Wednesday, 10 June 2020

TEORI MOTIVASI DALAM ORGANISASI PERPUSTAKAAN

TEORI MOTIVASI DALAM ORGANISASI PERPUSTAKAAN


 


DAFTAR ISI

Hlm

KATA PENGANTAR.. i

DAFTAR ISI. 1

PENDAHULUAN.. 2

A.     Latar Belakang. 2

B.     Rumusan Masalah. 3

C.     Tujuan. 3

PEMBAHASAN.. 4

A.Motivasi Organisasi Dalam Perpustakaan. 4

1.      Defenisi Motivasi 4

2.      Defenisi Organisasi 5

B.Teori-Teori Motivasi 6

1.      Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow). 6

2.           Teori X dan Teori Y. 6

3.      Teori Harapan. 7

4.      Teori Kebutuhan Berprestasi. 7

  C.   Sumber Motivasi 8

D.Tujuan Dan Fungsi Motivasi 9

PENUTUP. 11

A.   Kesimpulan. 11

B.  Saran. 11

DAFTAR PUSTAKA.. 12

 

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

            Perpustakaan memiliki peran vital dalam keberlangsungan terpenuhinya kebutuhan informasi masyarakat, oleh karena itu perlu adanya perhatian pada perpustakaan demi berjalannya informasi. Perpustakaan merupakan kesatuan unit kerja yang terdiri dari beberapa bagian, antara lain bagian pengembangan koleksi, bagian pengolahan koleksi, bagian pelayanan pengguna, dan bagian pemeliharaan sarana prasarana. Berbagai unsur terlibat dalam pengelolaan perpustakaan, yaitu koleksi yang disusun berdasarkan sistem tertentu, pengguna, sarana prasarana, berbagai fasilitas pendukung, dan yang terpenting adalah sumber daya manusia itu sendiri yang berperan penting dalam berlangsungnya kegiatan di perpustakaan.

 

            Perpustakaan secara umum memiliki fungsi dan tujuan yaitu sebagai tempat untuk mengumpulkan, menata, mengolah, menyimpan serta melestarikan sampai menyediakan bahan pustaka dalam bentuk apapun. Bahan pustaka tersebut baik berupa media cetak maupun non cetak atau elektronik. Oleh karena itu dalam perkembangan zaman, saat ini keberadaan perpustakaan pada suatu masyarakat modern sangat penting karena kebutuhan yang tinggi pada masyarakat akan informasi yang dapat menunjang segala aktivitas pendidikan, penelitian dan perkembangan kebudayaan, ekonomi dan sosial.

 

            Dalam menggerakan organisasi, sumber daya manusia adalah faktor utama dalam menjalankannya, namun yang menggerakan manusia adalah keinginan dan kebutuhan mereka akan sesuatu, yang disebut motivasi. Motivasi menjadi alasan manusia melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu. Produktivitas dan prestasi organisasi di pengarui oleh motivasi anggotanya. Maka dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan hal yang paling mendasar untuk menggerakkan suatu organisasi.

 

            Dalam menjalankan tugas pokoknya di perpustakaan, pustakawan harus memiliki motivasi kerja yang baik agar tugasnya dapat berjalan dengan semestinya. Menurut Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya.[1]

 

 

B.     Rumusan Masalah

                Rumusan makalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :

1.      Apa yang dimaksud dengan motivasi organisasi perpustakaan?

2.      Apa saja yang termasuk kedalam teori-teori motivasi?

3.      Apa saja kah sumber-sumber motivasi?

4.      Apa Tujuan dan Fungsi Motivasi?

 

 

C.    Tujuan

1.      Apa yang dimaksud dengan motivasi organisasi perpustakaan?

2.      Apa saja yang termasuk kedalam teori-teori motivasi?

3.      Apa saja kah sumber-sumber motivasi?

4.      Apa Tujuan dan Fungsi Motivasi?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PEMBAHASAN

 

A.    Motivasi Organisasi Dalam Perpustakaan

1.      Defenisi Motivasi

            Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Tiap kegiatan yang dilakukan individu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi.[2] Menurut Santoso Soroso dalam buku Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, menyatakan bahwa motivasi merupakan satu set atau kumpulan perilaku yang memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang diarahkan kepada tujuan spesifik tertentu (specific goal directed way).

