Thursday, 11 June 2020

PSIKOLOGI PERILAKU PUSTAKAWAN

PSIKOLOGI PERILAKU PUSTAKAWAN


DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………         i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..         ii

 

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..         1

A.    Latar Belakang ………………………………………………………………...        1

B.   Rumusan Masalah ……………………………………………………………..        1

C.     Tujuan ………………………………………………………………………….       1

D.    Ruang Lingkup …………………………………………………………………      1

 

BAB II PSIKOLOGI PERILAKU PUSTAKAWAN ………………..…………           2

A.    Definisi Perilaku dan Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku …..………..…...         2   

B.     Teori Perilaku ..……………………………………………….……………...          3

C.     Image Tentang Perilaku Pustakawan …………………..…………………….         4

 

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….        7

A.    Simpulan ……………………………………………………………………….       7

B.     Saran …………………………………………………………………………...       7

 

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..        8


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Ilmu psikologi dalam dunia perkuliahan tidak hanya dipelajari oleh mereka yang mengambil program studi “Psikologi. Namun ilmu ini dipelajari hampir di setiap program studi. Salah satunya yaitu Ilmu Perpustakaan. Kaitan ilmu psikologi dengan ilmu perpustakaan adalah agar bisa mengkondisikan segala sesuatu yang terdapat dalam dunia perpustakaan. Salah satu contohnya berkaitan dengan tenaga kerja perpustakaan (pustakawan). Pada umumnya image pustakawan yang baik akan menimbulkan kesan yang baik pula bagi pengguna, yang pengaruh lanjutannya adalah pengguna akan semakin rajin atau sering untuk berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan segala koleksi yang ada serta mendapatkan informasi yang Ia butuhkan. Lalu bagaimana dengan latar belakang kepribadian pustakawan yang dari awal memang sudah tidak baik? Sedikit banyak masalah tersebut bisa diubah secara perlahan. Salah satu caranya adalah dengan mempelajari ilmu psikologi. Jadi dalam makalah ini akan dibahas bagaimana dan apa apa saja yang dapat dijadikan panutan teori dalam mempelajari ilmu psikologi dari segi seorang Pustakawan.

Kata pustakawan dan perpustakaan saat ini sedang mengalami keretakkan makna, melahirkan multitafsir dan beragam persepsi. Itulah yang disebut citra dan pencitraan. Citra dan pencitraan hadir di mana-mana termasuk di dunia Kepustakawanan.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa definisi perilaku dan faktor yang mempengaruhi perilaku?

2.      Bagaimana teori perilaku?

3.      Bagaimana image tentang perilaku pustakawan?

 

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui definisi perilaku dan faktor yang mempengaruhi perilaku

2.      Untuk mengetahui teori perilaku

3.      Untuk mengetahui image tentang perilaku pustakawan

 

D.    Ruang Lingkup

Dalam makalah ini, kami hanya membahas tentang definisi perilaku dan faktor yang mempengaruhi perilaku, teori perilaku, dan image tentang perilaku pustakawan.

BAB II

PSIKOLOGI PERILAKU PUSTAKAWAN

 

A.    Definisi Perilaku dan Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Perilaku merupakan suatu bentuk perubahan atau aktivitas yang dilakukan oleh individu dalam kehidupannya sehari-hari baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Pada dasarnya perilaku yang dimiliki manusia umumnya di pengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam yang di wariskan oleh orang tua atau di dapat dari keluarga itu sendiri, sedangkan faktor eksternal faktor yang di dapat dari lingkungan sekitarnya.

Perilaku juga bisa diartikan menjadi sebuah sikap atau tindakan yang dilakukan manusia pada saat bekerja atau diluar pekerjaan seperti saling bertukar pendapat, berbicara, berjalan dan kegiatan lainnya.

1.      Perilaku Kognitif

Perilaku kognitif merupakan hal yang berkaitan dengan beberapa aspek intelektual atau berpikir yang terdiri dari pengetahuan atau knowledge, pemahaman atau comprehension, penerapan atau application, penilaian atau evaluation.

2.      Perilaku Afektif

Merupakan perilaku yang berhubungan dengan sikap dan juga nilai. Perilaku afektif tersebut meliputi watak periaku termasuk perasaan, sikap, minat, nilai, dan juga emosi yang jika berlebihan maka bisa menyebabkan perilaku abnormal terjadi.

3.      Perilaku Tampak dan Tidak Tampak

Perilaku tidak tampak merupakan perilaku yang tidak bisa ditangkap oleh indera namun harus menggunakan alat pengukur tertentu seperti psikotes atau berpikir tanggapan sikap persepsi emosi dalam psikologi dan pengetahuan. Sementara perilaku tampak contohnya adalah berpakaian, berbicara, beraksi, dsb.

