PSIKOLOGI PERILAKU PUSTAKAWAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………….. 1
A.
Latar
Belakang ………………………………………………………………... 1
B.
Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 1
C.
Tujuan
…………………………………………………………………………. 1
D.
Ruang Lingkup
………………………………………………………………… 1
BAB II PSIKOLOGI
PERILAKU PUSTAKAWAN ………………..………… 2
A.
Definisi
Perilaku dan Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku …..………..…... 2
B.
Teori
Perilaku ..……………………………………………….……………... 3
C.
Image Tentang
Perilaku Pustakawan …………………..……………………. 4
BAB III PENUTUP
………………………………………………………………. 7
A.
Simpulan ………………………………………………………………………. 7
B.
Saran …………………………………………………………………………... 7
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu psikologi dalam dunia perkuliahan tidak
hanya dipelajari oleh mereka yang mengambil program studi “Psikologi”. Namun ilmu
ini dipelajari hampir di setiap program studi. Salah satunya yaitu Ilmu
Perpustakaan. Kaitan ilmu psikologi dengan ilmu perpustakaan adalah agar bisa
mengkondisikan segala sesuatu yang terdapat dalam dunia perpustakaan. Salah
satu contohnya berkaitan dengan tenaga kerja perpustakaan (pustakawan). Pada
umumnya image pustakawan yang baik akan menimbulkan kesan yang baik pula bagi
pengguna, yang pengaruh lanjutannya adalah pengguna akan semakin rajin atau
sering untuk berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan segala koleksi yang
ada serta mendapatkan informasi yang Ia butuhkan. Lalu bagaimana dengan latar belakang
kepribadian pustakawan yang dari awal memang sudah tidak baik? Sedikit banyak
masalah tersebut bisa diubah secara perlahan. Salah satu caranya adalah dengan
mempelajari ilmu psikologi. Jadi dalam makalah ini akan dibahas bagaimana dan
apa apa saja yang dapat dijadikan panutan teori dalam mempelajari ilmu
psikologi dari segi seorang Pustakawan.
Kata
pustakawan dan perpustakaan saat ini sedang mengalami keretakkan makna,
melahirkan multitafsir dan beragam persepsi. Itulah yang disebut citra dan
pencitraan. Citra dan pencitraan hadir di mana-mana termasuk di dunia
Kepustakawanan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa definisi perilaku dan faktor
yang mempengaruhi perilaku?
2.
Bagaimana teori perilaku?
3.
Bagaimana image tentang perilaku
pustakawan?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi perilaku
dan faktor yang mempengaruhi perilaku
2.
Untuk mengetahui teori perilaku
3.
Untuk mengetahui image tentang
perilaku pustakawan
D.
Ruang Lingkup
Dalam makalah ini, kami hanya
membahas tentang definisi perilaku dan faktor yang mempengaruhi perilaku, teori
perilaku, dan image tentang perilaku pustakawan.
BAB II
PSIKOLOGI PERILAKU PUSTAKAWAN
A.
Definisi
Perilaku dan Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Perilaku merupakan suatu bentuk
perubahan atau aktivitas yang dilakukan oleh individu dalam kehidupannya
sehari-hari baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Pada
dasarnya perilaku yang dimiliki manusia umumnya di pengaruhi oleh faktor
internal maupun faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam
yang di wariskan oleh orang tua atau di dapat dari keluarga itu sendiri,
sedangkan faktor eksternal faktor yang di dapat dari lingkungan sekitarnya.
Perilaku juga bisa diartikan menjadi
sebuah sikap atau tindakan yang dilakukan manusia pada saat bekerja atau diluar
pekerjaan seperti saling bertukar pendapat, berbicara, berjalan dan kegiatan
lainnya.
1.
Perilaku Kognitif
Perilaku kognitif merupakan hal yang berkaitan dengan beberapa
aspek intelektual atau berpikir yang terdiri dari pengetahuan atau knowledge,
pemahaman atau comprehension, penerapan atau application, penilaian atau
evaluation.
2.
Perilaku Afektif
Merupakan perilaku yang berhubungan dengan sikap dan juga nilai.
Perilaku afektif tersebut meliputi watak periaku termasuk perasaan, sikap,
minat, nilai, dan juga emosi yang jika berlebihan maka bisa menyebabkan
perilaku abnormal terjadi.
3.
Perilaku Tampak dan Tidak Tampak
Perilaku tidak tampak merupakan perilaku yang tidak bisa ditangkap
oleh indera namun harus menggunakan alat pengukur tertentu seperti psikotes
atau berpikir tanggapan sikap persepsi emosi dalam psikologi dan pengetahuan.
Sementara perilaku tampak contohnya adalah berpakaian, berbicara, beraksi, dsb.
