PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM PERPUSTAKAAN
Hal
BAB II PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM
PERPUSTAKAAN
A. Defenisi Kepribadian dan Unsur-unsur dalam Kepribadian
b.... Unsur-unsur
dalam Kepribadian
C. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian
D. Penerapan teori kepribadian dalam perpustakaan.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di
dalam melaksanakan tugasnya, pustakawan harus berinteraksi dengan orang lain.
Sebagai bagian dari organisasi, seorang pustakawan harus dapat bekerja sama
dengan atasan, bawahan serta rekan-rekan kerjanya. Pustakawan juga harus
berhubungan dengan pihak-pihak diluar organisasi, seperti penerbit, toko buku,
sesama pustakawan, ataupun pihak-pihak lain. Selain itu juga pustakawan akan
berinteraksi dengan pemakai perpustakaan.
Pustakawan
juga harus mempunyai kepribadian yang baik agar pengunjung lebih nyaman berada
di perpustakaan, kepribadian sangat mencerminkan perilaku seseorang .
Kepribadian senantiasa mengalami warna warni kehidupan adanya kalanya senang, tentram,
dan gembira adapula yang terkadang mengalami hal-hal yang pahit, gelisah,
frustasi dan sebagainya. Oleh karena itu kepribadian dalam perpustakaan juga
sering berubah-ubah, jadi kita harus memahami defenisi kepribadian serta
bagaimana kepribadian itu terbentuk. Untuk itu kita membutuhkan teori teori
tingkah laku, teori teori kepribadian agar gangguan gangguan yang biasa muncul
pada kepribadian pada setiap individu dapat dihindari, begitu pula dalam
perpustakaan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
saja defenisi-defenisi dan unsur-unsur dalam kepribadian?
2. Apa
saja jenis-jenis dan tipe kepribadian?
3. Apa
saja faktor pembentuk kepribadian?
4. Bagaimana
penerapan teori kepribadian dalam perpustakaan?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui defenisi dan unsur-unsur kepribadian.
2. Untuk
mengetahui jenis dan tipe kepribadian.
3. Untuk
mengetahui faktor pembentuk kepribadian.
4. Untuk
mengetahui bagaimana penerapan teori kepribadian dalam perpustakaan.
BAB II
PSIKOLOGI
KEPRIBADIAN DALAM PERPUSTAKAAN
A.
Defenisi Kepribadian dan Unsur-unsur dalam
Kepribadian
a.
Defenisi Kepribadian
1.
Kepribadian
menurut pengertian sehari hari
Kata personality dalam
bahasa inggris berasal dari kat latin: persona. Pada mulanya kata persona ini
menunjuk kepada topeng yang biasa di gunakan oleh para pemain sandiwara di
jaman romawi dalam memainkan peranan peranannya. Disamping itu, kepribadian
juga sering diartikan atau dihubungkan dengan ciri ciri tertentu yang menonjol
pada diri individu. Contohnya, kepada orang yang pemalu dikenakan atribut”berkepribadian
pemalu”. Kepada orang yang supel dikenakan atribut”kepribadian supel”. Dan
kepada orang suka bertindak keras dikenakan atribut: berkepribadian keras.
2. Kepribadian menurut psikologi
Pengertian
kepribadian menurut disiplin ilmu psikologi bisa diambil dari rumusan seberapa
teoris kepribadian yang terkemuka. Rumusan Alport tentang
kepribadian:”kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem
psikopisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran secara khas.
Alport menggunakan istilah sistem psikopisik dengan maksut menunjukkan bawha
“jiwa” dan “raga” manusia adalah suatu sistem memperpadu dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain serta di antara keduanya selalu terjadi interaksi
dalam mengarahkan tingkah laku. Sedangkan istilah “has” dalam batasan
kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu bertingkah laku
dengan caranya sendiri karena setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri.
Tidak ada dua orang yang berkepribadian yang sama dn karenanya tidak akan ada
dua orang pun yang bertingkah laku sama.
b.
Unsur-unsur dalam Kepribadian
1. Pengetahuan
Pengetahuan
merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar. Dalam alam
sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca inderanya
yang masuk kedalam berbagai sel dibagian-bagian tertentu dari otaknya.
