua media yang memuat nilai pengetahuandan informasi yang dikoleksi Perpustakaan. Media yang dimaksud CD/VCD,CD, ROM, dan media lain yang dapat diakses melalui media terpasang (online).

Salah satu unsur utama perpustakaan adalah tersedianya koleksi. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai, perpustakaan tidak akan dapat memberikan layanan yang baik kepada masyarakat pemakainya. Koleksi perpustakaan adalah kumpulan bahan perpustakaan yang terdapat di perpustakaan. Bahan perpustakaan merupakan kesatuan unit informasi dalam bentuk tercetak dan terekam. Dalam konteks pengembangan koleksi perpustakaan, koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat pengguna dalam rangka memenuhi informasi yang dibutuhkan. Koleksi perpustakaan selain mempunyai fungsi sumber informasi juga sebagai prasarana pendidikan, penelitian dan pengembangan serta hiburan.

Koleksi dasar perpustakaan adalah koleksi yang minimal harus dimiliki oleh perpustakaan tersebut agar tugas pokok dan misi perpustakaan dapat terpenuhi, meskipun tidak tercapai optimal Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan koleksi dasar perpustakaan adalah koleksi dasar perpustakaan berupa buku referensi, majalah ilmiah dan buku teks yang terkait langsung dengan subjek yang menjadi lingkup misi perpustakaan dan lembaga perpustakaan,  semua pustaka baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan oleh institusi dimana perpustakaan didirikan.


 

Bab V

Katalogisasi Bahan Pustaka

Perkembangan teknologi sektor informasi dewasa ini antara lain ditandai perubahan perilaku masyarakat dalam mencari informasi baik melalui media cetak maupun media elektronik. Kondisi ini memiliki arti panting bagi lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang jasa informasi dan perpustakaan. Perpustakaan sebagai lembaga yang berperan dalam menyimpan, mengolah dan mendistribusikan informasi kepada pemakai dengan cepat dan tepat. Salah satu cara untuk meningkatkan layanan perpustakaan antara lain dengan menyediakan sarana penelusuran informasi di antaranya berupa katalog perpustakaan.

Koleksi perpustakaan tercetak seperti buku dan majalah maupun yang tidak tercetak, seperti, piringan hitam, pita rekaman, CD, kaset dan sebagainya dihimpun dalam koleksi perpustakaan karena di dalamnya terdapat informasi (information) dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan. Perpustakaan merupakan sistem informasi yang berfungsi untuk menyediakan dan menyampaikan informasi yang terdapat dalam koleksinya. Oleh karena itu, koleksi Perpustakaan harus diolah, diatursedemikian rupa sehingga informasi yang terdapat dalam koleksinya dapat disimpan dan ditemukan kembali secara cepat dan tepat. Dengan kata lain perpustakaan diperlukan suatu sistem temu kembali informasi, diantaranya diperlukan suatu daftar buku berupa katalog perpustakaan.

Pengolahan bahan pustaka merupakan rangkaian kegiatan pokok perpustakaan yang memungkinkan koleksi perpustakaan diorganisasikan, tertata secara sistematis dan disimpan sehingga dapat ditemukan kembali secara efisien dan efektif. Kegiatan pengolahan bahan pustaka dikenal dengan pengatalogan (cataloging), meliputiinventarisasi, katalogisasi, klasifikasi dan tajuk subjek, dan pasca katalogisasi.

Pengolahan bahan pustaka dalam konteks perpustakaan tradisional meliputi serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan bahan pustaka agar dapat disimpan dan ditemukan kembali untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan katalogisasi, klasifikasi, penentuan tajuk subjek, aplikasi fisik, ‘ dan pengetikan kartu katalog. Pengolahan bahan pustaka menghasilkan produk katalog perpustakaan berisi cantuman bibliografi yang terdapat dalam katalog kartu maupun katalog terbacakan main (Online Public Access Catalog) dikenal dengan nama OPAC.


 

Bab VI

Klasifikasi Bahan Pustaka

Dalam kehidupan sehari-hari sesungguhnya pekerjaan klasifikasi secara alamiah telah dilakukan orang. Kegiatan klasifikasi ini dapat kita lihat jika kita pergi ke pasar buah. Masing-masing buah tertata rapi dikelompokkan buah yang sama dan dipisahkan buah dari jenis lainnya. Semua itu bertujuan untuk memudahkan para pembeli dalam memilih dan mendapatkan apa yang dibutuhkan secara cepat. Klasifikasi perpustakaan juga dimaksudkan untuk memudahkan pemakai dalam memilih dan mendapatkan buku-buku yang diperlukan

Dalam Sistem Pengaturan bahan pustaka pada rak. klasifikasi perpustakaan bertujuan : (1) Dapat menentukan lokasi bahan pustakadi dalam jajaran koleksi perpustakaan sehingga memudahkan temu kembali informasi. (2) Mengumpulkan semua bahan pustaka yang memiliki subyek yang sama dalam satu jajaran koleksi. (3) Memudahkan dalam penempatan buku baru serta untuk kepentingan pelayanan