 

 

Faktor yang mempengaruhi perilaku

a.       Respon (faktor dari dalam diri internal) seperti: perhatian, pengamatan, persepsi, intelegensi, motivasi, dan sugesti. Faktor internal yang dimaksud antara lain: jenis ras keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan intelegensia (kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara terarah dan efektif).

b.      Stimulus (faktor dari luar diri eksternal) seperti: lingkungan (fisik dan non fisik, sosial, budaya). Berdasarkan penelitian faktor eksternal yang paling besar peranannya dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial budaya. Sosial meliputi: struktur sosial, pranata sosial dan permasalahan-permasalahan sosial. Budaya meliputi: nilai-nilai, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan masyarakat dan tradisi.

 

 

B.     Teori Perilaku

1.      Teori Insting

Teori ini dikemukakan oleh Mcdougall, sebagai pelopor dari psikologi sosial. Menurutnya, perilaku itu disebabkan oleh insting. Insting merupakan perilaku innate, yaitu perilaku bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman.

2.      Teori Dorongan (drive theory)

Teori ini bertitik pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan tertentu. Dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku. Oleh karena itu, menurut Hull, teori ini disebut juga teori drive reduction. Teori dorongan dapat juga didefinisikan yaitu sebagai energi yang memunculkan perilaku yang diserahkan kepada jenis tujuan yang spesifik, biasanya untuk memudahkan kebutuhan dasar.

3.      Teori Insentif (incentive theory)

Perilaku individu dilihat bahwa orang memperhitungkan keuntungan dan kerugian berbagai tindakan berdasarkan rasional. Jadi, teori ini melihat bahwa perilaku individu berdasarkan keputusan rasional yang dibuat orang yang mempertimbangkan kerugian dan keuntungannya. Artinya individu sebelum melakukan sesuatu harus menimbang, baik  buruknya sesuatu.

4.      Teori Kognitif

Pendekatan kognitif menyatakan, bahwa perilaku dipengaruhi oleh proses imitasi, dan proses kognisi. Fokus utama pendekatan kognitif kontemporer adalah bagaimana kita secara mental menstruktur dan memproses informasi yang datang dari lingkungan.

 

 

C.    Image Tentang Perilaku Pustakawan

Pustakawan adalah orang yang bekerja di perpustakaan atau lembaga sejenisnya dan memiliki pendidikan perpustakaan secara formal (di Indonesia kriteria pendidikan minimal D2 dalam bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi).

Perilaku pustakawan adalah sikap atau keadaan dalam diri seseorang untuk bertindak atau berbuat sesuatu dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu dalam menanggapi objek situasi, kondisi, aturan, ataupun pekerjaan di lingkungan sekitarnya. Sikap pustakawan yang dimaksud ini adalah perilaku atau tindakan yang diunjukkan oleh pustakawan di Perpustakaan ketika bertindak dan memberikan pelayanan kepada pemustaka yang mencari informasi di perpustakaan.

Secara sederhana citra atau image diri seorang pustakawan dapat diartikan sebagai gambaran kita terhadap diri sendiri atau pikiran kita tentang pendangan orang lain terhadap diri. Sebagian orang berpandangan (memberi kesan) bahwa pustakawan adalah seorang yang susah senyum, judes, pakai kacamata, berpenampilan layaknya seorang penjaga yang kejam yang tidak bisa bernegosiasi, tetapi ada yang berpandangan seorang pustakawan adalah orang yang menarik, ramah, smart, bertanggung jawab, dsb.

Sikap-sikap yang dapat dikembangkan pustakawan dalam melayani pemustakanya adalah sebagai berikut:

a.       Luwes dalam melayani

Pustakawan dalam melayani sebaiknya tidak perlu bersikap terlalu tegas dengan memberikan hukuman yang sifatnya represif, aturan memang perlu ditegakkan tetapi caranya harus manusiawi. Misalnya dengan menumbuhkan keakraban pustakawan dengan pemustakanya, maka cara ini dapat menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif.

 

b.      Mengetahui kemauan pengguna

Pustakawan harus berkomunikasi dengan pengguna, sehingga dapat mengetahui apa yang mereka inginkan.

c.       Melayani dengan wajah ceria

Seorang pustakawan harus melayani pengguna perpustakaan dengan wajah yang ceria, dalam arti tidak boleh cemberut atau membuat pengunjung merasa takut bila ingin bertanya kepada pustakawan.

d.      Mau mendengar keluhan

Kesadaran mau mendengarkan keluhan masyarakat pengguna, akan memberikan respek yang tinggi di hati mereka. Mereka akan merasa diperhatikan dan dilindungi, sehingga akan menumbuhkan sikap saling pengertian yang dapat meningkatkan citra baru perpustakaan.

