Thursday, 11 June 2020

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM PERPUSTAKAAN

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM PERPUSTAKAAN


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Di dalam melaksanakan tugasnya, pustakawan harus berinteraksi dengan orang lain. Sebagai bagian dari organisasi, seorang pustakawan harus dapat bekerja sama dengan atasan, bawahan serta rekan-rekan kerjanya. Pustakawan juga harus berhubungan dengan pihak-pihak diluar organisasi, seperti penerbit, toko buku, sesama pustakawan, ataupun pihak-pihak lain. Selain itu juga pustakawan akan berinteraksi dengan pemakai perpustakaan.

Pustakawan juga harus mempunyai kepribadian yang baik agar pengunjung lebih nyaman berada di perpustakaan, kepribadian sangat mencerminkan perilaku seseorang . Kepribadian senantiasa mengalami warna warni kehidupan adanya kalanya senang, tentram, dan gembira adapula yang terkadang mengalami hal-hal yang pahit, gelisah, frustasi dan sebagainya. Oleh karena itu kepribadian dalam perpustakaan juga sering berubah-ubah, jadi kita harus memahami defenisi kepribadian serta bagaimana kepribadian itu terbentuk. Untuk itu kita membutuhkan teori teori tingkah laku, teori teori kepribadian agar gangguan gangguan yang biasa muncul pada kepribadian pada setiap individu dapat dihindari, begitu pula dalam perpustakaan.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa saja defenisi-defenisi dan unsur-unsur dalam kepribadian?

2.      Apa saja jenis-jenis dan tipe kepribadian?

3.      Apa saja faktor pembentuk kepribadian?

4.      Bagaimana penerapan teori kepribadian dalam perpustakaan?

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui defenisi dan unsur-unsur kepribadian.

2.      Untuk mengetahui jenis dan tipe kepribadian.

3.      Untuk mengetahui faktor pembentuk kepribadian.

4.      Untuk mengetahui bagaimana penerapan teori kepribadian dalam perpustakaan.

  

 

 

BAB II

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM PERPUSTAKAAN

 

A.    Defenisi Kepribadian dan Unsur-unsur dalam Kepribadian

a.      Defenisi Kepribadian

1.      Kepribadian menurut pengertian sehari hari

Kata personality dalam bahasa inggris berasal dari kat latin: persona. Pada mulanya kata persona ini menunjuk kepada topeng yang biasa di gunakan oleh para pemain sandiwara di jaman romawi dalam memainkan peranan peranannya. Disamping itu, kepribadian juga sering diartikan atau dihubungkan dengan ciri ciri tertentu yang menonjol pada diri individu. Contohnya, kepada orang yang pemalu dikenakan atribut”berkepribadian pemalu”. Kepada orang yang supel dikenakan atribut”kepribadian supel”. Dan kepada orang suka bertindak keras dikenakan atribut: berkepribadian keras.

2. Kepribadian menurut psikologi

Pengertian kepribadian menurut disiplin ilmu psikologi bisa diambil dari rumusan seberapa teoris kepribadian yang terkemuka. Rumusan Alport tentang kepribadian:”kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikopisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran secara khas. Alport menggunakan istilah sistem psikopisik dengan maksut menunjukkan bawha “jiwa” dan “raga” manusia adalah suatu sistem memperpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain serta di antara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sedangkan istilah “has” dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu bertingkah laku dengan caranya sendiri karena setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian yang sama dn karenanya tidak akan ada dua orang pun yang bertingkah laku sama.

b.      Unsur-unsur dalam Kepribadian

 

1.      Pengetahuan

Pengetahuan merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan   alam jiwa orang yang sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca inderanya yang masuk kedalam berbagai sel dibagian-bagian tertentu dari otaknya.

2.      Perasaan

Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang buruk atau mendengar suatu yanag tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi seperti ini dapat menimbulkan dalam kesadarannya perasaan negative.

3.      Dorongan naluri

Kesadaran manusia mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena dipengaruhi oleh pengetahuannya, tapi karena memang sudah terkandung didalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri.

 

B.     Jenis Tipe Kepribadian

 

Dalam dunia psikologi, terdapat 4 tipe kepribadian, yang diperkenalkan pertama kali oleh Hippocrates (460-370 SM). Hal ini dipengaruhi oleh anggapan bahwa alam semesta beserta isinya tersusun dari empat unsur dasar yaitu: kering, basah, dingin, dan panas. Dengan demikian dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat yang didukung oleh keadaan konstitusional berupa cairan-cairan yang ada di dalam tubuhnya, yaitu: sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning), sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam), sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan sifat panas terdapat dalam sanguis (darah). Keempat cairan tersebut terdapat di dalam tubuh dengan proporsi tertentu. Jika proporsi cairan-cairan tersebut di dalam tubuh berada dalam keadaan normal, maka individu akan normal atau sehat, namun apabila keselarasan proporsi tersebut terganggu maka individu akan menyimpang dari keadaan normal atau sakit.7

Pendapat Hippocrates disempurnakan oleh Galenus (129-200 SM) yang mengatakan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat 4 macam cairan tersebut dalam proporsi tertentu. Apabila suatu cairan terdapat di dalam tubuh melebihi proporsi yang seharusnya (dominan) maka akan menimbulkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat dari dominannya salah satu cairan tersebut yang oleh Galenus sehingga menggolongkan manusia menjadi empat tipe berdasarkan temperamennya, yaitu Koleris, Melankolis, Phlegmatis, dan Sanguinis.