Dalam melakukan kegiatan klasifikasi bahan pustaka tentu menggunakan skema klasifikasi perpustakaan. Untuk menentukan skema klasifikasi yang digunakan perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut : (a) bagan itu harus sistematis (b) bagan itu harus bersifat ”universal” mencakup semua bidang ilmu pengetahuan (c) bagan itu hendaknya luwes (flexible), selalu menampung subjek yang baru (d) pembagian kelasnya logis dan konsisten (e) bagan hendaknya dengan notasi (kode/lambang) yang mudah diingat, (f) memiliki indeks untuk memudahkan penggunaan bagan dan (g) hendaknya ada badan atau lembaga yang mengawasi perkembangan skema klasifikasi tersebut. Beberapa jenis sistem klasifikasi yang terkenal didunia antara lain :

1.      Dewey Decimal Classifications (DDC), Melvil Dewey, 1876 Universal Decimal Classifications (UDC),

2.      Color Classifications (CC) S.R. Ranganathan, 1933

3.      Library of Congress Classifications (LCC), 1899

4.      Brown’s Subject Classifications (BSC), 1.0, Brown, 1906

5.      Bibliographic Classifications (BBC) oleh H.E. Bliss, 1935

 

 


Bab VII

Pelayanan Perpustakaan

Secara definitif layanan "to serve” artinya melayani yaitu kegiatan yang dipersiapkan untuk memberikan jasa terhadap materi produk yang dimiliki perpustakaan dapat dimanfaatkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Kemudian kemajuan perpustakaan memberikan layanan bahan pustaka kepada masyarakat pemakai adalah agar bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pemakai. Sedangkan fungsi layanan perpustakaan harus sejalan dan tidak menyimpang dengan tujuan perpustakaan. Layanan perpustakaan berfungsi mempertemukan pembaca dengan bahan pustaka yang dibutuhkan

Tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah adalah menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan kreasi bagi siswa siswi, dengan mempergunakan bahan pustaka yang ada di perpustakaan tersebut. Kegiatan layanan di perpustakaan sekolah meliputi peminjaman buku-buku, melayani kebutuhan pelajaran dalam kelas, menyediakan sumber informasi bagi siswa dan guru, mendidik anak-anak untuk dapat mencari informasi sendiri, dan melatih siswa untuk mahir menggunakan bahan pustaka, seperti kamus, ensiklopedi, membaca pen dan bola dunia (globe).

Berdasarkan jenisnya layanan perpustakaan meliputi layanan ruang baca, layanan sirkulasi layanan referensi, layanan abstrak dan indeks, layanan informasi mutakhir, layanan fotokopi layanan literatur.


 

Bab VIII

Layanan Referensi.

Pengertian beberapa pengertian tentang layanan referensi adalah sebagian layanan perpustakaan yang secara langsung berhubungan dengan pembaca dalam memberikan informasi dan penggunaan sumber perpustakaan untuk kepentingan studi dan. Hakikat layanan referensi atau referensi ialah untuk mendapatkan, memelihara, dan menyediakan ’pengetahuan rekaman" oleh manusia dan mempergunakannya di perpustakaan. Pelayanan referensi merupakan bagian yang cukup penting dalam  suatu sistem perpustakaan. Bagus tidaknya suatu perpustakaan dapat diukur dari koleksi dan pelayanan referensi yang dimiliki oleh perpustakaan, maka  pustakawan harus menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pengunjung. Cici-ciri buku referensi (”R") adalah sebagai berikut : (1) Buku ”R" umumnya mahal (2) Tak perlu dibaca seluruhnya (3) Tak boleh keluar dari perpustakaan (4) Untuk layanan ”R” diperlukan ruang baca dan mesin foto kopi.

Tugas Layanan Referensi Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas layanan referensi adalah: a. memberikan layanan referensi yang bersifat langsung, artinya dalam memberikan layanan benar-benar berhubungan secara langsung dengan pengguna, terutama dalam memberikan informasi. b. memberikan informasi, baik yang bersifat umum maupun ilmiah untuk tujuan studi dan penelitian. Memberikan layanan informasi dengan menggunakan sumber informasi yang seluas-luasnya, baik sumber yang terdapat di dalam perpustakaan.


 

Bab IX

Automasi Perpustakaan

Automasi perpustakaan merupakan alat atau media yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan memanipulasi dam dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah dam, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.

