Wednesday, 10 June 2020

Peraturan Standar dalam Tesaurus



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................... i
DAFTAR ISI............................................ ii
BAB I................................................. 1
A.  Latar Belakang........................................ 1
B.  RumusanMakalah........................................ 1
C.  Tujuan Makalah........................................ 1
BAB II................................................ 3
A.  PeraturanStandar Dalam Thesaurus...................... 3
B.  StrukturPembuatanTesaurus............................. 8
C.  Perkembangan NISO DalamPembuatan Tesaurus............. 11
BAB III............................................... 16
A.  Kesimpulan............................................ 16
B.  Saran................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA......................................... 19








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Semakinberkembangnyaperkembangan zaman danteknologiinformasi yang memberikankemudahankepadapenggunaperpustakaandalammenemukaninformasi yang diinginkan. Denganmunculnya thesaurus lebihmempermudahdalam proses temukembaliinformasibaiksecara manual maupunelektronik. Yang mana tesaurusinisendirimemilikitujuandanfungsiterhadapperkembanganinformasidiperpustakaan.
Dalampembuatan thesaurus terdapatperaturanstandar yang harusdiikutidalampembuatantesaurus yang berlandaskanpada NISO.

B.     RumusanMakalah
1.      Apa yang dimaksuddenganperaturandalamtesaurus ?
2.      Bagaimanastrukturdalam thesaurus?
3.      Bagaimanaperkembangan NISO dalampembuatan thesaurus?

C.    Tujuan
1.      Untukmengetahuiapa yang dimaksuddenganperaturandalam thesaurus.
2.      Untukmengetahuistrukturdalam thesaurus.
3.      Untukmengetahuiperkembangan NISO dalampembuatan thesaurus.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    PeraturanStandarDalam Thesaurus.
Standar berasal dari bahasa Prancis Kuno  artinya titik tempat berkumpul, dalam bahasa Inggris Kuno merupakan gabungan kata standan artinya berdiri dan or (juga bahasa Inggris Kuno) artinya titik. (Merriam-Webster, 2000) kemudian diserap dalam bahasa Inggris sebagai kata standard  (Pengantar standardisasi, 2009). Standar   adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan consensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh  manfaat yang sebesar-besarnya (Peraturan Pemerintah, 2000).[1]
Dalam melakukan konstruksi tesaurus pengindeks sebaiknya berpedoman pada suatu standar tertentu. Standar dibuat sebagai panduan untuk mengembangkan tesaurus (baik dalam tesaurus satu bahasa maupun multilingual), Mengikuti seperangkat peraturan dalam suatu standar tesaurus akan mempermudah pengindeks dalam membuattesaurus.
Standar dalam membuat tesaurus dapat memberikan panduan seperti bagaimana tesaurus harus dikonstruksi, jenis-jenis hubungan apa yang harus dimasukkan, bagaimana cara mengidentifikasi istilah terpilih dan lain sebagainya, selain itu, standar juga akan mempermudah pengideks untuk mengembangkan tesaurus di kemudianhari
Terdapat beberapa standar internasional yang umum digunakan dalam melakukan kostruksi tesaurus, diantaranya :
1)      Documentation--guidelines    for    the    establishment    and   development    of monolingual thesauri. 2.ed.
Geneva: International Organization for Standardization; 1986. Standar Internasional ISO 2788-1986(E).
Standar ini dibuat berdasarkan pertemuan Austin, September 1981.
2)      Guidelines for construction, format, and management of monolingual thesauri: An American National Standard dikembangkan oleh the National Information StandardsOrganization.
Bethesda, MD: NISO press; 1994. 69p. ANSI/NISO Z39.19-1993 R1998
3)      British standard guide to the establishment and development of monolingual thesauri.
London: British Standards Institution; 1987
4)      Documentation--guidelines    for    the    establishment    and   development  of multilingualthesauri.
Geneva: International Organization for Standardization; 1985. Standar Internasional ISO 5964-1985(E).
Standar ini berdasarkan panduan Unesco.
5)      Guidelines for MultilingualThesauri
Working Group on Guidelines for Multilingual Thesauri, Classification and Indexing Section,IFLA, April 2005.[2]
Dengan mengikuti standar internasional maka dapat dipastikan bahwa sebuah thesaurus yang akan diciptakan memiliki keunggulan. Namun sebelum membuatnya maka peracang pembuat thesaurus harus melakukan analisis terhadap perpustakaan yang akan dibuatkan tesaurusnya. Analisi yang dimaksud adalah pencarian secara maksimal bahwa dalam perpustakaan tersebut belum terdapat thesaurus, atau yang mirip dengan thesaurus yang akan dibuat.
Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam pembuatan kontuksi thesaurus, yaitu:
1)      Membuat tesaurus baru dengan pendekatan buttomup
a)      mengembangkan kelompok yang terdiri dari para ahli subjek yang nantinya berfungsi sebagai penasihat; Lakukan koordinasi dengan kelompok ahli subjek ini untuk menentukan cakupan dari tesaurus  jika belumditentukan;
b)      jika telah terdapat kumpulan dokumen sarana pengindeksan yang dianggap representatif, istilah-istilah indeks tersebut bisa digunakan sebagai daftar istilahawal;
c)      jika belum ada, lakukan pengideksan terhadap dokumen-dokumen yang dianggap representatif dengan menggunakan bahasa alami (apabila tidak terdapat sarana pengendalian kata), dan ambil istilah- istilah ini sebagai daftar istilahawal;
d)      lakukan konstruksi tesaurus dengan melakukan pengecekan kembali dan pengorganisasian istilah-istilah yang sudah diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya dengan menggunakan berbagai sarana bantu.
e)      indeks-indeksnya, dan lakukanrevisi;
2)      Kombinasi dari tesaurus yang telahada
a)      menggabungkan dua atau lebih tesaurus yang telah ada kedalam satu tesaurus yang baru untuk kemudian digunakan dalam proses pengindeksan dan temukembali;
b)      menghubungkan antara tesaurus dan daftar tajuk subjek yang sudah adasebelumnya;
3)      Menerjemahkan tesaurus dari bahasa asli ke bahasa yangdiinginkan.

