TEORI MOTIVASI DALAM ORGANISASI PERPUSTAKAAN
DAFTAR ISI
Hlm
A.Motivasi Organisasi
Dalam Perpustakaan
1. Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow).
4. Teori Kebutuhan Berprestasi.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan memiliki peran vital
dalam keberlangsungan terpenuhinya kebutuhan informasi masyarakat, oleh karena
itu perlu adanya perhatian pada perpustakaan demi berjalannya informasi.
Perpustakaan merupakan kesatuan unit kerja yang terdiri dari beberapa bagian,
antara lain bagian pengembangan koleksi, bagian pengolahan koleksi, bagian
pelayanan pengguna, dan bagian pemeliharaan sarana prasarana. Berbagai unsur
terlibat dalam pengelolaan perpustakaan, yaitu koleksi yang disusun berdasarkan
sistem tertentu, pengguna, sarana prasarana, berbagai fasilitas pendukung, dan
yang terpenting adalah sumber daya manusia itu sendiri yang berperan penting
dalam berlangsungnya kegiatan di perpustakaan.
Perpustakaan secara umum memiliki
fungsi dan tujuan yaitu sebagai tempat untuk mengumpulkan, menata, mengolah,
menyimpan serta melestarikan sampai menyediakan bahan pustaka dalam bentuk
apapun. Bahan pustaka tersebut baik berupa media cetak maupun non cetak atau
elektronik. Oleh karena itu dalam perkembangan zaman, saat ini keberadaan
perpustakaan pada suatu masyarakat modern sangat penting karena kebutuhan yang
tinggi pada masyarakat akan informasi yang dapat menunjang segala aktivitas
pendidikan, penelitian dan perkembangan kebudayaan, ekonomi dan sosial.
Dalam menggerakan organisasi, sumber
daya manusia adalah faktor utama dalam menjalankannya, namun yang menggerakan
manusia adalah keinginan dan kebutuhan mereka akan sesuatu, yang disebut
motivasi. Motivasi menjadi alasan manusia melakukan suatu pekerjaan atau
kegiatan tertentu. Produktivitas dan prestasi organisasi di pengarui oleh
motivasi anggotanya. Maka dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan hal yang
paling mendasar untuk menggerakkan suatu organisasi.
Dalam menjalankan tugas pokoknya di
perpustakaan, pustakawan harus memiliki motivasi kerja yang baik agar tugasnya dapat
berjalan dengan semestinya. Menurut Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar,
motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau
tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau
usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu
tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya.[1]
B. Rumusan Masalah
Rumusan makalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1.
Apa yang dimaksud dengan motivasi
organisasi perpustakaan?
2.
Apa saja yang termasuk kedalam
teori-teori motivasi?
3.
Apa saja kah sumber-sumber motivasi?
4.
Apa Tujuan dan Fungsi Motivasi?
C. Tujuan
1.
Apa yang dimaksud dengan motivasi
organisasi perpustakaan?
2.
Apa saja yang termasuk kedalam
teori-teori motivasi?
3.
Apa saja kah sumber-sumber motivasi?
4.
Apa Tujuan dan Fungsi Motivasi?
PEMBAHASAN
A. Motivasi Organisasi Dalam
Perpustakaan
1. Defenisi Motivasi
Motivasi merupakan keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan. Tiap kegiatan yang dilakukan individu didorong
oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah
yang disebut motivasi.[2]
Menurut Santoso Soroso dalam buku Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi,
menyatakan bahwa motivasi merupakan satu set atau kumpulan perilaku yang
memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang
diarahkan kepada tujuan spesifik tertentu (specific goal directed way).
Motivasi juga dapat diartikan
sebagai upaya penggunaan hasrat yang paling dalam untuk mencapai sasaran,
membantu inisiatif, bertindak efektif dan bertahan dalam menghadapi kegagalan.
Orang yang memiliki motivasi tinggi akan berusaha keras dan penuh kreativitas
dalam mencapai sasaran. Dalam diri mereka akan timbul inisiatif untuk mencari
jalan atau cara berupa tindakan untuk mencapai sasaran yang efektif dan
efisien. Mereka yang memiliki motivasi tinggi tidak mudah goyah bahkan mereka
mampu bertahan dalam menghadapi kegagalan.[3]
Motivasi kerja merupakan dorongan
atau ketekunan seseorang dalam mencapai tujuannya dalam suatu organisasi yang
dikondisikan dengan kemampuannya. Disamping itu, dorongan ini bisa muncul dari
dalam diri karyawan ataupun dipengaruhi dari lingkungan diluar diri karyawan. Luthans
(1998) asserted that motivation is the process that arouses, energizes,
directs, and sustains behavior and performance and it is the process of
stimulating individual to action and to achieve a desired task. Hal tersebut
menyatakan bahawa, Luthans menegaskan bahawa motivasi adalah proses yang
membangkitkan, memberi energi, mengarahkan, dan menopang perilaku dan kinerja,
ini merupakan proses rangsangan individu untuk bertindak dalam mencapai suatu
tugas atau target yang diinginkan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas tentang
motivasi, maka definisi
motivasi dapat disimpulkan bahwa, motivasi merupakan suatu dorongan dalam diri individu yang
merangsang atau menggerakan kegiatan kearah tertentu untuk dapat mencapai
tujuan yang diinginkannya.