Automasi perpustakaan khususnya pengembangan database katalog merupakan embrio lahirnya online searching yang sempat popular dinegara maju sebelum penggunaan internet meluas. Automasi perpustakaan pada awalnya banyak dikembangkan perpustakaan. jenis komputer yang digunakan pada umumnya adalah  yang harga dan biaya pemeliharaannya tergolong mahal. Perkembangan kemampuan komputer PC dan teknologi jaringan client serta tersedianya berbagai jenis perangkat lunak perpustakaan menjadikan automasi bukan lagi sesuatu yang mahal. Perpustakaan di negara berkembang seperti Indonesia dapat mengembangkan aplikasi secara bertahap dengan menggunakan program seperti CDS/ISIS yang dapat diperoleh secara cuma-cuma.

Sistem Otomasi Perpustakaan atau Library Automation System adalah software yang beroperasi berdasarkan pangkalan data untuk mengotomatiskan kegiatan perpustakaan. Pada umumnya software yang digunakan untuk Otomasi perpustakaan menggunakan model ”relational database”. Database atau pangkalan data merupakan kumpulan dari suatu data. Dalam perpustakaan paling tidak ada dua pangkalan data yaitu data buku dan data pemustaka. Disebut ”relational database” karena dua pangkalan data tersebut akan saling dikaitkan apabila terjadi transaksi. Misalnya, pada saat terjadi proses peminjaman dan pengembalian buku. Kebanyakan sistem otomasi perpustakaan memisahkan fungsi software ke dalam program tersendiri disebut modul. Sedangkan modulnya terdiri dari modul pengadaan, katalogisasi sirkulasi, serial, dan Online Public Access Catalog (OPAC). Sistem Otomasi Perpustakaan di Indonesia pada umumnya hanya mempunyai tiga modul yaitu katalogisasi, sirkulasi, dan OPAC.

Bab X

Promosi Jasa Perpustakaan

Promosi adalah mekanisme komunikasi Suatu pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat Promosi perpustakaan merupakan forum pertukaran informasi antara organisasi perpustakaan dan pemakai dengan tujuan utama memberi informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi perpustakaan, sekaligus membujuk konsumen/pemakai perpustakaanuntuk bereaksi terhadap produk atau jasa perpustakaan. Promosi berfungsi sebagai sarana atau alat untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa dari suatu organisasi kepada konsumen agar produk tersebut dikenal oleh masyarakat.

Berdasarkan prinsipnya promosi adalah memperkenalkan perpustakaan, koleksi, jenis layanan dan manfaat yang diperoleh Oleh pengguna perpustakaan. Dengan adanya promosi, diharapkan masyarakat mengetahui pelayanan apa saja yang diberikan oleh perpustakaan sehingga membuat mereka tertarik untuk mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Pada dasarnya secara sadar atau tidak pustakawan sudah banyak melakukan promosi, akan tetapi sebagian besar kegiatan mereka tidak terencana dengan baik dan mulai dengan tujuan dan sasaran perpustakaan. Masyarakat pada umumnya tidak memanfaatkan perpustakaan karena tidak mengerti apa yang dapat diperoleh dari perpustakaan. Oleh karena itu disarankan agar promosi perpustakaan tidak hanya diberikan kepada masyarakat yang belah memakai perpustakaan saja, tetapi juga diberikan kepada masyarakat yang lebih luas.

Ada beberapa fungsi promosi dalam menunjang kegiatan pemasaran perpustakaan antara lain adalah : (a) Dapat membantu untuk memperkenalkan eksistensi perpustakaan kepada khalayak secara lebih luas, (b) Membantu menginformasikan tentang visi, misi, tujuan kegunaan/manfaat perpustakaan bagi khalayak, (c) Membantu memberitahu tentang apa isi perpustakaan (what), siapa yang menggunakan jasa perpustakaan (who), kapan waktu layanan perpustakaan (when), dimana lokasi perpustakaan (where), mengapa harus ke perpustakaan (why), bagaimana menjadi pengguna perpustakaan (how), (d) Membantu menginformasikan tentang buku-buku baru yang sudah diolah dan siaga untuk dipinjamkan, dan (e) Membantu menginformasikan tentang kegiatan-kegiatan ekstra perpustakaan seperti: seminar, ceramah, bedah buku, pameran, lomba, keramaian, seperti (sandiwara, film, atraksi), program musik, mendongeng, dan sebagainya.

Bab XI

Pelestarian Bahan Pustaka

Kata pelestarian, menurut kalangan perpustakaan, adalah terjemahan dari preservation atau preservasi dan conservation atau konservasi. Tujuan utama preservasi adalah memperpanjang eksistensi benda budaya. Pengertian istilah konservasi lebih spesifik, yaitu menyangkut penanganan secara fisik setiap benda budaya. Cara penyimpanan, tenaga, teknik, dan metode untuk melestarikan bentuk fisik dan kandungan informasi bahan pustaka. Konservasi dapat juga dikatakan teknik yang dipakai untuk melindungi bahan pustaka dari kerusakan dan kehancuran.