2. Perasaan
Selain
pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan
sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang
buruk atau mendengar suatu yanag tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi seperti
ini dapat menimbulkan dalam kesadarannya perasaan negative.
3. Dorongan
naluri
Kesadaran
manusia mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena
dipengaruhi oleh pengetahuannya, tapi karena memang sudah terkandung didalam
organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri.
B.
Jenis Tipe Kepribadian
Dalam dunia psikologi, terdapat 4 tipe kepribadian, yang
diperkenalkan pertama kali oleh Hippocrates (460-370 SM). Hal ini dipengaruhi
oleh anggapan bahwa alam semesta beserta isinya tersusun dari empat unsur dasar
yaitu: kering, basah, dingin, dan panas. Dengan demikian dalam diri seseorang
terdapat empat macam sifat yang didukung oleh keadaan konstitusional berupa
cairan-cairan yang ada di dalam tubuhnya, yaitu: sifat kering terdapat dalam chole
(empedu kuning), sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu
hitam), sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan sifat panas
terdapat dalam sanguis (darah). Keempat cairan tersebut terdapat
di dalam tubuh dengan proporsi tertentu. Jika proporsi cairan-cairan tersebut
di dalam tubuh berada dalam keadaan normal, maka individu akan normal atau
sehat, namun apabila keselarasan proporsi tersebut terganggu maka individu akan
menyimpang dari keadaan normal atau sakit.7
Pendapat Hippocrates disempurnakan oleh Galenus
(129-200 SM) yang mengatakan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat 4 macam
cairan tersebut dalam proporsi tertentu. Apabila suatu cairan terdapat di dalam
tubuh melebihi proporsi yang seharusnya (dominan) maka akan menimbulkan adanya
sifat-sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada
seseorang sebagai akibat dari dominannya salah satu cairan tersebut yang oleh
Galenus sehingga menggolongkan manusia menjadi empat tipe berdasarkan
temperamennya, yaitu Koleris, Melankolis, Phlegmatis, dan
Sanguinis.
Menurut Galenus, seorang koleris mempunyai sifat khas
yaitu hidup, besar semangat, daya juang besar, hatinya mudah terbakar, dan
optimis. Sedangkan seorang melankolis mempunyai sifat mudah kecewa, daya juang
kecil, muram dan pesimistis. Sifat khas phlegmatis tidak suka terburu-buru (calm,
tenang), tak mudah dipengaruhi dan setia. Seorang sanguinis mempunyai sifat
khas hidup, mudah berganti haluan, ramah, lekas bertindak tapi juga lekas
berhenti.9
Selain itu, Florence littauer juga
mengembangkan lagi tipe kepribadian yang telah dijelaskan oleh Hipocrates dan
Galenus. Dalam bukunya yang berjudul Personaliy Plus, Littauer
menjelaskan lebih rinci mengenai sifat masing-masing kepribadian. Seorang
sanguinis pada dasarnya mempunyai sifat ekstrovert, membicara dan optimis. Dari
segi emosi, ciri seorang sanguinis yaitu kepribadian yang menarik, suka bicara,
menghidupkan pesta, rasa humor yang hebat, ingatan kuat untuk warna, secara
fisik memukau pendengar, emosional dan demonstrative, antusias dan ekspresif,
periang dan penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, baik dipanggung, lugu dan
polos, hidup dimasa sekarang, mudah diubah, berhati tulus, selalu
kekanak-kanakan. Dari segi pekerjaan, sifat seorang sanguinis yaitu sukarelawan
untuk tugas, memikirkan kegiatan baru, tampak hebat dipermukaan, kreatif dan
inovatif, punya energi dan antusiasme, mulai dengan cara cemerlang, mengilhami
orang lain untuk ikut dan mempesona orang lain untuk bekerja.
C.
Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian
Ada dua faktor yang mempengaruhi pembentukan
kepribadian, yaitu:
a. Faktor
internal
Faktor internal
yaitu faktor yang berasal dari dalam seseorang itu sendiri. Biasanya merupakan
faktor genetis atau bawaan. Maksudnya faktor genetis yaitu faktor yang berupa bawaan
sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang
dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa juga gabungan atau
kombinasi dari sifat orang tuanya.
b. Faktor
eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar orang
tersebut. Faktor ini biasanya pengaruh yang berasal dari luar orang tersebut.