            Motivasi juga dapat diartikan sebagai upaya penggunaan hasrat yang paling dalam untuk mencapai sasaran, membantu inisiatif, bertindak efektif dan bertahan dalam menghadapi kegagalan. Orang yang memiliki motivasi tinggi akan berusaha keras dan penuh kreativitas dalam mencapai sasaran. Dalam diri mereka akan timbul inisiatif untuk mencari jalan atau cara berupa tindakan untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien. Mereka yang memiliki motivasi tinggi tidak mudah goyah bahkan mereka mampu bertahan dalam menghadapi kegagalan.[3]

            Motivasi kerja merupakan dorongan atau ketekunan seseorang dalam mencapai tujuannya dalam suatu organisasi yang dikondisikan dengan kemampuannya. Disamping itu, dorongan ini bisa muncul dari dalam diri karyawan ataupun dipengaruhi dari lingkungan diluar diri karyawan. Luthans (1998) asserted that motivation is the process that arouses, energizes, directs, and sustains behavior and performance and it is the process of stimulating individual to action and to achieve a desired task. Hal tersebut menyatakan bahawa, Luthans menegaskan bahawa motivasi adalah proses yang membangkitkan, memberi energi, mengarahkan, dan menopang perilaku dan kinerja, ini merupakan proses rangsangan individu untuk bertindak dalam mencapai suatu tugas atau target yang diinginkan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas tentang motivasi, maka definisi motivasi dapat disimpulkan bahwa, motivasi merupakan suatu dorongan dalam diri individu yang merangsang atau menggerakan kegiatan kearah tertentu untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkannya.

2.      Defenisi Organisasi

            Manusia adalah mahluk sosial yang cendrung untuk bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Organisasi merupakan pengelompokkan orang-orang kedalam aktivitas kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

            Kata organisasi berasal dari kata “organism” yaitu menciptakan struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga satu sama lain terkait oleh hubungan terhadap keseluruhan. Bebeapa pendapat tentang pengertian organisasi adalah:

                  1.      Menurut Ernest Dale: organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi          penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.

                  2.      Menurut Cyril Soffer: organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-           masing diberi peran tertentu dalam suatu sitem kerja dan pembagian dalam mana   pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam          beberapa bentuk hasil.

                  3.      Menurut Kas dan Rosenzweig: organisasi adalah sub sistem teknik, sub sistem            struktural, sub sistem pshikososial dan sub sistem manajerial dari lingkungan yang lebih        luas diman ada kumpulan orang-orang berorientasi pada tujuan.

Secara umum definisi organisasi adalah kelompok orang yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan. Organisassi dipandang sebagai gambaran jaringan hubungan kerja yang sifatnya formal serta tergambar pada kedudukan dan jabatan yang diduduki oleh seseorang sebagai alat pencapain tujuan yang telah ditentukan sebelumnya yang strukturnya bersifat relatif permanen tanpa menutup kemungkinan terjadinya peorganisasi apabila dipandang perlu, baik demi percepatan laju usaha pencapain tujuan maupun dalam usaha peningkatan efisien, efektifitas dan produktifitas kerja.

            Organisasi membutuhkan sumber daya ekonomi untuk dapat tumbuh dan berkembang, dan juga memiliki orang-orang terdidik untuk mempertahankan seluruh hidupnya. Hal ini karena orang-orang yang berpengetahuan dan berkeahlian merupakan jantung dan hati seluruh kehidupan bagi setiap organisasi dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya.

B.     Teori-Teori Motivasi

            Dewasa ini, beraneka ragam definisi diberikan tentang motivasi, suatu hal yang lumrah dalam ilmu-ilmu pengetahuan yang sifatnya tidak eksak. Banyak hal yang terkandung dalam berbagai definisi tentang motivasi antara lain adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran dan dorongan. Dengan demikian suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang mendororng, mengaktifkan dan menggerakkan sehingga motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan prilaku, sikap dan tindak tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota organisasi.

            Berikut ini berbagai teori motivasi yang dikembangkan oleh para ahlinya yaitu :

1.       Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow).

          Keseluruhan teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow berintikan pendapat yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima hierarki kebutuhan, yaitu :

                                 1.  Kebutuhan fisiologis,

                                 2.  Kebutuhan akan keamanan,

                                 3.  Kebutuhan social,

                                 4.  Kebutuhan akan harga diri “esteem”,

                                 5.  Kebutuhan untuk aktualisasi diri.

          Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

2.      Teori X dan Teori Y.

            Douglas McGregor dengan teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan teori Y.

            McGregor mengidentifikasi dua macam kelompok asumsi tentang pekerja-pekerja, pandangan tradisional yang dikenal dengan teori X menyatakan, bahwa manusia sudah menjadi sifat yang melekat tidak menyukai pekerjaan. Walaupun para pekerja menganggap bahwa hal itu suatu keharusan, apabila memungkinkan mereka akan menghindarinya. Menurut pandangan ini kebanyakan orang lebih senang diberikan pengarahan  mereka berupaya menghindari tanggung jawab dengan anggapan bahwa pekerjaan adalah hal yang kurang begitu penting sehingga para manager harus mendorong dan menggerakkan para karyawan untuk bekerja.