Pengertian konservasi lebih luas dibandingkan dengan pengertian preservasi. Ada beberapa tingkatan dalam kegiatan konservasi, yaitu prevention of deterioration, preservation, consolidation, restoration and reproduction Prevention of deterioration merupakan tindakanpreventif untuk melindungi benda budaya dengan mengendalikan kondisi lingkungan dan kerusakan lainnya, termasuk cara penanganan, sedangkan preservasi adalah penanganan yang berhubungan langsung dengan benda budaya.

Kerusakan karena udara lembap, faktor kimia, serangga, dan mikro-organisme harus dihentikan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut. 5 Konsolidasi dimaksudkan untuk memperkuat bahan yang rapuh dengan memberikan perekat atau bahan penguat lainnya; restorasi untuk memperbaiki koleksi yang telah rusak dengan mengganti bagian yang hilang agar bentuknya mendekati keadaan semula; terproduksi untuk membuat salinan (copy) dari bahan asli, termasuk membuat bentuk dan transformasi ke dalam bentuk digital.


 

Bab XII

Pengembangan Perpustakaan Digital

Kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat telah membawa pengaruh terhadap lembaga penyedia informasi publik termasuk perpustakaan. Kondisi ini telah menggiring sebuah bentuk terobosan baru dalam penyediaan informasi berbasis elektronik yang dapat diakses dari berbagai media.

Hal ini menimbulkan dampak terhadap perpustakaan, dimana perpustakaan sedang mengalami transisi menuju  lingkungan perpustakaan digital Berbagai isu yang berkaitandengan fenomena tersebut menjadi menarik untuk dibicarakan termasuk :penyiapan sumber daya manusia yang alum menangani pelayanan Digital

Dalam beberapa tahun terakhir, beraneka ragam sumber daya terkomputerisasi banyak dikembangkan oleh para pustakawan tersedia dalam bentuk digital. Perkembangbiakan sumber daya informasi digital sebagai salah satu Alternatif yang semakin panting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi.

Pertumbuhan pesat dibidang produksi bahan-bahan berbasis digital telah melahirkan ungkapan digital library. Perpustakaan digital adalah suatu lingkungan perpustakaan dimana berbagai obyek informasi (dokumen, images, suara dan video-clips) disimpan dan diakses dalam bentuk digital semakin meningkat baik judul baru maupun dokumen-dokumen lama digitalisasi agar dapat diakses secara elektronik, termasuk gray literature yang sebelumnya sulit untuk diperoleh. Berkaitan dengan kecenderungan tersebut, pustakawan dituntut untuk bersikap responsive terhadap perubahan yang terjadi dengan berupaya mencari cara-cara yang efektif dan inovatif dalam memenuhi harapan pengguna. Hal ini penting jika perpustakaan ingin terus tumbuh Han berkembang, bahkan survive dalam lingkungannya yang terus berubah.

Tantangan bagi para pustakawan adalah untuk memahami dan menentukan kembali posisinya di dalam tersebut dan beralih dari pemikiran perpustakaan sebagai ruang fisik semata ke suatu kenyataan baru perpustakaan sebagai suatu organisasi yang harus mengembangkan dan menyediakan berbagai jenis pelayanan termasuk di antaranya layanan digital.


 

Bab XIII

Strategi Literasi Informasi

Program literasi informasi telah dilaksanakan di beberapa perguruan tinggi dan universitas pada dekade terakhir dengan tingkat kesuksesan yang berbeda-beda. Menyadari kebutuhan akan keahlian pencarian informasi yang literasi informasi maka pengelola informasi yang menguasai literasi informasi mampu menerapkan program literasi informasi bagi lembaga informasi termasuk diantaranya perpustakaan. Pustakawan memiliki peran strategis dalam mencerdaskan pengguna perpustakaan untuk menguasai literasi informasi sebelum menyajikan informasi.

Strategi penelusuran yang dianut oleh seorang pustakawan bergantung, terutama, pada sifat pertanyaan  dan penelusuran dapat dibagi dalam dua tipe sebagai berikut (a) Bila si penanya mencari data spesifik seperti dalam kasus sebuah pertanyaan referensi yang sudah jadi, hasilnya sudah dapat diperkirakan dan strategi penelusuran dapat ditempatkan di dalam suatu model yang bermetode "langkah demi langkah”. Pola pergerakan rutin yang dapat dilakukan dan tujuan akan dimasukkan atau dikeluarkan melalui alternatif tertentu. (b) Sebuah pernyataanmendalam-sebagaimana  dalam kasus suatu pertanyaan dan penelusuran atau penelitian yang spesifik-memerlukan tipe strategi yang bersifat investigatif. Kepercayaan dalam rutinitas harus digantikan oleh kepercayaan dalam kesadaran.

Dalam strategi penelusuran, pustakawan perlu melakukan beberapa langkah yang meliputi tindakan berikut. (a) mengetahui  subjek yang diinginkan, yang akan menentukan batas waktu penelusuran, bahasa, geografi, dan jenis dokumen yang diperlukan. (b) menentukan kata kunci yang akan dipakai dalam penelusuran dengan menggunakan kamus istilah, tajuk subjek, atau tesaurus.