Faktor ini biasanya pengaruh yang berasal dari lingkungan anak dimana anak
mulai belajar untuk menyesuaikan diri dengan dunia sosialnya yaitu
teman-temannya.
Faktor-faktor pendukung terbentuknya kepribadian dan watak
ialah unsur-unsur badan dan jiwa manusia disatu pihak dan lingkungan di lain
pihak. Badan dan jiwa disebut sebagai faktor endogen, dan lingkungan adalah
faktor eksogen. Faktor endogen disebut juga faktor dalam, faktor internal,
faktor bawaan dan faktor keturunan. Sedangkan faktor eksogen disebut juga
faktor luar, faktor eksternal empiris, dan faktor pengalaman.
Selain faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian juga
terdapat faktor yang menghambat pembentukan kepribadian antara lain:
a. Faktor
Biologis
Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan
keadaan jasmani, atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan
genetik, pencernaan, pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf,
tinggi badan, berat badan, dan sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan
jasmani setiap orang sejak dilahirkan telah menunjukkan adanya
perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita lihat pada setiap bayi yang baru lahir.
Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap orang ada yang
diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan anak/orang itu
masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang penting pada
kepribadian seseorang.
b. Faktor
Sosial
Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ; yakni
manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga
kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan,
bahasa, dan sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu. Sejak dilahirkan, anak
telah mulai bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Dengan lingkungan yang
pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan anak, peranan keluarga sangat
penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian selanjutnya. Keadaan dan
suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh yang bermacam-macam pula
terhadap perkembangan kepribadian anak. Pengaruh
lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak sejak kecil adalah sangat mendalam
dan menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya. Hal ini disebabkan karena
pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama, pengaruh yang diterima anak
masih terbatas jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh itu sangat tinggi karena
berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana
bernada emosional. Kemudian semakin besar seorang anak maka pengaruh yang
diterima dari lingkungan sosial makin besar dan meluas. Ini dapat diartikan
bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan
kepribadian.
c. Faktor
Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri
masing-masing orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana
seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek
kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan
kepribadian antara lain: 1. Nilai-nilai
(Values)
Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang
dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk
dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki
kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.
2. Adat dan Tradisi.
Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping
menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga
menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak
pada kepribadian seseorang
3. Pengetahuan dan Keterampilan.
Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau
suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu.
Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan
cara-cara kehidupannya.
4. Bahasa
Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah
diuraikan di atas, bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
cirri-ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan
kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu. Karena bahasa merupakan alat
komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunukkan bagaimana seseorang itu
bersikap, bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan orang lain.
5. Milik Kebendaan (material possessions)
Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa,
makin maju dan modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya.
Hal itu semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan
itu.
D.
Penerapan teori kepribadian dalam perpustakaan.
Di dalam melaksanakan tugasnya, pustakawan harus
berinteraksi dengan orang lain. Sebagai bagian dari organisasi, seseorang pustakawan
harus dapat bekerjasama dengan atasan, bawahan serta rekan-rekan sekerjanya.
Pustakawan juga harus berhubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi,
seperti penerbit, toko buku, sesama pustakawan, ataupun pihak-pihak lain.
Selain itu juga pustakawan akan berinteraksi dengan pemakai perpustakaan.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku. Pengetahuan
tentang psikologi diharapkan dapat membantu pustakawan dalam berhubungan serta
berinteraksi.
Psikologi penting bagi pemimpin-pemimpin instansi,
lembaga-lembaga, perusahaan-perusahaan dan sebagainya, agar pemimpin dapat
menyelenggarakan suasana jiwa baik terhadap bawahannya maupun terhadap
koleganya. Dalam hal ini bisa dikaitkan dalam struktur organisasi perpustakaan.