B.     Struktur Pembuatan Tesaurus
         Sebuahstrukturpembuatanataulangkah-langkah yang akanditempuhdalampembuatan thesaurus tergantungdenganstandarkonstruksi yang digunakan. Karenasebuahacuanstandarmemilikikriteriamasing-masingdalampembuatanthesaurus.
Langkah- langkahmenurut NISO
1)      MenghindariDuplikasi
Sebelum memutuskan untuk membuat tesaurus baru sebaiknya dilakukan penyelidikan untuk mengetahui ada atau tidaknya tesaurus yang sama. agar pembuatan tesaurus tidak menjadi sia-sia. Namun jika tidak ada tesaurus  yang sama, maka perlu diselidiki kembali apakah ada tesaurus sejenis atau yang mendekati dengan tesaurus yang akan dibuat. Jika ada maka, tesaurus tersebut dapat dijadikan dasar dalam pembuatan tesaurus yang baru. Dengan adanya dasar tersebut pembuatan tesaurus akan lebihmudah.
2)      Menentukan Struktur dan format Peragaan
Struktur dan format peragaan tesaurus perlu ditentukan terlebih dahulu  karena akan mempengaruhi tipe dan indikator hubungan yang diperagakan dalam tesaurus tersebut.
3)      Metode
Yaitusebuahmetode yang digunakandalammembuat thesaurus.Misalnyaliterary warrant.
4)      BantuanMesin
ANSI/NISO Z39.19 – 2003 menganjurkan untuk menggunakan katalog komputer dalam melakukan pencarian istilah. Hal ini dilakukan dengan melakukan identifikasi calon istilah secara otomatis contohnya melalui judul maupun abstrak dan melihat frekuensi penggunaan istilah yang terekam dalamkatalog.
5)      RekamanIstilah
Setiap deskriptor maupun istilah entri yang dimasukkan ke dalam tesaurus harus dibuat catatannya masing-masing. Catatan yang dibuat untuk istilah entri seperti sumber istilah dan tanggal istilah ditemukan dan dimasukkan ke dalam tesaurus. Sedangkan catatan untuk deskriptor bisa mencakup keseluruhan atau sebagian dari entri dibawah ini, yaitu:
1.      Deskriptor;
2.      Sumber-sumberyangdigunakandalammenemukandeskriptor.
3.      Bagian ini penting terutama bagi istilah yang kurang dikenal. Catatan pada bagian ini dapat termasuk kutipan dari sumber yang dipublikasikan atau nama ahli yang diajak berkonsultasi.
4.      Ruang lingkupistilah;
5.      Sinonim;
a.       Variasi lain yang tidak ditampilkan, misalnya pengejaan yangsalah;
b.      Istilahluas;
c.       Istilah khusus atausempit;
d.      Istilah yangberkaitan;
e.       Locally establishedrelationships;
f.        Kategori atau nomorklasifikasi;
g.      Tanggal, termasuk tanggal dimasukkan dan perubahanistilah;
6)      VerifikasiIstilah
Setiap istilah yang akan dimasukkan ke dalam tesaurus harus diverifikasi terlebih dahulu. Selain itu hubungan antar deskriptor juga harus dikaji kembali ketepatannya. Verifikasi ini dilakukan melalui kamus istilah terkait, ensiklopedia, bagan klasifikasi, dan juga dengan melakukan wawancara dengan seorangahli
7)      TingkatKekhususan
Penambahan deskriptor yang sangat spesifik biasanya dibatasi pada wilayah inti dari bidang subjek yang dicakup oleh tesaurus. Pada penelitian ini dibatasi untuk area inti dari bidang subyek korupsi. Pada langkah ini, peneliti melihat apakah istilah yang terkumpul sudah spesifik untuk cakupan bidang korupsi. Selain itu juga, peneliti melihat apakah istilah yang terkumpul tidak melebar keluar dari cakupan bidang subyekinti.[3]
Tahap pembuatan standar
Untuk membuat standar baik pada tingkat ISO maupun Indonesia, lazimnya ada 6 tahap yaitu:
1.      Tahap pengusulan, di sini pemangku kepentingan mengajukan permintaan tentnag perlunya sebuah standar dalam bidangnya. Misalnya pihak pemangku kepentingan mi instan memerlukan standar Kegiatan ini sering disebut “call for proposal.”
2.      Tahap persiapan. Di sini ISO atau BSN membentuk panitia terdiri dari pakar untuk menyusun naskah kerja, di dalamnya termasuk kajian apakah usulan yang diajukan sudah sesuai dengan kebutuhan, apakah layak dari segi teknis.
3.      Tahap Komisi. Dibuat lagi naskah kerja, namun sudah menyerupai naskah standar, diedarkandi kalangan komisi untuk ditelaah dan disetujui. Bila komisi sudah merasa bahwa naskah itu cukupbaik untuk menangani masalah yang dibahas (mislanya standar ruas untuk deskripi bibliografis) maka ditingkatkan ke tahap berikutnya.
4.      Tahap  permintaan pendapat (inquiry) . Disebarkan ke anggota serta publik  yang berminat untuk memperoleh masukan.
5.      Tahap persetujuan, dimintakan pendapat dari anggota komisi dan masyarakat. Bila pernyataan setuju di atas kuorum, maka naskah dijadikan naskah final komisi.
6.      Tahap publikasi, naskah dijadikan standar lalu diberi nomor, mislanya SNI nomor x, atau ISO nomor x diikuti tahun publikasi.
C.    Perkembangan NISO DalamPembuatanTesaurus
Didirikan pada tahun 1939, Organisasi Standar Informasi Nasional (NISO) adalah asosiasi non-pemerintah yang berbasis industri, nirlaba.  NISO diakreditasi oleh American National Standards Institute (ANSI) untuk mengidentifikasi, mengembangkan, memelihara, dan menerbitkan standar sukarela berbasis konsensus untuk mengelola informasi.
 NISO mendorong pengembangan dan pemeliharaan standar yang memfasilitasi penciptaan, manajemen yang gigih, dan pertukaran informasi yang efektif sehingga dapat dipercaya untuk digunakan dalam penelitian dan pembelajaran.
Misi NISO berfokus pada tiga bidang utama kegiatan: Keterlibatan, Interoperabilitas, dan Pendidikan.  NISO memungkinkan perpustakaan, penerbit, dan vendor untuk terlibat lintas dan menyelesaikan masalah yang menjadi kepentingan bersama dengan menyediakan forum netral di mana mereka dapat terlibat dan membangun konsensus.  NISO menyatukan beragam kelompok kerja dan memandu pekerjaan mereka saat mereka mengembangkan solusi untuk masalah masyarakat.  Masalah-masalah inti yang kita selesaikan secara bersama-sama memusatkan perhatian terutama pada interoperabilitas teknologi dan membangun efisiensi di antara berbagai organisasi yang membentuk komunitas kita.  Standar NISO fokus pada pembuatan dan kurasi konten, penemuan dan pertukaran, analisis dan proses bisnis yang memfasilitasi pertukaran konten.  Yang penting bagi adopsi teknologi ini adalah membangun kesadaran dan dukungan untuk solusi ini melalui pendidikan.  Program pendidikan NISO mencakup konten tertulis gratis di situs web NISO, webinar, teleconference terbuka, konferensi langsung dan virtual.
            Standar NISO mempromosikan aliran konten antara pembuat, penerbit, distributor dan pengguna.  Standar NISO diarahkan kepada mereka yang mempublikasikan informasi dan / atau menyediakan alat untuk mengakses, menggunakan, atau menyimpan informasi.  ISBN adalah salah satu standar NISO yang menjadi sandaran perusahaan Anda. Prosedur yang digunakan NISO memastikan integritas dan jaminan bahwa semua pemangku kepentingan memiliki suara.