 

Secara umum, pustakawan wajib mengucapkan terimakasih atas kunjungan pemakai perpustakaan, serta memohon maaf bila ada kekurangan. Namun karena  karakteristik manusia itu beraneka ragam, pustakawan tidak boleh memukul rata sama untuk memberikan perhatian. Penting bagi pustakawan mengenal dan memahami karakteristik pemakai perpustakaan sebagai sifat menusia, yang akan berpengaruh terhadap respon balik dari pemakai perpustakaan. Karakteristik itu antara lain:

a.       Pemakai yang pendiam, ditarik perhatiannya lalu dihadapi dengan ramah tamah

b.      Pemakai yang tidak sabar, diatasi dengan melayani mereka seoptimal mungkin mengucapkan terima kasih atas kedatangan mereka serta memohon maaf bila ada ketidak nyamanan

c.       Pemakai yang banyak bicara, diatasi dengan memfokuskan perhatian pada hal-hal yang diinginkan dan berikan penawaran dan penjelasan yang cukup

d.      Pemakai yang banyak permintaan, di layani dengan dipenuhi permintaannya dan diberikan alternative bila yang diminta tidak tersedia, serta tetap tersenyum walau terkadang merasa jengkel

e.       Pemakai yang peragu, diatasi dengan menanamkan kepercayaan dan tidak terlalu memberikan banyak pilihan padanya

f.        Pemakai yang sering membantah atau mendebat, diatasi dengan tenang, tidak menempatkan pemakai sebagai pihak yang sangat dan tidak terpancing untuk berdebat

g.      Pemakai yang lugu, diatasi dengan melayani dengan sabar berdasarkan keperluannya

h.      Pemakai yang siap mental, diatasi dengan cara membiarkan pemakai memilih yang disukai

i.        Pemakai yang curiga, diatasi dengan memberikan jaminan yang baik dan tidak menunjukkan sikap lebih unggul atau ragu-ragu

j.        Pemakai yang sombong, diatasi dengan sabar bersikap tenang dan tetap menghormatinya.

 

Bila antara pustakawan dengan pemakai perpustakaan, dapat saling mengerti dan memahami posisi mereka dalam berinteraksi tidak akan sulit untuk membentuk hubungan yang harmonis. Sehingga, tidak ada lagi kesan kaku dan seram terhadap pustakawan, dan pemakai akan senang dalam menghabiskan waktunya ke perpustakaan. Pustakawan harus berupaya meningkatkan status dan perannya di masyarakat dengan cara memberikan pelayanan seoptimal mungkin. Pustakawan harus berani mengubah pola perilaku di dalam memberikan pelayanan dengan sikap yang baik di bidang keahliannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Simpulan

Perilaku juga bisa diartikan menjadi sebuah sikap atau tindakan yang dilakukan manusia pada saat bekerja atau diluar pekerjaan seperti saling bertukar pendapat, berbicara, berjalan dan kegiatan lainnya. Terdapat berbagai macam perilaku, antara lain yaitu perilaku kognitif, perilaku afektif, perilaku tampak dan tidak tampak, dsb.

Perilaku pustakawan adalah sikap atau keadaan dalam diri seseorang untuk bertindak atau berbuat sesuatu dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu dalam menanggapi objek situasi, kondisi, aturan, ataupun pekerjaan di lingkungan sekitarnya. Sikap pustakawan yang dimaksud ini adalah perilaku atau tindakan yang diunjukkan oleh pustakawan di Perpustakaan ketika bertindak dan memberikan pelayanan kepada pemustaka yang mencari informasi di perpustakaan.

Sikap yang harus dikembangkan pustakawan dalam melayani pemustakanya yaitu: luwes dalam melayani, mengetahui kemampuan pengguna, melayani dengan wajah ceria, dan mau mendengarkan keluhan.

 

 

B.     Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu seorang pustakawan harus memahami atau mempunyai kepribadian yang memahami psikologis pemakainya dan dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga pustakawan dengan masyarakat pengguna perpustakaan dapat saling menghargai.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://teukuhermi.blogspot.com

Kalat, J.W. 2010. Biopsikologi. Jakarta: Salemba Humanika.

Purwono. 2013. Profesi Pustakawan Menghadapi Tantangan Perubahan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudarsono, Blasius. 2006. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


No comments:

Post a Comment

TOKOH TASAWUF DI INDONESIA

BAB II PEMBAHASAN A.     TOKOH TASAWUF DI INDONESIA Berikut merupakan beberapa tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia: 1.       Hamzah Fan...