            Pada teori Y, orang-orang bersedia bekerja dan mereka banyak mencapai kepuasan dari kegiatan bekerja mereka. Menurut pandangan ini orang-orang memiliki kemampuan untuk menerima bahkan mereka mencari tanggung jawab dan menerapkan imajinasi dan kreatifitas mereka terhadap masalah-masalah keorganisasian. Namun masalah yang dihadapi menurut teori Y adalah, bahwa kehidupan industri modern tidak sepenuhnya memamfaatkan potensi manusia dengan upaya menarik mamfaat yang sebesar-besarnya dari kesediaan para karyawan dan kemampuan kerja mereka, oleh karean itu para manajer yang menggunakan teori Y perlu menciptakan suatu iklim kerja yang memberikan peluang kepada para karyawannya untuk mengejar perbaikan diri pribadi dengan menerapkan manajemen partisipatif (partisipatif management).

3.       Teori Harapan.

            Victor H. Vroom dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebut “Teori Harapan” menurut teori ini, motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin di capai oleh seseorang dengan perkiraan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkan.

            Dengan cara yang sangat sederhana teori harapan mengatakan bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar maka orang tersebut akan sangat terdorong untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Sebaliknya, jika harapan untuk memperoleh sesuatu itu kecil maka upaya atau dorongan untuk memdapatkanya juga akan menjadi rendah.

4.      Teori Kebutuhan Berprestasi.

            Teori ini dikemukakan oleh McClelland yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Devinisi motivasi berprestasi menurut McClelland adalah “suatu hasrat atau keinginan melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya bukan untuk memperoleh penghargaan sosial melainkan untuk mencapai kepuasan di dalam individu”. Menurut Clelland ada enam indicator orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi yaitu :

 

 

     Ø  Selalu memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang tinggi.

     Ø  Selalu berani mengambil keputusan dan menanggung resiko.

     Ø  Selalu memiliki tujuan yang jelas apabila melakukan pekerjaan.

     Ø  Mampu melakukan perencanaan kerja secara menyeluruh dan berusaha mewujudkannya.

     Ø  Selalu memanfatkan peluang untuk merealisasikan rencana yang diprogramkan.

     Ø  Selalu mencari kesempatan untuk merealisasikan program-program yang telah direncanakan.

                   Dari gambaran diatas jelas terlihat bahwa motivasi berprestasi membuat orang cenderung merasa ditantang untuk melakukan pekerjaan dan menuntut dirinya untuk berusaha lebih keras melaksanakan pekerjaan-pekerjan tersebut dengan baik.

 

C.    Sumber Motivasi

            Teori motivasi yang sudah lazim dipakai untuk menjelaskan sumber motivasi sedikitnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu sumber motivasi dari dalam diri (intrinsik) dan sumber motivasi dari luar (ekstrinsik).

            a. Motivasi Intrinsik

            Motivasi intrinsik adalah pendorong kerja yang menyebabkan orang berpartisipasi berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri individu. Aspek-aspek dari motivasi intrinsik terdiri dari aspek perasaan, aspek minat, aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek kepuasan, dan kebutuhan.

b. Motivasi Ekstrinsik

            Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang menyebabkan orang berpartisipasi secara maksimal karena adanya perangsang dari luar. Macam-macam motivasi ekstrinsik terdiri dari aspek penghargaan, aspek persaingan atau kompetisi, aspek hadiah, aspek pujian, aspek lingkungan, dan hubungan interpersonal antara rekan-rekan dengan atasan maupun bawahan.[4]

 

 

 

D.    Tujuan Dan Fungsi Motivasi

a. Adapun beberapa tujuan motivasi kerja adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan

4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan

5. Mengefektifkan pengadaan karyawan

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

7. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas, dan partisipasi karyawan

8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas- tugasnya[5]

            Dari uraian tersebut menjelaskan bahawa tujuan dari motivasi kerja adalah untuk meningkatkan semangat kerja, disiplin kerja, loyalitas kerja, kreatifitas, produktivitas kerja, dan tanggung jawab pegawai terhadap tugas-tugasnya dengan cara mendorong pegawai bekerja dengan segala daya dan upayanya dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetepakan sebelumnya, sehingga diharapkan pegawai dapat mencapai target dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

b. Motivasi memiliki fungsi bagi manusia, fungsi tersebut antara lain:

            1. Sebagai energi penggerak bagi manusia.

            2. Sebagai pengatur dalam memilih alternatif di antara dua atau lebih kegiatan yang             bertentangan. Dengan memperkuat suatu motivasi, akan memperlemah motivasi yang       lainnya, maka seseorang hanya akan melakukan satu aktivitas dan meninggalkan aktivitas lainnya.