Membuat sistem informasi lebih mudah digunakan dan lebih murah untuk dioperasikan. Perluas pasar di dalam negeri dan luar negeri untuk semua orang yang mengembangkan dan menjual produk dan layanan informasi. Berikan stabilitas sehingga semua orang yang mengelola informasi mengikuti perkembangan lingkungan bisnis. Yakinkan pelanggan dan mitra bisnis Anda bahwa produk dan layanan Anda memenuhi tingkat kualitas dan keandalan yang diperlukan.
            Penerbit, agregator informasi dan penyedia konten, perpustakaan dan penyedia informasi lainnya menggunakan standar NISO.  Semua orang yang bisnisnya bergantung pada interoperabilitas dengan sistem dan proses lain menggunakan standar NISO.
Keanggotaan dalam NISO terbuka untuk organisasi mana pun yang tertarik untuk mendukung tujuan NISO.  Kami memiliki anggota yang penerbit, perpustakaan, asosiasi, perusahaan alat perangkat lunak, arsip, vendor komposisi dan agen berlangganan, hanya untuk beberapa nama.  Silakan kunjungi halaman GABUNG NISO untuk informasi lebih lanjut.[4]
Aliansi Standar Perpustakaan NISO
Perpustakaan memainkan peran penting dalam berkontribusi dan menerapkan standar informasi, dan memburuhkan masyarakat untuk berkontribusi dengan NISO. Menjadi keanggotaan Aliansi Standar Perpustakaan NISO adalah cara yang mudah dan terjangkau bagi organisasi untuk mendukung pekerjaan kami. Keanggotaan LSA memungkinkan kelompok lain untuk berkontribusi dalam pengembangan standar kerja informasi dan untuk tetap up to date dengan banyak kegiatan standar nasional dan internasional yang melibatkan NISO.
Manfaat keanggotaan Aliansi Standar Perpustakaan meliputi:
1. Mendukung akses masyarakat ke standar NISO
- dukungan dari anggota Aliansi Standar Perpustakaan memungkinkan kami untuk terus membuat semua standar NISO tersedia secara bebas untuk komunitas untuk penggunaan dan aplikasi
- Anggota Aliansi yang bereputasi baik terdaftar di situs web NISO, dengan tautan ke situs web Anda sendiri
2. Berpartisipasi dalam pengembangan standar
- mencalonkan perwakilan untuk melayani dalam jumlah yang tidak terbatas komite standar NISO dan kelompok kerja (non-anggota hanya dapat mencalonkan satu orang untuk melayani dalam satu kelompok)
- dapatkan pemberitahuan awal tentang konsep dan standar NISO yang baru disetujui, sehingga Anda punya cukup waktu untuk memberikan umpan balik untuk organisasi dan komunitas Anda
3. Pendaftaran gratis atau diskon tanpa batas untuk  acara NISO
- kehadiran gratis untuk semua staf di webinar pendidikan bulanan NISO (14 tahun 2020)
- cukup tunjuk satu atau lebih titik kontak webinar sehingga kami dapat berbagi petunjuk bergabung
- Akses ke rekaman webinar yang sedang berlangsung dan ke arsip rekaman acara sebelumnya termasuk 10+ tahun program
- pendaftaran dengan potongan harga untuk acara NISO lainnya, termasuk konferensi NISO Plus, Konferensi Virtual NISO, seri Pelatihan NISO, Forum Teknologi NFAIS, Humanities Roundtable,dan banyak lagi.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan consensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan dating untuk memperoleh  manfaat yang sebesar-besarnya (Peraturan Pemerintah, 2000).Standar dalam membuat tesaurus dapat memberikan panduan seperti bagaimana tesaurus harus dikonstruksi, jenis-jenis hubungan apa yang harus dimasukkan, bagaimana cara mengidentifikasi istilah terpilih dan lain sebagainya, selain itu, standar juga akan mempermudah pengideks untuk mengembangkan tesaurus di kemudianhari.
