Hal
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A.
Latar Belakang ................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C.
Tujuan ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
A.
Pengertian Wirausaha,
Informasi dan Perpustakaan ....................................... 2
B.
Macam-Macam Wirausaha
Bidang Informasi dan Perpustakaan.................... 4
C.
Analisis Penerapan
Wirausaha Bidang Informasi dan Perpustakaan............... 6
BAB
III PENUTUP............................................................................................... 10
A. Simpulan........................................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Negara
yang maju pada umumnya adalah negara yang memiliki banyak wirausahawan sehingga
dapat menciptakan lapangan pekerjaan, baik itu bagi diri sendiri maupun
menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, sehingga dapat mengurangi
pengangguran dan banyak menyumbang pendapatan bagi, negara, berupa badan usaha
perseorangan, persekutuan firma, persekutuan komanditer maupun dalam bentuk
perseroan terbatas.
Infopreneur mengkhususkan
diri dalam informasi. Mereka menyediakan, mempromosikan, mendistribusikan dan
memasarkan informasi. Infopreneur mengumpulkan informasi dari beberapa sumber,
dan mengemas dalam berbagai cara baru, dan bentuk/format baru untuk memenuhi
kebutuhan informasi. Mereka mengambil peluang dari revolusi informasi yang
telah menyebabkan ledakan informasi, dimana telah terjadi kesemrawutan
informasi yang berdampak kepada sulitnya dan tidak efektifnya sistem temu
kembali informasi.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
wirausaha, informasi dan perpustakaan?
2.
Apa saja macam-macam
wirausaha bidang informasi dan perpustakaan?
3.
Bagaimana analisis
penerapannya?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan wirausaha, informasi dan perpustakaan
2.
Untuk mengetahui apa saja
macam-macam wirausaha bidang informasi dan perpustakaan
3.
Untuk mengetahui bagaimana
analisis penerapannya
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Wirausaha, Informasi dan Perpustakaan
a. Wirausaha
Secara
etimologi kata wirausaha adalah berasal dari kata “wira” dan “usaha”. “Wira”
berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani
dan berwatak agung. Kata “wira” juga digunakan dalam kata “perwira”. Sedangkan
“usaha” berarti “perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan”. Jadi, secara
etimologis/harfiah, wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang melakukan
perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan.
Wirausaha
(entrepreneur) merupakan seseorang
yang memiliki ide mengenai produk atau jasa dan kemudian membisniskannya. Kamus
Umum Bahasa Indonesia mengartikan
wirausaha sebagai orang yang pandai dan berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun operasi baru untuk pengadaan produk
baru, memamarkanya serta mengatur permodalan operasinya.[1]
Adam
Smith, yang kita kenal sebagai bapak ekonomi memiliki pandangan tersendiri.
Dalam pandangannya wirausaha berarti orang yang mampu bereaksi terhadap
perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang mengubah permintaan menjadi
produksi. Ahli ekonomi perancis Jean Baptise berpendapat bahwa wirausaha adalah
orang yang memiliki seni dan keterampilan tertentu dalam menciptakan usaha
ekonomi yang baru. Sedangkan Cantilon berpendapat bahwa wirausaha adalah
seorang inkubator gagasan-gagasan baru yang sellau berusaha menggunakan sumber
daya secara optimal untuk mencapai tingkat paling tinggi.[2]
Jadi wirausaha adalah orang yang mempunyai
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan atau mengarah kepada
orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang
dimilikinya.[3]
b. Informasi
Informasi adalah
sekumpulan data/ fakta yang diorganisasi atau diolah dengan cara tertentu
sehingga mempunyai arti bagi penerima. Data yang telah diolah menjadi sesuatu
yang berguna bagi si penerima maksudnya yaitu dapat memberikan keterangan atau
pengetahuan. Dengan demikian yang menjadi sumber informasi adalah data.
Informasi dapat juga di katakan sebuah pengetahuan yang diperoleh dari
pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.