Sebagai pimpinan dalam sebuah perpustakaan, maka diharapkan pemimpin mampu
menciptakan lingkungan pekerjaan yang kondusif dan dapat menyelenggarakan
suasana jiwa yang menyenangkan khususnya terhadap bawahan atau pegawai yang ada
di lingkungan perpustakaan, misalnya suasana ramah tamah, maka para pegawai di
lingkungan perpustakaan dapat bekerja dengan semestinya karena keadaan jiwanya
tidak terganggu (tidak merasa tertekan) dan dapat memunculkan perasaan keberhargaan
diri.
karena itu sangatlah diperlukan bagi seorang pustakawan
untuk dijejali dengan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan perilaku dan bagaimana
aplikasi dari perilaku tersebut dalam berinteraksi dengan dunia luar. Ini lah
salah satu fungsi dari ilmu psikologi. Pendidikan psikologi yang penting dan
yang harus dipahami oleh seorang pustakawan demi peningkatan profesionalitas
dan layanan dalam perpustakaan, diantaranya secara garis besar adalah :
1) Teori
belajar
Berfungsi
untuk membahas teori-teori belajar dari para tokoh psikologi kemudian
pengaplikasiannya dalam lingkungan kerja perpustakaan, seta bagaimana
menciptakan konsekuensi yang positif kepada pengunjung perpustakaan sehingga
dapat meningkatkan tingkah lakunya, serta memberikan kesempatan kepada
pustakawan untuk memahami lingkungannya melalui teori-teori belajar.
2) Teori
motivasi
Motivasi
sendiri mempunyai pengertian suatu dorongan psikologis dari dalam diri
seseorang yang menyebabkan ia berperilaku secara tertentu terutama di dalam
lingkungan ia bekerja.
3) Teori
sikap dan persepsi
Berfungsi
untuk memberikan pemahaman bahwa betapa pentingnya sikap dan persepsi ini
dikaitkan dengan perilaku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Sikap yang ada pada seseorang akan memberikan warna atau corak pada perilaku atau
perbuatan orang yang bersangkutan. Dengan mengetahui sikap seseorang, individu
akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku yang timbul dari orang yang
bersangkutan.
4) Teori
hubungan interpersonal
Kemampuan
seseorang dalam menjalin suatu hubungan interpersonal sangat penting untuk
membina hubungan yang baik dengan orang lain, baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam lingkungan pekerjaan. Seseorang tidak begitu saja mempunyai
keterampilan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Kemampuan ini
tidak bersifat bawaan dan tidaklah muncul secara ajaib, tetapi dipelajari.
5) Teori
dinamika kelompok
Berfungsi
untuk memberikan pemahaman tentang suatu kelompok yang tidak dapat dilepaskan
dari adanya interaksi antara anggota satu dengan anggota lain. Pengetahuan
tentang proses-proses yang terjadi dalam kelompok serta bagaimana seseorang
individu berperilaku dalam kelompok.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem
psikofisis individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara
khas. Dalam kepribadian terdapat unsur-unsur pembentuknya yaitu unsur
pengetahuan, persepsi dan unsure naluri. Dalam dunia psikologi, terdapat 4 tipe
kepribadian, yang diperkenalkan pertama kali oleh Hippocrates (460-370 SM). Hal
ini dipengaruhi oleh anggapan bahwa alam semesta beserta isinya tersusun dari
empat unsur dasar yaitu: kering, basah, dingin, dan panas.
Faktor faktor pembentuk kepribadian
terdiri dari faktor internal, faktor
eksternal, faktor biologis,faktor sosial, faktor kebudayaan. Penerapan teori
kepribadian dalam perpustakaan yaitu teori belajar, teori motivasi, teori sikap
dan persepsi, teori hubungan interpersonal dan teori dinamika kelompok.
B.
Saran
Pustakawan
diharapkan dapat berinteraksi dengan baik tidak hanya dengan orang lain tetapi
juga mampu memposisikan dirinya dan meningkatkan kinerjanya di dunia
perpustakaan. Ilmu
psikologi sangatlah penting bagi pustakawan. Melalui pengetahuan psikologi ini
pustakawan dapat meningkatkan profesionalismenya yang akan berpengaruh terhadap
kinerja layanan di perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Daulay,
Nurussakinnah. “Penerapan Ilmu Psikologi
Pada Perpustakaan” . Diunduh pada tanggal 8 April 2019. Dari https://repository.uinsu.ac.id
Hasanah.
“Kepribadian”. Diunduh pada tanggal
10 April 2019. Dari https://digilib.uinsby.ac.id
Kuswara.
1991. Teori-teori Kepribadian.
Bandung: PT Eresco.
No comments:
Post a Comment