2. Defenisi Organisasi
Manusia adalah
mahluk sosial yang cendrung untuk bermasyarakat serta mengatur dan
mengorganisasi kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tetapi karena keterbatasan
kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya
kerjasama. Organisasi merupakan pengelompokkan orang-orang kedalam aktivitas
kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kata organisasi
berasal dari kata “organism” yaitu menciptakan struktur dengan
bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga satu sama lain
terkait oleh hubungan terhadap keseluruhan. Bebeapa pendapat tentang pengertian
organisasi adalah:
1.
Menurut Ernest
Dale: organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan,
pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubungan kerja dari
orang-orang dalam suatu kerja kelompok.
2.
Menurut Cyril
Soffer: organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing- masing diberi
peran tertentu dalam suatu sitem kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu
diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk
hasil.
3.
Menurut Kas dan
Rosenzweig: organisasi adalah sub sistem teknik, sub sistem struktural, sub
sistem pshikososial dan sub sistem manajerial dari lingkungan yang lebih luas diman ada
kumpulan orang-orang berorientasi pada tujuan.
Secara umum definisi organisasi adalah
kelompok orang yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan. Organisassi
dipandang sebagai gambaran jaringan hubungan kerja yang sifatnya formal serta
tergambar pada kedudukan dan jabatan yang diduduki oleh seseorang sebagai alat
pencapain tujuan yang telah ditentukan sebelumnya yang strukturnya bersifat
relatif permanen tanpa menutup kemungkinan terjadinya peorganisasi apabila
dipandang perlu, baik demi percepatan laju usaha pencapain tujuan maupun dalam
usaha peningkatan efisien, efektifitas dan produktifitas kerja.
Organisasi membutuhkan sumber daya ekonomi untuk dapat tumbuh dan berkembang,
dan juga memiliki orang-orang terdidik untuk mempertahankan seluruh hidupnya.
Hal ini karena orang-orang yang berpengetahuan dan berkeahlian merupakan
jantung dan hati seluruh kehidupan bagi setiap organisasi dalam upaya
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
B. Teori-Teori Motivasi
Dewasa
ini, beraneka ragam definisi diberikan tentang motivasi, suatu hal yang lumrah
dalam ilmu-ilmu pengetahuan yang sifatnya tidak eksak. Banyak hal yang
terkandung dalam berbagai definisi tentang motivasi antara lain adalah
keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran dan dorongan. Dengan demikian
suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang mendororng, mengaktifkan dan
menggerakkan sehingga motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan prilaku,
sikap dan tindak tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian
tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota
organisasi.
Berikut ini berbagai teori motivasi
yang dikembangkan oleh para ahlinya yaitu :
1.
Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow).
Keseluruhan teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow berintikan pendapat
yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima
hierarki kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan
fisiologis,
2. Kebutuhan akan keamanan,
3. Kebutuhan social,
4. Kebutuhan akan harga diri “esteem”,
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Teori
Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis)
sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2. Teori X dan Teori Y.
Douglas
McGregor dengan teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori
eksternal yang merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua
teori tersebut disebut teori X dan teori Y.
McGregor
mengidentifikasi dua macam kelompok asumsi tentang pekerja-pekerja, pandangan
tradisional yang dikenal dengan teori X menyatakan, bahwa manusia sudah menjadi
sifat yang melekat tidak menyukai pekerjaan. Walaupun para pekerja menganggap
bahwa hal itu suatu keharusan, apabila memungkinkan mereka akan menghindarinya.
Menurut pandangan ini kebanyakan orang lebih senang diberikan pengarahan
mereka berupaya menghindari tanggung jawab dengan anggapan bahwa pekerjaan
adalah hal yang kurang begitu penting sehingga para manager harus mendorong dan
menggerakkan para karyawan untuk bekerja.