Terdapat beberapa standar internasional yang umum digunakan dalam melakukan kostruksi tesaurus, diantaranya :
1)      Documentation--guidelines    for    the    establishment    and   development of monolingual thesauri. 2.ed.Geneva: International Organization for Standardization; 1986. Standar Internasional ISO 2788-1986(E).
Standar ini dibuat berdasarkan pertemuan Austin, September 1981.
2)      Guidelines for construction, format, and management of monolingual thesauri: An American National Standard dikembangkan oleh the National Information StandardsOrganization.
Bethesda, MD: NISO press; 1994. 69p. ANSI/NISO Z39.19-1993 R1998
3)      British standard guide to the establishment and development of monolingual thesauri.
London: British Standards Institution; 1987
4)      Documentation--guidelines    for    the    establishment    and   development  of multilingualthesauri.
Geneva: International Organization for Standardization; 1985. Standar Internasional ISO 5964-1985(E).
Standar ini berdasarkan panduan Unesco.
5)      Guidelines for MultilingualThesauri
Working Group on Guidelines for Multilingual Thesauri, Classification and Indexing Section,IFLA, April 2005.
Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam pembuatan kontuksi thesaurus, yaitu:
1.      Membuat tesaurus baru dengan pendekatan buttomup
2.      Kombinasi dari tesaurus yang telahada
3.      Menerjemahkan tesaurus dari bahasa asli ke bahasa yang diinginkan.
Langkah- langkahstruktur pembuatan menurut NISO
1.      MenghindariDuplikasi
2.      Menentukan Struktur dan format Peragaan
3.      Metode
4.      BantuanMesin
5.      RekamanIstilah
6.      VerifikasiIstilah
7.      TingkatKekhususan
Didirikan pada tahun 1939, Organisasi Standar Informasi Nasional (NISO) adalah asosiasi non-pemerintah yang berbasis industri, nirlaba.  NISO diakreditasi oleh American National Standards Institute (ANSI) untuk mengidentifikasi, mengembangkan, memelihara, dan menerbitkan standar sukarela berbasis konsensus untuk mengelola informasi.
B.     Saran
Semoga makalah ini menjadi bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi pembaca semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat memahami lebih dalam tentang “Peraturan Standar Dalam Teasaurus”.


















DAFTAR PUSTAKA
Pandu Prakasa, Arya, “konstruksit thesaurus korupsi dengan pendekatan literary warrant”, diakses dari https://adoc.tips/queue/konstruksi-tesaurus-korupsi-dengan-pendekatan-literary-warra.html


[2]Pandu Prakasa, Arya, “konstruksit thesaurus korupsi dengan pendekatan literary warrant”, diakses dari https://adoc.tips/queue/konstruksi-tesaurus-korupsi-dengan-pendekatan-literary-warra.htmlpada tanggal 23 Mei 2020
[3]Pandu Prakasa, Arya, “konstruksit thesaurus korupsi dengan pendekatan literary warrant”, diakses dari https://adoc.tips/queue/konstruksi-tesaurus-korupsi-dengan-pendekatan-literary-warra.html   pada tanggal 23 Mei 2020

1 comment:

  1. Blog anda sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas tugas saya :)

    ReplyDelete

TOKOH TASAWUF DI INDONESIA

BAB II PEMBAHASAN A.     TOKOH TASAWUF DI INDONESIA Berikut merupakan beberapa tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia: 1.       Hamzah Fan...