Menurut Galenus, seorang koleris mempunyai sifat khas yaitu hidup, besar semangat, daya juang besar, hatinya mudah terbakar, dan optimis. Sedangkan seorang melankolis mempunyai sifat mudah kecewa, daya juang kecil, muram dan pesimistis. Sifat khas phlegmatis tidak suka terburu-buru (calm, tenang), tak mudah dipengaruhi dan setia. Seorang sanguinis mempunyai sifat khas hidup, mudah berganti haluan, ramah, lekas bertindak tapi juga lekas berhenti.9

Selain itu, Florence littauer juga mengembangkan lagi tipe kepribadian yang telah dijelaskan oleh Hipocrates dan Galenus. Dalam bukunya yang berjudul Personaliy Plus, Littauer menjelaskan lebih rinci mengenai sifat masing-masing kepribadian. Seorang sanguinis pada dasarnya mempunyai sifat ekstrovert, membicara dan optimis. Dari segi emosi, ciri seorang sanguinis yaitu kepribadian yang menarik, suka bicara, menghidupkan pesta, rasa humor yang hebat, ingatan kuat untuk warna, secara fisik memukau pendengar, emosional dan demonstrative, antusias dan ekspresif, periang dan penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, baik dipanggung, lugu dan polos, hidup dimasa sekarang, mudah diubah, berhati tulus, selalu kekanak-kanakan. Dari segi pekerjaan, sifat seorang sanguinis yaitu sukarelawan untuk tugas, memikirkan kegiatan baru, tampak hebat dipermukaan, kreatif dan inovatif, punya energi dan antusiasme, mulai dengan cara cemerlang, mengilhami orang lain untuk ikut dan mempesona orang lain untuk bekerja.

C.    Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian

Ada dua faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian, yaitu:

a.       Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam seseorang itu sendiri. Biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Maksudnya faktor genetis yaitu faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa juga gabungan atau kombinasi dari sifat orang tuanya.

b.      Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor ini biasanya pengaruh yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor ini biasanya pengaruh yang berasal dari lingkungan anak dimana anak mulai belajar untuk menyesuaikan diri dengan dunia sosialnya yaitu teman-temannya.

Faktor-faktor pendukung terbentuknya kepribadian dan watak ialah unsur-unsur badan dan jiwa manusia disatu pihak dan lingkungan di lain pihak. Badan dan jiwa disebut sebagai faktor endogen, dan lingkungan adalah faktor eksogen. Faktor endogen disebut juga faktor dalam, faktor internal, faktor bawaan dan faktor keturunan. Sedangkan faktor eksogen disebut juga faktor luar, faktor eksternal empiris, dan faktor pengalaman.

Selain faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian juga terdapat faktor yang menghambat pembentukan kepribadian antara lain:

a.       Faktor Biologis

Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik, pencernaan, pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan, dan sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap orang sejak dilahirkan telah menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita lihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan anak/orang itu masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang penting pada kepribadian seseorang.

b.      Faktor Sosial

Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ; yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu. Sejak dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Dengan lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan anak, peranan keluarga sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh yang bermacam-macam pula terhadap perkembangan kepribadian anak.  Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak sejak kecil adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya. Hal ini disebabkan karena pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama, pengaruh yang diterima anak masih terbatas jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh itu sangat tinggi karena berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar seorang anak maka pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial makin besar dan meluas. Ini dapat diartikan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian.

c.       Faktor Kebudayaan

Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian antara lain: 1. Nilai-nilai (Values)

Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.

2. Adat dan Tradisi.

Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian seseorang

3.      Pengetahuan dan Keterampilan.

Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-cara kehidupannya.

4.      Bahasa

Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas, bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan cirri-ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunukkan bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan orang lain.

5.      Milik Kebendaan (material possessions)

Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju dan modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan itu.

D.    Penerapan teori kepribadian dalam perpustakaan.

 

Di dalam melaksanakan tugasnya, pustakawan harus berinteraksi dengan orang lain. Sebagai bagian dari organisasi, seseorang pustakawan harus dapat bekerjasama dengan atasan, bawahan serta rekan-rekan sekerjanya. Pustakawan juga harus berhubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi, seperti penerbit, toko buku, sesama pustakawan, ataupun pihak-pihak lain. Selain itu juga pustakawan akan berinteraksi dengan pemakai perpustakaan. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku. Pengetahuan tentang psikologi diharapkan dapat membantu pustakawan dalam berhubungan serta berinteraksi.