Pustakawan dapat memperluas penelusuran dalam istilah tajuk subjek atau kata kunci. Penelusuran juga dapat dipersempit dengan mencari istilah yang lebih khusus. Kegiatan ini juga mencakup kegiatan pencarian sinonim dan antonim, memilih tajuk subjek atau kata kunci yang lebih spesifik, mendapatkan istilah yang lebih sesuai, memilih sumber informasi yang sesuai dengan menelusur melalui pendekatan subjek atau pengarang. Kesulitan yang dihadapi pustakawan dalam membantu seseorang menemukan informasi memerlukan penimbangan.


 

Bab XIV

Kerjasama Dan Jaringan Perpustakaan

Secara definitif kerja sama perpustakaan (library cooperation) adalah kegiatan 2 (dua) perpustakaan atau lebih dalam berbagi sumber daya dalam upaya membangun kualitas layanan perpustakaan dalam mencapai tujuan bersama. Konsep kerja sama juga semakin Digalakkan di dunia perpustakaan, tak terkecuali di antara perpustakaan di Indonesia. Istilah pinjam antar perpustakaan, silang layang, resource sharing (pemakaian sumber informasi bersama) serta jaringan informasi yang banyak dipakai orang setelah teknologi komputer masuk ke dunia perpustakaan, sudah banyak dikenal bahkan diterapkan oleh perpustakaan, baik di tingkat lokal. regional, nasional maupun internasional.

Informasi yang semakin melimpah dalam jumlah, jenis maupun media penyampaiannya, serta kebutuhan akan informasi yang semakin meningkat di satu pihak, kemudian dana yang semakin terbatas di pihak lain, membuat perpustakaan tak akan pernah dapat mencukupi kebutuhan pengguna dengan hanya menyuguhkan koleksi pustaka yang dihimpun masing-masing perpustakaan.

Dari sanalah timbul gagasan perlunya kerja sama antar perpustakaan dalam berbagai bentuk agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi semaksimal mungkin. Sebagai lembaga pelayanan yang berorientasi pada pengguna, perpustakaan perlu selalu berupaya untuk dapat memberikan layanan yang terbaik agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna masing-masing. Dengan mengadakan kerja sama, bukan saja perpustakaan dapat memberikan kesempatan lebih luas untuk tidak saja dapat mempunyai akses ke sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan sendiri, tetapi juga ke perpustakaan lain.

Lalu, sebagai lembaga yang turut bertanggung jawab pada penyebaran informasi dan ilmu pengetahuan, melalui kerja sama, perpustakaan dapat berperan serta dalam mendorong dimanfaatkannya secara maksimal koleksi pustaka yang telah dihimpun masing-masing.


 

Bab XV

Strategi Mengembangkan Minat Baca

Dalam rangka upaya mengembangkan minat baca masyarakat ada beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain : Pertama, mendesain kurikulum atau sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan kegiatan membaca bahan bacaan yang terkait dengan kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada. Kedua, pendidik berupaya merekomendasikan bahan-bahan bacaan yang harus dibaca oleh peserta didik yang dikaitkan dengan tugas-tugas. Ketiga harus berupaya untuk merekomendasikan bahan bacaan yang memadai, mudah terjangkau dan representatif, sehingga pengguna merasa butuh informasi yang ada di perpustakaan, dan perpustakaan juga dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Keempat, pemerataan akses informasi dengan dikembangkannya Taman Bacaan ke tingkat desa, sehingga masyarakat di pedesaan juga merasakan adanya penyebaran informasi dan ilmu pengetahuan. Kelima, menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat, betapa petingnya kebiasaan membaca, karena dengan membaca akan dapat membuka wacana baru untuk menambah wawasan terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi.

Hampir dipastikan setiap orang pasti pernah membaca namun intensitas dan efektivitasnya yang berbeda-beda. Jika menengok data-data yang telah dipaparkan pada tulisan di atas dapat disimpulkan secara umum intensitas dan efektivitas membaca masyarakat Indonesia masih rendah. Oleh karena itu sangat panting untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia gum meningkatkan kualitas dan daya saing bangsa. Namun pekerjaan ini tentu tidak semudah membalik telapak tangan karena kin tentu paham bahwa merubah kebiasaan adalah ha! yang paling sulit. Solusi yang paling baik adalah dengan memperbaiki kualitas generasi penerus kits yaitu membangun kesadaran masyarakat untuk menumbuhkan dan menanamkan kebiasaan membaca sejak dini (anak-anak).