Secara
etimologis pengertian dari informasi adalah berasal dari bahasa latin yaitu “informatinem” yang berarti ide, garis
besar atau kode. Informasi bisa disajikan ke dalam berbagai bentuk mulai dari
tulisan, gambar, diagram, tabel, audio, video dan lain-lain.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh
dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan
merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah
pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada.[4]
c. Perpustakaan
Perpustakaan
berasal dari kata pustaka, yang berarti kitab atau buku. Setelah ditambah
awalan “per” dan akhiran “an” menjadi perpustakaan yang artinya kumpulan
buku-buku yang kini dikenal sebagai koleksi bahan pustaka. Dalam bahasa Inggris
dikenal istilah Library yang berasal
dari bahasa latin,yaitu liber atau libri yang artinya buku. Dalam Bahasa
Belanda disebut bibliothek, Jerman
dikenal dengan bibliothek, Perancis
disebut bibliotheque, Spanyol dan
Portugis dikenal dengan bibliotheca.
Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung tempat menyimpan
buku-buku untuk dibaca, sedangkan menurut Taslimah Yusuf (1996), Perpustakaan
adalah tempat menyimpan berbagai jenis bahan bacaan. Di situ masyarakat dapat
memanfaatkan bacaannya untuk menambah pengetahuan, mencari informasi atau
sekadar mendapatkan hiburan. Berbagai jenis koleksi yang tersedia yaitu berupa
buku, majalah, surat kabar, bahan audio visual, rekaman kaset, film.
Menurut
Random House Dictionary of the English
Language, perpustakaan adalah suatu tempat, berupa sebuah ruangan atau
gedung yang berisi buku-buku dan bahan-bahan lain untuk bacaan, studi maupun
rujukan.
Oleh karena
perkembangan zaman, istilah perpustakaan pun menjadi berkembang, sesuai dengan
tugas dan fungsinya. Berdasarkan tugas dan fungsinya saat ini, perpustakaan
merupakan tempat menyimpan, mengolah dan mencari informasi, di mana informasi
tersebut dapat berbentuk bahan bacaan tercetak (buku, jurnal, referensi, dan
bahan pustaka tercetak lainnya) maupun bahan bacaan dalam bentuk elektronik (electronic book, elektronik jurnal, dan
bahan bacaan bentuk elektronik lainnya). Di dalam perpustakaan tersebut ada
organisasi dan sistem yang mengatur perjalanan bahan pustaka/informasi mulai
dari pengadaan, pengolahan hingga pelayanan dan penyajian kepada pengguna
perpustakaan.[5]
B.
Macam-Macam
Wirausaha Bidang Informasi dan Perpustakaan
a. Pemasaran
Perpustakaan
Menurut
Sindoro yang dimaksud dengan pemasaran yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan bila
pemasaran melakukan tugas memahami kebutuhan pelanggan dengan baik,
mengembangkan produk akan memberikan nilai superior, dan menetapkan harga,
mendistribusikan serta mempromosikan secara efektif, produk ini akan dijual
dengan mudah.
Menurut
Mustafa pemasaran adalah kegiatan analisis, perencanaan, pelaksanaan dan
mengendalikan program-program yang telah direncanakan secara cermat yang dibuat
untuk menetapkan tukar-menukar sesuatu secara sukarela untuk mencapai sasaran
sesuai dengan tujuan organisasi. Konsep pemasaran sebagai bagian manajemen bisnis
diarahkan untuk memaksimalkan minat pembaca. Maka dalam meraih sukses pemasaran
harus ada pedoman baku sebagai pegangan dalam perencanaan pemasaran.
b. Jaringan
Perpustakaan
Jaringan
dalam sebuah perpustakaan berkaitan dengan kegiatan kewirausahaan. Pembangun
jaringan di perpustakaan dapat dilihat dari kerjasama produksi buku, spesialis
subjek, pengadaan buku asing, penyimpanan buku yang kurang digunakan, pemusatan
dan penyimpanan, pengolahan data bibliografi, penyediaan fasilitas, pinjaman
koleksi antara perpustakaan, pengembangan pendidikan dan penembangan TI.
c. Promosi
Perpustakaan
Kata
promosi dalam bahasa Inggris; promotion,
promote yang mempunyai arti
menaikkan, memajukan mengembangkan. Promosi dalam usaha perdagangan merupakan
instrumen pemasaran yang berkaitan dengan komunikasi, yaitu pesan (message) yang disampaikan oleh produsen
kepada konsumen. Menurut Mursid promosi adalah ajakan dengan membujuk dan
mendesak target yakni terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Mempromosikan
perpustakaan setidaknya menyampaikan pesan (message) yang akan diinformasikan
melalui media iklan, poster, brosur, ataupun melalui kegiatan promosi seperti
ceramah, diskusi.