Faktor yang mempengaruhi perilaku
a. Respon (faktor dari dalam diri internal) seperti: perhatian,
pengamatan, persepsi, intelegensi, motivasi, dan sugesti. Faktor internal yang
dimaksud antara lain: jenis ras keturunan, jenis kelamin, sifat fisik,
kepribadian, bakat, dan intelegensia (kemampuan untuk berpikir dan bertindak
secara terarah dan efektif).
b. Stimulus (faktor dari luar diri eksternal) seperti: lingkungan
(fisik dan non fisik, sosial, budaya). Berdasarkan penelitian faktor eksternal
yang paling besar peranannya dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor
sosial budaya. Sosial meliputi: struktur sosial, pranata sosial dan
permasalahan-permasalahan sosial. Budaya meliputi: nilai-nilai, adat istiadat,
kepercayaan, kebiasaan masyarakat dan tradisi.
B.
Teori Perilaku
1. Teori Insting
Teori ini dikemukakan oleh Mcdougall, sebagai pelopor dari
psikologi sosial. Menurutnya, perilaku itu disebabkan oleh insting. Insting
merupakan perilaku innate, yaitu perilaku bawaan, dan insting akan mengalami
perubahan karena pengalaman.
2. Teori Dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai
dorongan-dorongan tertentu. Dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan organisme
yang mendorong organisme berperilaku. Oleh karena itu, menurut Hull, teori ini
disebut juga teori drive reduction. Teori dorongan dapat juga didefinisikan
yaitu sebagai energi yang memunculkan perilaku yang diserahkan kepada jenis
tujuan yang spesifik, biasanya untuk memudahkan kebutuhan dasar.
3. Teori Insentif (incentive theory)
Perilaku individu dilihat bahwa orang memperhitungkan keuntungan
dan kerugian berbagai tindakan berdasarkan rasional. Jadi, teori ini melihat
bahwa perilaku individu berdasarkan keputusan rasional yang dibuat orang yang
mempertimbangkan kerugian dan keuntungannya. Artinya individu sebelum melakukan
sesuatu harus menimbang, baik buruknya
sesuatu.
4. Teori Kognitif
Pendekatan kognitif menyatakan, bahwa perilaku dipengaruhi oleh
proses imitasi, dan proses kognisi. Fokus utama pendekatan kognitif kontemporer
adalah bagaimana kita secara mental menstruktur dan memproses informasi yang
datang dari lingkungan.
C.
Image Tentang
Perilaku Pustakawan
Pustakawan adalah orang yang bekerja
di perpustakaan atau lembaga sejenisnya dan memiliki pendidikan perpustakaan
secara formal (di Indonesia kriteria pendidikan minimal D2 dalam bidang ilmu
perpustakaan, dokumentasi, dan informasi).
Perilaku pustakawan adalah sikap
atau keadaan dalam diri seseorang untuk bertindak atau berbuat sesuatu dalam
kegiatan sosial dengan perasaan tertentu dalam menanggapi objek situasi,
kondisi, aturan, ataupun pekerjaan di lingkungan sekitarnya. Sikap pustakawan
yang dimaksud ini adalah perilaku atau tindakan yang diunjukkan oleh pustakawan
di Perpustakaan ketika bertindak dan memberikan pelayanan kepada pemustaka yang
mencari informasi di perpustakaan.
Secara sederhana citra atau image
diri seorang pustakawan dapat diartikan sebagai gambaran kita terhadap diri
sendiri atau pikiran kita tentang pendangan orang lain terhadap diri. Sebagian
orang berpandangan (memberi kesan) bahwa pustakawan adalah seorang yang susah
senyum, judes, pakai kacamata, berpenampilan layaknya seorang penjaga yang
kejam yang tidak bisa bernegosiasi, tetapi ada yang berpandangan seorang
pustakawan adalah orang yang menarik, ramah, smart, bertanggung jawab, dsb.
Sikap-sikap yang dapat dikembangkan
pustakawan dalam melayani pemustakanya adalah sebagai berikut:
a.
Luwes dalam melayani
Pustakawan dalam melayani sebaiknya tidak perlu bersikap terlalu
tegas dengan memberikan hukuman yang sifatnya represif, aturan memang perlu ditegakkan
tetapi caranya harus manusiawi. Misalnya dengan menumbuhkan keakraban
pustakawan dengan pemustakanya, maka cara ini dapat menciptakan suasana yang
nyaman dan kondusif.
b.
Mengetahui kemauan pengguna
Pustakawan harus berkomunikasi dengan pengguna, sehingga dapat
mengetahui apa yang mereka inginkan.
c.
Melayani dengan wajah ceria
Seorang pustakawan harus melayani pengguna perpustakaan dengan
wajah yang ceria, dalam arti tidak boleh cemberut atau membuat pengunjung
merasa takut bila ingin bertanya kepada pustakawan.
d.