Pada teori Y, orang-orang bersedia bekerja dan mereka banyak mencapai kepuasan
dari kegiatan bekerja mereka. Menurut pandangan ini orang-orang memiliki
kemampuan untuk menerima bahkan mereka mencari tanggung jawab dan menerapkan
imajinasi dan kreatifitas mereka terhadap masalah-masalah keorganisasian. Namun
masalah yang dihadapi menurut teori Y adalah, bahwa kehidupan industri modern
tidak sepenuhnya memamfaatkan potensi manusia dengan upaya menarik mamfaat yang
sebesar-besarnya dari kesediaan para karyawan dan kemampuan kerja mereka, oleh
karean itu para manajer yang menggunakan teori Y perlu menciptakan suatu iklim
kerja yang memberikan peluang kepada para karyawannya untuk mengejar perbaikan
diri pribadi dengan menerapkan manajemen partisipatif (partisipatif
management).
3.
Teori Harapan.
Victor H. Vroom dalam bukunya yang
berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebut “Teori
Harapan” menurut teori ini, motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang
ingin di capai oleh seseorang dengan perkiraan bahwa tindakannya akan mengarah
kepada hasil yang diinginkan.
Dengan cara yang sangat sederhana
teori harapan mengatakan bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan
untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar maka orang tersebut akan sangat
terdorong untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Sebaliknya, jika harapan
untuk memperoleh sesuatu itu kecil maka upaya atau dorongan untuk memdapatkanya
juga akan menjadi rendah.
4. Teori
Kebutuhan Berprestasi.
Teori ini dikemukakan oleh McClelland yang menyatakan bahwa motivasi
berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi.
Devinisi motivasi berprestasi menurut McClelland adalah “suatu hasrat atau
keinginan melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya bukan untuk memperoleh
penghargaan sosial melainkan untuk mencapai kepuasan di dalam individu”. Menurut Clelland ada enam indicator
orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi yaitu :
Ø Selalu memiliki rasa tanggung jawab pribadi
yang tinggi.
Ø Selalu berani mengambil keputusan dan
menanggung resiko.
Ø Selalu memiliki tujuan yang jelas
apabila melakukan pekerjaan.
Ø Mampu melakukan perencanaan kerja secara menyeluruh dan
berusaha mewujudkannya.
Ø Selalu memanfatkan
peluang untuk merealisasikan rencana yang diprogramkan.
Ø Selalu mencari kesempatan untuk
merealisasikan program-program yang telah direncanakan.
Dari gambaran diatas jelas terlihat
bahwa motivasi berprestasi membuat orang cenderung merasa ditantang untuk
melakukan pekerjaan dan menuntut dirinya untuk berusaha lebih keras
melaksanakan pekerjaan-pekerjan tersebut dengan baik.
C. Sumber
Motivasi
Teori
motivasi yang sudah lazim dipakai untuk menjelaskan sumber motivasi sedikitnya
bisa digolongkan menjadi dua, yaitu sumber motivasi dari dalam diri (intrinsik)
dan sumber motivasi dari luar (ekstrinsik).
a.
Motivasi Intrinsik
Motivasi
intrinsik adalah pendorong kerja yang menyebabkan orang berpartisipasi
berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri individu. Aspek-aspek dari motivasi
intrinsik terdiri dari aspek perasaan, aspek minat, aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, aspek kepuasan, dan kebutuhan.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang menyebabkan orang berpartisipasi secara
maksimal karena adanya perangsang dari luar. Macam-macam motivasi ekstrinsik
terdiri dari aspek penghargaan, aspek persaingan atau kompetisi, aspek hadiah,
aspek pujian, aspek lingkungan, dan hubungan interpersonal antara rekan-rekan
dengan atasan maupun bawahan.[4]
D. Tujuan
Dan Fungsi Motivasi
a. Adapun beberapa tujuan motivasi
kerja adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan moral dan kepuasan
kerja karyawan
2. Meningkatkan produktivitas kerja
karyawan
3. Mempertahankan kestabilan
karyawan perusahaan
4. Meningkatkan kedisiplinan
karyawan
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan
6. Menciptakan suasana dan hubungan
kerja yang baik
7. Meningkatkan loyalitas,
kreatifitas, dan partisipasi karyawan
8. Meningkatkan tingkat
kesejahteraan karyawan
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab
karyawan terhadap tugas- tugasnya[5]
Dari
uraian tersebut menjelaskan bahawa tujuan dari motivasi kerja adalah untuk
meningkatkan semangat kerja, disiplin kerja, loyalitas kerja, kreatifitas,
produktivitas kerja, dan tanggung jawab pegawai terhadap tugas-tugasnya dengan
cara mendorong pegawai bekerja dengan segala daya dan upayanya dalam rangka
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetepakan sebelumnya, sehingga
diharapkan pegawai dapat mencapai target dalam melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan kepadanya.
b. Motivasi memiliki fungsi bagi
manusia, fungsi tersebut antara lain:
1.
Sebagai energi penggerak bagi manusia.
2.