Sekolah dapat menumbuhkan minat baca peserta didik dengan menjadikan perpustakaanberminat aktif dan kondusif. Perpustakaan sekolah dapat mengadakan kelompok (club) baca, hari baca, wajib baca, jam baca dalam seminggu, bedah buku, story telling, berbagai macam perlombaanmisal: membuat cerpen, membuat dan baca puisi, bedah buku, dsb. Untuk merangsang peserta didik agar rajin berkunjung ke perpustakaan dan meminjam buku, perpustakaan sekolah dapat memberikan hadiah atau penghargaan kepada pengunjung/anggota perpustakaan yang paling rajin datang dan meminjam buku.

Bab XVI

Gedung, Ruangan Dan Perlengkapan

Ruang perpustakaan disediakan untuk menyimpan koleksi, Pengunjung, staf, ruang jasa, sarana perpustakaan, seperti katalog. microreader, mesin fotokopi, mesin penjilidan, dan sebagainya. Untuk memasuki gedung dari luar ataupun dari pintu masuk, pengunjung tidak perlu dipusingkan oleh rancangan gedung yang berbelit-belit. Gedung perpustakaan yang didesain untuk sistem terbuka dapat digunakan untuk sistem tertentu, tetapi tidak sebaliknya. Selain itu, Pembangunan gedung perpustakaan juga harus memperhitungkan pertumbuhan masa mendatang untuk masa pengembangan 10 tahunke depan. Untuk menghadapi perubahan masa mendatang, pembangunan gedung hendaknya bersifat luwes (fleksibel). Antaranya, mampu menyesuaikan tata letak tanpa perlu mengubah struktur gedung secara besar-besaran, misalnya membangun gedung dengan sistem modular. Pembangunan gedung dengan sistem modular akan menghasilkan keluwesan. Gedung dengan sistem modular hanya disangga oleh tiang yang ditempatkan secara interval. tiang yang berada dalam gedung merupakan tiang penyangga berat. Tiang, kolom, tangga, lift, fasilitas pendingin.

Dalam pelaksanaan pembangunan gedung perpustakaan petugas yang ditunjuk sebaiknya seorang pustakawan karena dia memahami kebutuhan perpustakaan. Di samping itu, perlu dibentuk panitia pembangunan gedung yang beranggotakan: (1) arsitek, (2) pustakawan, (3) konsultan perpustakaan interior decoration atau desainer, (4) kepala lembaga yang membawahi perpustakaan, seperti dewan perpustakaan, rektor, atau wakilnya bagian-bagian lain dalam lembaga seperti bagian administrasi dan keuangan. Arsitek hendaknya terus berkonsultasi dengan pustakawan untuk memahami dan menghargai kebutuhan fungsional perpustakaan.

Pemilihan lokasi gedung perpustakaan hendaknya memperhitungkan kenyamanan pemakai, perluasan masa mendatang, serta ketersediaan tanah dan dam. Untuk lokasi perpustakaan sekolah, tidak mungkin dipisahkan dari sekolah karena perpustakaan sekolah adalah bagian dari kegiatan sekolah. Lokasi harus diatur sedemikian rupa agar siswa dapat mempergunakan perpustakaan dengan lebih leluasa. Dengan demikian, dalam memilih lokasi gedung perpustakaan sekolah, sebaiknya diperhatikan hal-hal berikut. (1) Berada kira-kira di tengah dari jajaran gedung atau ruang sekolah sehingga mudah dicapai oleh guru dan murid. (2) Suasana tenang dan terhindar dari gangguan murid sehinggaharus memilih antara strategis atau tempat yang tenang, lokasi strategis menjadi pilihan utama.

Bab XVII

Anggaran Perpustakaan

Dalam upaya membangun perpustakaan yang representasi, anggaran perpustakaan merupakan faktor panting untuk keberlangsungan suatu perpustakaan. Pendanaan perpustakaan sekolah tersebut sangat penting, yaitu untuk menjamin agar perpustakaan memperoleh bagian yang adil dari anggaran sekolah. Pada bab ini akan dibahas 2 (dua) ha] terkait anggaran perpustakaan antara lain sumber dana dan alokasi anggaran.

Manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan yang memiliki nilai filosofi tinggi. Semua arah kegiatan diperuntukkan bagi pencapaian tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Pada hakikatnya, upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam pencapaian tujuan\ pendidikan, baik nasional maupun Iokal institusional. Rencana pengembangan sekolah (RPS) merupakan suatu proses menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat melalui urutan pilihan dan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia menuju sekolah yang berkualitas. RPS merupakan dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah sekarang dan yang akan datang dalam mencapai tujuan sekolah yang telah diimpikan. Dengan kata lain, RPS adalah suatu rangkaian rencana yang menggambarkan berbagai upaya sekolah dan pihak lain yang terkait untuk mengatasi berbagai persoalan sekolah yang ada.

Anggaranperpustakaan sekolah merupakan bagian dari anggaran sekolahsebagai lembaga pamongnya secara keseluruhan. Oleh karenaitu, penganggaran perpustakaan sekolah harus mengacu pada ketentuan dan keadaan sekolah, tempat perpustakaan tersebut berada.