d. Promosi
Perpustakaan dengan Web
Website
sabagai bagian dari teknologi informasi dapat difungsikan sebagai promosi
perpustakaan, yaitu sebagai sarana untuk menginformasikan segala hal yang
terdapat di perpustakaan kepada pemustaka. Promosi perpustakaan melauli web
akan menjangkau pemustaka yang sangat luas. Dengan web pemustaka tidak harus
secara langsung datang ke perpustakaan sudah dapat mengetahui jasa layanan dan
koleksi yang terdapat di perpustakaan. Melaui web dapat difungsikan sebagai
sarana desiminasi informasi di perpustakaan, dengan semakin kompleksnya koleksi
perpustakaan, informasi yang disimpan di perpustakaan bisa diakses oleh
masyarakat secara online.
Penggunaan
web untuk promosi akan dapat mengangkat citra perpustakaan dan akan membangun image perpustakaan. Dimana perpustakaan
dapat mengikuti perkembangan dan tuntutan dari pemustaka. Sehingga perpustakaan
mampu menarik pemustaka guna menggunakan fasilitas yang tersedia di
perpustakaan.[6]
Penggunaan
teknologi informasi dalam inovasi kewirausahaan merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan manajemen suatu perpustakaan, dukungan teknologi informasi
perpustakaan mampu memenuhi harapan pengguna sehingga perpustakaan tetap
diminati dan citranya meningkat di mata masyarakat. Penerapan teknologi di
perpustakaan dalam kegiatan kewirausahaan dapat dilihat dari penggunaan katalog
online, dapat dilihat juga dengan
munculnya web digital library yang
kemudian dikenal dengan nama institutional
repository (IR).
Perpustakaan
adalah instituai nirlaba di mana alas keberadaanya adalah untuk memberikan
pelayanan bukan untuk kepentingan finansial. Oleh karena itu dalam dunia
perpustakaan tujuan inovator kewirausahaan berkaitan dengan pengembangan
kepemimpinan untuk memenuhi kebutuhan perpustakaan dan pengguna. Di Indonesia
kewirausahaan dilakukan oleh pustakawan yaitu dengan penyediaan berbagai
fasilitas penunjang bagi pengguna. Fasilitas yang disediakan seperti pembukaan
kafe, layanan fotokofi, percetakan mini, toko cenderamata, serta penyediaan
fasilitas umum seperti mesin ATM dal lain-lain.
C.
Analisis
Penerapannya
Perpustakan
sebagai salah satu penyedia informasi tidak bisa tinggal diam dengan berbagai
macam perubahan dan perkembangan yang ada. Perpustakaan dituntut untuk selalu
mengikuti perkembangan informasi dengan memperbaharui koleksi-koleksinya sesuai
dengan tingkat perkembangan zaman serta kebutuhan pemakai dan juga meningkatkan
mutu pelayanannya. Perpustakaan dituntut untuk menyediakan bervariasi koleksi,
baik jenis maupun bentuknya seperti koleksi cetak, non cetak , elektronik, dan
lain-lain. Untuk itu penerapan wirausaha dalam bidang informasi dan perpustakaan
bisa dilakukan dengan cara:
a. Pemasaran
Perpustakaan
Menurut
Harmawan dan Haryono konsep marketing mix
cocok untuk diterapkan dalam pemasaran informasi di Perpustakaan. Konsep marketing mix mencakup 4 komponen pokok,
yaitu produk, promosi, tempat dan harga.
1. Produk,
produk yang dihasilkan dalam hal ini adalah jurnal, laporan penelitian, indek,
abstrak, katalog, pelayanan pemakai dan lain-lain.
2. Promosi,
prinsip promosi dilakukan untuk memberikan atau menyarankan pemakai bahwa
perpustakaan tersedia berbagai jenis layanan dan menjelaskan bagaimana cara
menggunakanya.
3. Tempat,
setelah promosi maka harus ada tempat sebagai tujuan untuk menempatkan produk
yang dipromosikan, yaitu lokasi fisik tempat dimana barang dan jasa yang
ditawarkan oleh perpustakaan dapat diakses.