Sebagai pengatur dalam memilih alternatif di antara dua atau lebih kegiatan
yang bertentangan. Dengan
memperkuat suatu motivasi, akan memperlemah motivasi yang lainnya, maka seseorang hanya akan
melakukan satu aktivitas dan meninggalkan aktivitas lainnya.
3.
Sebagai pengatur arah atau tujuan dalam melakukan aktivitas. Dengan kata lain
setiap orang hanya akan memilih dan
berusaha untuk mecapai tujuan yang motivsinya tinggi dan bukan mewujudkan motivasi yang lemah.
Dalam ilmu
organisasi, motivasi adalah hal yang selalu dibicarakan. Seorang pimpinan
organisasi harus memberikan motivasi kepada anggotanya dengan hal-hal tertentu
jika ingin organisasinya menghasilkan sesuatu yang menjadi harapannya. Sebelum
pengembangan organisasi dilakukan, motivasi harus terlebih dahulu dilaksanakan
oleh pimpinan, karena pimpinan tidak dapat mengarahkan para anggotanya kecuali
jika mereka dimotivasi untuk bersedia mengikutinya. Dengan motivasi yang baik
dari pimpinannya membuat para anggota organisasi akan merasa senang dan
bersemangat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi sehingga
mengakibatkan perkembangan dan pertumbuhan yang baik pada organisasi yang
dipegang oleh pimpinan tersebut.
Namun motivasi bukan hanya dilaksanakan oleh pimpinan saja akan tetapi juga
dari diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun fungsi
motivasi adalah meningkatkan efektifitas pimpinan dalam memotivasi,
mempengaruhi, menggerakkan dan berkomunikasi dengan anggota-anggotanya sehingga
menjadikan mereka bersemangat dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaannya untuk
mencapai tujuan bersama.
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Motivasi merupakan suatu keadaan
atau kondisi yang mendorong, merangsang dan menggerakkan seseorang untuk
melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai
tujuan yang diharapkan. Dalam suatu penerapan perilaku organisasi, pembahasan
tentang motivasi dalam organisasi memang sangat penting dalam kajian perilaku
organisasi. Karena setiap personil atau anggota organisasi pasti memerlukan
suatu motivasi,
baik dari dalam
diri pribadi maupun dari orang lain, untuk itu apabila seseorang sudah terdorong atau termotivasi maka
kinerja seseorang itu akan meningkat sehingga akan mempercpat proses
penyelesaian tugas-tugas dan tanggung jawab dalam bekerja.
Dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan, motivasi sangat diperlukan karena seseorang yang tidak
memiliki motivasi tidak akan mungkin melakukan kegiatan tersebut. Ketika
seseorang tidak mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu hal maka dorongan
dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik.
B. Saran
Kepada para
pembaca kami sarankan bahwa tulisan ini sangat sederhana dan masih jauh dari
kesempurnaan. Karena kami yakin bahwa referensi yang kami baca juga
sangat minim. Karena itu, luangkanlah waktu sedikit untuk mengoreksi kembali
apa yang sudah kami paparkan. Mudah-mudaan sumbangsih pemikiran dan saran yang
akan pembaca berikan kepada kami dapat membuat makalah ini lebih berguna bagi
kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Irham
Fahmi. 2014. Perilaku Organisasi, Teori, Aplikasi dan Kasus.
Alfabeta: Bandung
Agung
Nugrohoadhi, ‗Motivasi Pustakawan Universitas Atma Jaya Yogyakarta Setelah
Keluarnya
Jabatan Fungsional Pustakawan‘, Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah
Jurnal Ishani.2016.Motivasi
dalam Organisasi.Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala
Skripsi Cahyo
Ageng, Motivasi kerja pustakawan di perpustakaan. Jakarta: Syarif Hidayatullah
Mesiono. 2014. Manajemen Organisasi, Cita Pustaka
Media Perintis: Bandung.
J.
Winardi. 2001. Motivasi Pemotivasian dalam Manajemen,
Raja Grafindo Persada: Jakarta.
[1] Meity Taqdir
Qodratilah, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar (Jakarta: Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), p. 332.
[2] Rismawaty,
Kepribadian dan Etika Profesi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), p. 49.
[3] Agung
Nugrohoadhi, ‗Motivasi Pustakawan Universitas Atma Jaya Yogyakarta Setelah
Keluarnya Jabatan Fungsional
Pustakawan‘, Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, 2.1
(2014), 28–37 (p. 29).
[4] Aditya
Kamajaya Putra and Agus Frianto, ‗Pengaruh Motivasi Intrinsik Dan Motivasi
Ekstrinsik Terhadap Kepuasan Kerja‘, Jurnal Ilmu Manajemen, 1.1 (2013), 377–87
(p. 381).
[5] Malayu S.P
Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),
p. 146.
No comments:
Post a Comment