Untuk menyelenggarakan dan mengelola suatu lembaga pendidikan formal seperti sekolah yang baik, diperlukan dana yang mencukupi. Hal ini untuk biaya operasional pendidikan. pengembangan, pemeliharaansarana dan prasarana, sertapengembangan kurikulum atau program pendidikan di lingkup sekolah tersebut. Sementara itu, membahas penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana penunjang pendidikan sudah dipastikan akan terkait dengan bayaran dana yang diberikan pihak sekolah untuk anggaran perpustakaan tersebut.


 

Bab XVIII

Manajemen Basis Data

Basis data adalah kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file lain sehingga membentuk suatu bangunan data untuk menginformasikan suatu perusahaan Atau instansi dalam batasan tertentu. Beberapa hal yang termaksud unsur-unsur dari basis data adalah

a.       Entitas adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. Contoh : Seorang siswa dapat dilihat dari atributnya misalnya, NIM, Nama, siswa, Alamat.

b.      Record-Record adalah kumpulan isi elemen dam (atribut) yang saling berhubungan menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap. Contoh : Kumpulan atribut NIP, Nama, dan alamat berisikan ”01001245566”, Sanusi, I1. Hati suci No 2 Kupang.

b)      Data Value Merupakan data aktual atau informasi yang disimpan ditiap data elemen. Isi atribut disebut nilai data.

c)      Kunci Elemen Dam ( Key Data Element) Tanda pengenal yang secara unik mengidentifikasikan entitas dari suatu kumpulan entitas.

 

Tujuan utama dalam pengolahan data dalam sebuah basis data adalah agar kita dapat memperoleh data yang kita cari dengan mudah dan cepat (Fathansyah,1999). Pemanfaatan basis data dilakukan dengan tujuan yaitu:

a)      Kecepatan dan kemudahan (Speed)

b)      Efisien ruang penyimpanan (Space)

c)      Keakuratan (Acuracy)

d)      Keamanan (Security)

e)      Terpeliharanya keselarasan data (Consitant)

f)       Dapat dipakai secara bersama (shared)

g)      Dapat diterapkan standarisasi (standardization)

Dengan adanya pengontrolan yang terpusat maka dapat menerapkan standarisasi data yang disimpan sehingga memudahkan pemakaian, pengiriman maupun pertukaran. Kelemahan sistem basis data adalah memerlukan tenaga spesial dan memerlukan tempat yang besar mahal.

Bab XIX

Manajemen Sumber Informasi Internet

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini antara lain ditandai berbagai variasi dan pilihan dalam pencarian informasi antara lain dengan pencarian sumber informasi di internet. Laju pertumbuhan di semua bidang kehidupan membuat implikasi yang besar terhadap bertambahnya berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Salah satu jenis kebutuhan yang sangat penting pada saat sekarang adalah kebutuhan akan informasi. Masyarakat, apapun profesi dan latar belakangnya selalu dan akan terus membutuhkan informasi mulai dari informasi yang sifatnya sangat sederhana, Sampai dengan informasi-informasi kompleks bahkan rahasia.

Kecanggihan teknologi informasi terutama intemet terbentuk dari jaringan-jaringan ke seluruh dunia yang saling terhubung satu sama lain. Saat ini, perkembangan internet demikian besar, baik dari segi pengguna maupun cakupan geografisnya. Hampir semua orang telah mengenal dan aktif mendayagunakan jaringan internet sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari, karenanya masyarakat dituntut untuk selalu cerdas dalam hal pemanfaatannya, terutama terkait konten informasi yang banyak ragam dan jenisnya.

Berikut merupakan 30 Situs Web Paling Populer Di Indonesia

1.        Google (google.com) situs mesin pencari informasi.

2.        Facebook (facebook.com) jejaring sosial terbaru di dunia.

3.        Blogspot (blogspot.com) layanan ngeblog gratis milik Google.

4.        YouTube (youtube.com) situs berbagi video milik Google.

5.        Google.co.id (google.co.id) situs mesin pencari versi Indonesia dan Google .

6.        Yahoo(yahoo.com) portal intemet dan penyedia layanan basil pencarian.

7.        Detik (detik.com) Portal berisi aktual yang Berisi, Artikel, Dan fasilitas online.

8.        Kaskus (kaskus.co.id) The Largest Indonesian Community.

9.        WordPress (wordpress.com) penyedia blog gratis.

10.    Twitter (twitter.com) Jejaring sosial dan layanan microblogging.

Dan lain sebagainya.


 

III.             KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU

A.    Keunggulan Buku

Buku berjudul “Dasar-Dasar Manajemen Perpustakaan dari MAsa ke Masa” ini merupakan buku perpustakaan populer yang dihimpun dari kumpulan tulisan baik dalam materi kuliah, berbagai diskusi perpustakaan dan pelatihan bidang perpustakaan. Secara substansial buku ini membahas berbagai hal tentang dasar-dasar manajemen perpustakaan antara lain konsep dasar perpustakaan, organisasi informasi perpustakaan, layanan jasa perpustakaan, automasi perpustakaan, literasi informasi, pengembangan perpustakaan digital, kerjasama dan jaringan informasi, diseminasi informasi dan minat baca, serta pengaruh teknologi informasi bagi perpustakaan.