            3. Sebagai pengatur arah atau tujuan dalam melakukan aktivitas. Dengan kata lain setiap orang hanya akan memilih dan berusaha untuk mecapai tujuan yang motivsinya tinggi   dan bukan mewujudkan motivasi yang lemah.

            Dalam ilmu organisasi, motivasi adalah hal yang selalu dibicarakan. Seorang pimpinan organisasi harus memberikan motivasi kepada anggotanya dengan hal-hal tertentu jika ingin organisasinya menghasilkan sesuatu yang menjadi harapannya. Sebelum pengembangan organisasi dilakukan, motivasi harus terlebih dahulu dilaksanakan oleh pimpinan, karena pimpinan tidak dapat mengarahkan para anggotanya kecuali jika mereka dimotivasi untuk bersedia mengikutinya. Dengan motivasi yang baik dari pimpinannya membuat para anggota organisasi akan merasa senang dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi sehingga mengakibatkan perkembangan dan pertumbuhan yang baik pada organisasi yang dipegang oleh pimpinan tersebut.

            Namun motivasi bukan hanya dilaksanakan oleh pimpinan saja akan tetapi juga dari diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun fungsi motivasi adalah meningkatkan efektifitas pimpinan dalam memotivasi, mempengaruhi, menggerakkan dan berkomunikasi dengan anggota-anggotanya sehingga menjadikan mereka bersemangat dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaannya untuk mencapai tujuan bersama.


 

PENUTUP

A.   Kesimpulan.

            Motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang dan menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam suatu penerapan perilaku organisasi, pembahasan tentang motivasi dalam organisasi memang sangat penting dalam kajian perilaku organisasi. Karena setiap personil atau anggota organisasi pasti memerlukan suatu motivasi, baik dari dalam diri pribadi maupun dari orang lain, untuk itu apabila seseorang sudah terdorong atau termotivasi maka kinerja seseorang itu akan meningkat sehingga akan mempercpat proses penyelesaian tugas-tugas dan tanggung jawab dalam bekerja.

            Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan, motivasi sangat diperlukan karena seseorang yang tidak memiliki motivasi tidak akan mungkin melakukan kegiatan tersebut. Ketika seseorang tidak mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu hal maka dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik.

 

B.  Saran

Kepada para pembaca kami sarankan bahwa tulisan ini sangat sederhana dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena kami yakin bahwa referensi yang kami baca juga sangat minim. Karena itu, luangkanlah waktu sedikit untuk mengoreksi kembali apa yang sudah kami paparkan. Mudah-mudaan sumbangsih pemikiran dan saran yang akan pembaca berikan kepada kami dapat membuat makalah ini lebih berguna bagi kita semua.

 

 

 

 

 

 

           

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Irham Fahmi. 2014. Perilaku Organisasi, Teori, Aplikasi dan Kasus. Alfabeta: Bandung

 

Agung Nugrohoadhi, ‗Motivasi Pustakawan Universitas Atma Jaya Yogyakarta Setelah

            Keluarnya Jabatan Fungsional Pustakawan‘, Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan       Khizanah Al-Hikmah

Jurnal Ishani.2016.Motivasi dalam Organisasi.Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala

Skripsi Cahyo Ageng, Motivasi kerja pustakawan di perpustakaan. Jakarta: Syarif             Hidayatullah                       

Mesiono. 2014. Manajemen Organisasi, Cita   Pustaka  Media Perintis:  Bandung.

 

J. Winardi. 2001. Motivasi Pemotivasian dalam Manajemen, Raja Grafindo Persada: Jakarta.

 



[1] Meity Taqdir Qodratilah, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar (Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), p. 332.

[2] Rismawaty, Kepribadian dan Etika Profesi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), p. 49.

[3] Agung Nugrohoadhi, ‗Motivasi Pustakawan Universitas Atma Jaya Yogyakarta Setelah

Keluarnya Jabatan Fungsional Pustakawan‘, Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, 2.1 (2014), 28–37 (p. 29).

[4] Aditya Kamajaya Putra and Agus Frianto, ‗Pengaruh Motivasi Intrinsik Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kepuasan Kerja‘, Jurnal Ilmu Manajemen, 1.1 (2013), 377–87 (p. 381).

[5] Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),

p. 146.


No comments:

Post a Comment

TOKOH TASAWUF DI INDONESIA

BAB II PEMBAHASAN A.     TOKOH TASAWUF DI INDONESIA Berikut merupakan beberapa tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia: 1.       Hamzah Fan...