4. Harga,
perbedaan pendapat yang belum sama antara pakar perpustakaan mengenai perlu
tidaknya penetapan biaya dalam layanan perpustakaan.
Prinsip pemasaran yang dilakukan
perpustakaan manarik minat pemakai dengan tujuan agar informasi yang belum
dimanfaatkan dapat teraksibilitas secara maksimal.
b. Promosi
Perpustakaan
Promosi
perpustakaan adalah aktivitas mempopulerkan perpustakaan, baik fasilitas,
koleksi, jenis layanan, dan semua yang terdapat di dalamnya yang dapat diambil
manfaatnya. Tujuan promosi perpustakaan adalah: memperkenalkan fungsi
perpustakaan kepada masyarakat pemakai, mendorong minat baca dan mendorong
masyarakat agar menggunkan koleksi perpustakaan semaksimal dan menambah jumlah
orang yang gemar membaca, memberi kesadaran masyarakat akan adanya pelayanaan
perpustakaan dan menggunakannya, serta mengembangkan pengertian masyarakat,
agar mendukung kegiatan perpustakaan, memasyarakatkan slogan , sebagai contoh
misalnya, ”tak kenal maka tak sayang”.
Beberapa sarana yang dapat digunakan
untuk melakukan promosi antara lain:
1) Sarana promosi dalam bentuk cetak
a. Brosur
adalah media promosi biasanya berbentuk kertas cetak berisi informasi tentang
suatu barang atau jasa yang ditawarkan pada konsumen dengan harapan dapat
dibeli atau dimanfaatkan.
b. News
letter adalah media promosi yang digunakan untuk memberikan informasi
kepada sejumlah orang secara teratur berupa berita, artikel dengan tulisan gaya
formal.
c. Pembatas buku adalah suatu benda yang
digunakan sebagai pembatas pada halaman buku.
d. Terbitan khusus perpustakaan
1. Panduan perpustakaan
2. Kalender perpustakaan
2) Sarana promosi dalam bentuk kegiatan
Sarana promosi dalam bentuk kegiatan bisa
berupa pameran perpustakaan, ceramah, seminar, bazar, wisata perpustakaan,
pemutaran film tentang penggunaan perpustakaan, perlengkapan perpustakaan,
sikap petugas, koleksi, jasa dan semua kegiatan perpustakaan.
3)
Sarana promosi dalam bentuk web
Website sebagai bagian dari teknologi
informasi dapat difungsikan sebagai promosi perpustakaan, yaitu sebagai sarana
untuk menginformasikan segala hal yang terdapat di perpustakaan kepada
pemustaka. Promosi perpustakaan melauli web akan menjangkau pemustaka yang
sangat luas. Dengan web pemustaka tidak harus secara langsung datang ke
perpustakaan sudah dapat mengetahui jasa layanan dan koleksi yang terdapat di
perpustakaan. Manfaat yang dapat diperolah promosi melalui internet antara
lain:
1. Siap
Sedia 24 Jam
Tidak seperti praktek
bisnis offline lainnya yang layanannya tergantung pada hari kerja dan jam
kerja, web site selalu siap sedia 24 jam serta bisa diakses oleh pelanggan dari
mana saja dan kapan saja.
2. Menjangkau
Pangsa Pasar Yang Tertarget
Melalui promosi online,
bisa secara efektif memasarkan bisnis berdasarkan pangsa pasar yang
ditargetkan. Baik dari segi area, minat, kebutuhan pelanggan, bahasa, dan
lain-lain.
3. Mengangkat
Citra Bisnis
Dengan memiliki sebuah
web site, citra (image) bisnis kita
bisa terangkat. Walau bisnis tidak besar, tetapi melalui kehadiran secara
online, citra bisnis kita akan terangkat dibandingkan kompetitor lain dan bisa
bersaing dengan perusahaan besar.
4. Biaya
Pemasaran yang lebih Efektif dan Efisien
Karena pemasaran melalui internet
sangat tertarget dan biaya relatif lebih rendah disbanding pemasaran offline,
sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pemasarannya juga lebih efektif dan efisien.