Psikologi penting bagi pemimpin-pemimpin instansi, lembaga-lembaga, perusahaan-perusahaan dan sebagainya, agar pemimpin dapat menyelenggarakan suasana jiwa baik terhadap bawahannya maupun terhadap koleganya. Dalam hal ini bisa dikaitkan dalam struktur organisasi perpustakaan. Sebagai pimpinan dalam sebuah perpustakaan, maka diharapkan pemimpin mampu menciptakan lingkungan pekerjaan yang kondusif dan dapat menyelenggarakan suasana jiwa yang menyenangkan khususnya terhadap bawahan atau pegawai yang ada di lingkungan perpustakaan, misalnya suasana ramah tamah, maka para pegawai di lingkungan perpustakaan dapat bekerja dengan semestinya karena keadaan jiwanya tidak terganggu (tidak merasa tertekan) dan dapat memunculkan perasaan keberhargaan diri.

karena itu sangatlah diperlukan bagi seorang pustakawan untuk dijejali dengan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan perilaku dan bagaimana aplikasi dari perilaku tersebut dalam berinteraksi dengan dunia luar. Ini lah salah satu fungsi dari ilmu psikologi. Pendidikan psikologi yang penting dan yang harus dipahami oleh seorang pustakawan demi peningkatan profesionalitas dan layanan dalam perpustakaan, diantaranya secara garis besar adalah :

1)      Teori belajar

Berfungsi untuk membahas teori-teori belajar dari para tokoh psikologi kemudian pengaplikasiannya dalam lingkungan kerja perpustakaan, seta bagaimana menciptakan konsekuensi yang positif kepada pengunjung perpustakaan sehingga dapat meningkatkan tingkah lakunya, serta memberikan kesempatan kepada pustakawan untuk memahami lingkungannya melalui teori-teori belajar.

2)      Teori motivasi

Motivasi sendiri mempunyai pengertian suatu dorongan psikologis dari dalam diri seseorang yang menyebabkan ia berperilaku secara tertentu terutama di dalam lingkungan ia bekerja.

3)      Teori sikap dan persepsi

Berfungsi untuk memberikan pemahaman bahwa betapa pentingnya sikap dan persepsi ini dikaitkan dengan perilaku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sikap yang ada pada seseorang akan memberikan warna atau corak pada perilaku atau perbuatan orang yang bersangkutan. Dengan mengetahui sikap seseorang, individu akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku yang timbul dari orang yang bersangkutan.

4)      Teori hubungan interpersonal

Kemampuan seseorang dalam menjalin suatu hubungan interpersonal sangat penting untuk membina hubungan yang baik dengan orang lain, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam lingkungan pekerjaan. Seseorang tidak begitu saja mempunyai keterampilan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Kemampuan ini tidak bersifat bawaan dan tidaklah muncul secara ajaib, tetapi dipelajari.

5)      Teori dinamika kelompok

Berfungsi untuk memberikan pemahaman tentang suatu kelompok yang tidak dapat dilepaskan dari adanya interaksi antara anggota satu dengan anggota lain. Pengetahuan tentang proses-proses yang terjadi dalam kelompok serta bagaimana seseorang individu berperilaku dalam kelompok.

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Dalam kepribadian terdapat unsur-unsur pembentuknya yaitu unsur pengetahuan, persepsi dan unsure naluri. Dalam dunia psikologi, terdapat 4 tipe kepribadian, yang diperkenalkan pertama kali oleh Hippocrates (460-370 SM). Hal ini dipengaruhi oleh anggapan bahwa alam semesta beserta isinya tersusun dari empat unsur dasar yaitu: kering, basah, dingin, dan panas.

Faktor faktor pembentuk kepribadian terdiri dari faktor  internal, faktor eksternal, faktor biologis,faktor sosial, faktor kebudayaan. Penerapan teori kepribadian dalam perpustakaan yaitu teori belajar, teori motivasi, teori sikap dan persepsi, teori hubungan interpersonal dan teori dinamika kelompok.

B.     Saran

Pustakawan diharapkan dapat berinteraksi dengan baik tidak hanya dengan orang lain tetapi juga mampu memposisikan dirinya dan meningkatkan kinerjanya di dunia perpustakaan. Ilmu psikologi sangatlah penting bagi pustakawan. Melalui pengetahuan psikologi ini pustakawan dapat meningkatkan profesionalismenya yang akan berpengaruh terhadap kinerja layanan di perpustakaan.

 

 

             

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Daulay, Nurussakinnah. “Penerapan Ilmu Psikologi Pada Perpustakaan” . Diunduh pada tanggal 8 April 2019. Dari https://repository.uinsu.ac.id

Hasanah. “Kepribadian”. Diunduh pada tanggal 10 April 2019. Dari https://digilib.uinsby.ac.id

Kuswara. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco.

 

             


No comments:

Post a Comment

TOKOH TASAWUF DI INDONESIA

BAB II PEMBAHASAN A.     TOKOH TASAWUF DI INDONESIA Berikut merupakan beberapa tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia: 1.       Hamzah Fan...