Mau mendengar keluhan
Kesadaran mau mendengarkan keluhan masyarakat pengguna, akan
memberikan respek yang tinggi di hati mereka. Mereka akan merasa diperhatikan
dan dilindungi, sehingga akan menumbuhkan sikap saling pengertian yang dapat
meningkatkan citra baru perpustakaan.
Secara umum, pustakawan wajib
mengucapkan terimakasih atas kunjungan pemakai perpustakaan, serta memohon maaf
bila ada kekurangan. Namun karena
karakteristik manusia itu beraneka ragam, pustakawan tidak boleh memukul
rata sama untuk memberikan perhatian. Penting bagi pustakawan mengenal dan
memahami karakteristik pemakai perpustakaan sebagai sifat menusia, yang akan
berpengaruh terhadap respon balik dari pemakai perpustakaan. Karakteristik itu
antara lain:
a.
Pemakai yang pendiam, ditarik
perhatiannya lalu dihadapi dengan ramah tamah
b.
Pemakai yang tidak sabar, diatasi
dengan melayani mereka seoptimal mungkin mengucapkan terima kasih atas
kedatangan mereka serta memohon maaf bila ada ketidak nyamanan
c.
Pemakai yang banyak bicara, diatasi
dengan memfokuskan perhatian pada hal-hal yang diinginkan dan berikan penawaran
dan penjelasan yang cukup
d.
Pemakai yang banyak permintaan, di
layani dengan dipenuhi permintaannya dan diberikan alternative bila yang
diminta tidak tersedia, serta tetap tersenyum walau terkadang merasa jengkel
e.
Pemakai yang peragu, diatasi dengan
menanamkan kepercayaan dan tidak terlalu memberikan banyak pilihan padanya
f.
Pemakai yang sering membantah atau
mendebat, diatasi dengan tenang, tidak menempatkan pemakai sebagai pihak yang
sangat dan tidak terpancing untuk berdebat
g.
Pemakai yang lugu, diatasi dengan
melayani dengan sabar berdasarkan keperluannya
h.
Pemakai yang siap mental, diatasi
dengan cara membiarkan pemakai memilih yang disukai
i.
Pemakai yang curiga, diatasi dengan
memberikan jaminan yang baik dan tidak menunjukkan sikap lebih unggul atau
ragu-ragu
j.
Pemakai yang sombong, diatasi dengan
sabar bersikap tenang dan tetap menghormatinya.
Bila antara pustakawan dengan pemakai perpustakaan, dapat saling
mengerti dan memahami posisi mereka dalam berinteraksi tidak akan sulit untuk
membentuk hubungan yang harmonis. Sehingga, tidak ada lagi kesan kaku dan seram
terhadap pustakawan, dan pemakai akan senang dalam menghabiskan waktunya ke
perpustakaan. Pustakawan harus berupaya meningkatkan status dan perannya di
masyarakat dengan cara memberikan pelayanan seoptimal mungkin. Pustakawan harus
berani mengubah pola perilaku di dalam memberikan pelayanan dengan sikap yang
baik di bidang keahliannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Perilaku juga bisa diartikan menjadi
sebuah sikap atau tindakan yang dilakukan manusia pada saat bekerja atau diluar
pekerjaan seperti saling bertukar pendapat, berbicara, berjalan dan kegiatan
lainnya. Terdapat berbagai macam perilaku, antara lain yaitu perilaku kognitif,
perilaku afektif, perilaku tampak dan tidak tampak, dsb.
Perilaku pustakawan adalah sikap
atau keadaan dalam diri seseorang untuk bertindak atau berbuat sesuatu dalam
kegiatan sosial dengan perasaan tertentu dalam menanggapi objek situasi,
kondisi, aturan, ataupun pekerjaan di lingkungan sekitarnya. Sikap pustakawan
yang dimaksud ini adalah perilaku atau tindakan yang diunjukkan oleh pustakawan
di Perpustakaan ketika bertindak dan memberikan pelayanan kepada pemustaka yang
mencari informasi di perpustakaan.
Sikap yang harus dikembangkan
pustakawan dalam melayani pemustakanya yaitu: luwes dalam melayani, mengetahui
kemampuan pengguna, melayani dengan wajah ceria, dan mau mendengarkan keluhan.
B.
Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan
yaitu seorang pustakawan harus memahami atau mempunyai kepribadian yang
memahami psikologis pemakainya dan dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga
pustakawan dengan masyarakat pengguna perpustakaan dapat saling menghargai.
DAFTAR PUSTAKA
http://teukuhermi.blogspot.com
Kalat, J.W.
2010. Biopsikologi. Jakarta: Salemba Humanika.
Purwono. 2013. Profesi Pustakawan Menghadapi Tantangan Perubahan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudarsono, Blasius.
2006. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta.
No comments:
Post a Comment