5. Memposisikan
Bisnis Di Masa Depan
Semakin hari, semakin
banyak bisnis yang hadir secara online. Demikian juga kompetitor lainnya. Kalau
tidak sekarang, kelak pun mereka akan menghadirkan bisnisnya melalui internet.
Karena itu, kehadiran situs bisnis di internet, setidaknya telah menolong
memposisikan bisnis di masa depan.
6. Mempermudah
Dalam Membangun Hubungan Baik Dengan Pelanggan.
Karena internet adalah
media yang interaktif, dengan mudah menjalin komunikasi dan menjaga hubungan
baik dengan pelanggan. Baik itu melalui newsletter, kotak saran, survey/polling, forum, dll. Kelebihan macam-macam
perangkat ini, Anda bisa melayani banyak
pelanggan dalam satu waktu. Lebih hemat
waktu, tenaga dan biaya.
7. Sistem
Otomatisasi Yang Responsif
Melalui sistem
otomatisasi, web site bisa memberikan respon dengan cepat jika datang pesanan
atau permintaan informasi bisnis yang lebih lengkap dari pelanggan. Di zaman
yang serba instan ini, kecepatan layanan adalah kemutlakan.[7]
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Wirausaha
adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan, Informasi adalah
sekumpulan data/ fakta yang diorganisasi atau diolah dengan cara tertentu
sehingga mempunyai arti bagi penerima, sedangkan perpustakaan merupakan tempat
menyimpan, mengolah dan mencari informasi, di mana informasi tersebut dapat
berbentuk bahan bacaan tercetak maupun bahan bacaan elektronik.
Macam-macam
wirausaha dalam bidang informasi dan perpustakaan yaitu; pemasaran
perpustakaan, promosi perpustakaan, promosi perpustakaan dengan web.
Perpustakaan
dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan informasi dengan memperbaharui koleksi-koleksinya
sesuai dengan tingkat perkembangan zaman serta kebutuhan pemakai dan juga
meningkatkan mutu pelayanannya. Perpustakaan dituntut untuk menyediakan
bervariasi koleksi, baik jenis maupun bentuknya seperti koleksi cetak, non
cetak , elektronik, dan lain-lain.
B.
Saran
Semoga kita bisa mengambil
peluang dari adanya revolusi informasi dengan baik dan memiliki sikap inovatif
dalam mengikuti perkembangan informasi yang begitu pesat.
DAFTAR PUSTAKA
Ajie, Miyarso Dwi. Sistem Informasi. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Dewiyana, Himna, dkk. (2015).
Kewirausahaan Informasi (Infopreneur).
Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 11, No. 1, 4.
Hutagalong, Raja Bongsu,
dkk. 2008. Pengantar Kewirausahaan.
Medan: USU Press.
Rifa’i, Muhammad dan
Husinsah. 2020. Kewirausahaan dan
Manajemen Usaha Kecil. Medan.
Saleh, Abdul Rahman dan
Komalasari Rita. 2014. Manajemen
Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sukirno. (2016). Optimalisasi Web Promosi Perpustakaan.
Pustakaloka, Vol. 8, No. 2.
[1] Muhammad Rifa’i dan Husinsah. Kewirausahaan
dan Manajemen Usaha Kecil. (Medan, 2020), hlm.13
[2] Raja Bongsu Hutagalong dan Syafrizal Helmi Situmorang. Pengantar Kewirausahaan. (Medan: USU
Press, 2008), hlm.2
[3] Himna Dewiyana, dkk. (2015). Kewirausahaan
Informasi (Infopreneur). Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi,
Vol. 11, No. 1, 4
[4] Miyarso Dwi Ajie. Sistem
Informasi. Universitas Pendidikan Indonesia, hlm.2
[5] Abdul Rahman Saleh dan Rita Komalasari. Manajemen Perpustakaan. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2014), hlm.
1.4-1.5
[6] Sukirno. (2016). Optimalisasi
Web Untuk Promosi Perpustakaan. Pustakaloka, Vol.8, No. 2, hlm. 247-249
[7] Sukirno. (2016). Optimalisasi
Web Untuk Promosi Perpustakaan. Pustakaloka, Vol.8, No. 2, hlm. 250-252
Terima kasih atas informasinya
ReplyDeleteArtikel yang disajikan telah menerangkankan dengan baik
Semoga bermanfaat bagi pembaca website ini
print Poster A0 A1 A2