Dalam buku ini dibahas bagaimana cara memanajemen atau mengelolah perpustakaan secara modern dan professional. Pembahasannya sangat jelas dimulai dari membahas mulai dari dasar pengertian dari istilah-istilah perpustakan. Setiap bab pembahsannya, dibahas pula konsep dari judul yang akan dibahas misalnya pada bab II tentang Organisasi dan Manajemen Perpustakaan maka di awal dibahas dulu konsep dari organisasi, yaitu apa itu pengertian organisasi, bagaimana struktur organsisasi perpustakaan dan bagaimana proses pembentukan perpustakaan  setelah itu barulah dibahas bagaimana cara memanajemen perpustakaan mulai dari perencanaan, koordinasi, kepemimpinan dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam buku ini pun mudah dipahami, sehigga memudahkan pembaca untuk mengetahui apa yang dibahas secara mendasar.

Antar bab dalam buku ini saling berkaitan dan tidak keluar dari ruang lingkup pembahasan buku ini yaitu mengenai manjemen perpustakaan. Tiap-tiap bab dalam buku ini membahas unsur-unsur dari perpustakaan yang harus diketahui dan dikuasai oleh pustakawan yaitu konsep dan teori perpustakaan, organiasi dan    manajemen perpustakaan, sumber daya manusia/pustakawan, pengembangan koleksi bahan pustaka, katalogisasi bahan pustaka, klasifikasi bahan pustaka, pelayanan perpustakaan, layanan referensi, automasi perpustakaan, promosi jasa perpustakan, pelestarian bahan pustaka, pengembangan perpustakaan digital, strategi litrerasi informasi, kerjasama dan jaringan perpustakaan, strategi mengembangkan minat baca, gedung, runagna dan perlengkjapan perpustakaan, anggaran perpustakaan, manajemen basis data, dan manajemen sumber informasi internet. Nah judul-judul terbeut tentu saling berkaitan dalam konteks manajemen perpustakaan.


 

B.     Kelemahan Buku

Setiap hal pasti memiliki kelebihan dan kekurangan sama sepertinya dalam buku ini. Namun pastinya penulis sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyajikan yang terbaik kepada pembaca. Menurut kami kekurangan buku ini adalah pembahasan dalam buku ini lebih mengarah kepada manajemen perpustakaan sekolah padahal judul buku ini adalah “Dasar-Dasar Manajemen perpustakaan dari Masa ke Masa” bukan manejemen perpustakaan sekolah. Seperti pada bagian anggaran perpustakaan, struktur organisasi perpustakaan dsb. Seharusnya dibahas pada ruang lingkup lebih luas bukan hanya pada perpustakaan sekolah seperti perpustakaan secara umum. Karena pada judul buku bukan membahas mengenai perpustakaan sekolah.


 

IV.             PENUTUP

A.    Kesimpulan

Buku “Dasar-Dasar Manajemen perpustakaan dari Masa ke Masa” ini membahas bagaimana membahas berbagai hal tentang  dasar-dasar manajemen perpustakaan antara lain konsep dasar perpustakaan, organisasi informasi perpustakaan, layanan jasa perpustakaan, automasi perpustakaan, literasi informasi, pengembangan perpustakaan digital, kerjasama dan jaringan informasi, diseminasi informasi dan minat baca, serta pengaruh teknologi informasi bagi perpustakaan. Buku ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi pustakawan dalam mengelolah perpustakaan.

 

B.     Saran

Sesuai dengan kesimpulan di atas penulis menyarankan kita sebagai mahasiswa/i prodi ilmu perpustakaan untuk membaca dan memahami isi buku tersebut karena berisi hal-hal penting mengenai teknik manajemen perpustakaan disertai dengan dasar-dasar atau konsep dari setiap sub pembahasan sehingga kita dapat dengan mudah memahami pokok pembahasan dalam setiap pembahasan dalam buku tersebut.


 

V.                DAFTAR PUSTAKA

Hartono. 2015. Dasar-Dasar Manajemen Perpustakaan dari Masa ke Masa. Malang: UIN-Maliki Press

https://daryono.staff.uns.ac.id/2008/09/24/manajemen-perpustakaan/ diunduh pada 16 AQpril 2019=

Sudirman, Anwar. 2019. Manajemen Perpustakaan. Riau: Indragiri

 


No comments:

Post a Comment

TOKOH TASAWUF DI INDONESIA

BAB II PEMBAHASAN A.     TOKOH TASAWUF DI INDONESIA Berikut merupakan beberapa tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia: 1.       Hamzah Fan...