BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Allah menurunkan islam dengan sempurna,
kesempurnaanya dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia, bahkan seluruh
mahlukNya, termasuk bangsa jin sebagai rahmatan lil aalamin।Sesuatu
yang sempurna haruslah tidak mempunyai kekurangan dan kelebihan, tetapi pas dan
dan tepat, tidak kurang dan tidak lebih। Maka Allah berfirman : Telah sempurnalah kalimat
Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil। tidak ada
yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan dia lah yang Maha Mendenyar
lagi Maha Mengetahui. ( al an’am 115 ).
Yang dimaksud denganصدقا ( benar ) adalah, benar didalam aqidah ( idiologi
ketuhanan ) sedangkan عدلا ( adil ) adalah
adil didalam syari’at dan penerapan ( aplikasi ) nya. Merupakan syarat kesempurnaan iman apabila aplikasi
itu dapat diwujudkan didalam kehidupan sehari-hari, terhadap Allah, Rasulullah,
Kitab-kitab Allah, para pemimpin muslim dan terhadap orang-orang yang beriman.
Bahkan terhadap yang bukan islam dan tidak beriman kepada Allah sekalipun tetap
harus mengedepankan Ahlaqul karimah. Oleh karena itulah yang melatarbelakangi kami sehingga
menulis makalah yang berjudul “Aplikasi Teologi Islam” ini.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan tauhid serta pembagiannya ?
2. Apa aplikasi tauhid dalam kehidupan ?
C. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui
pengertian tauhid serta pembagiannya !
2.
Untuk
mengetahui aplikasi tauhid dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tauhid
Dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti
‘menjadikan sesuatu itu esa’. Tauhid (Arab :توحيد) dilihat
dari segi Etimologis yaitu berarti ”Keesaan Allah”, mentauhidkan berarti
mengakui keesaan Allah; mengesakan Allah atau mengiktikadkan bahwa Allah SWT
itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Tauhid
diambil kata : Wahhada Yuwahhidu Tauhidan yang artinya mengesakan. Satu
suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang berarti esa.
Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah. Kalimat
Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan melainkan Allah.Dari
segi syari’ tauhid ialah ‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara yang Allah
sendiri tetapkan melalui Nabi-nabi Nya. Perserikatan:
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ
إِلاَّلِيَعْبُدُون
Artinya: “Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah kepada Ku” Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. (QS Al
Baqarah 2 : 21).
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ
رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوت
Artinya: “Dan sungguh telah Kami utus
kepada setiap umat seorang Rasul yang menyerukan ‘Sembahlah Allah dan jauhilah
thaghut (sesembahan selain Allah)’” (QS. An - Nahl 16 : 36).
Adapun pengertian tauhid menurut para ulama ternama:
1.
DR. Abdul
Aziz, tauhid adalah mempercayai bahwa Allah SWT adalah satu-satunya pencipta,
pemelihara, penguasa, dan pengatur Alam Semesta
2.
Prof. Dr.
M. Yusuf Musa, tauhid adalah keyakinan tentang adanya Allah Yang Maha Esa, yang
tidak ada satu pun yang menyamai-Nya dalam Zat, Sifat atau
perbuatan-perbuatan-Nya.
3.
Shalih
Fauzan bin Abdullah al Fauzan, tauhid adalah mengesakan Allah SWT dari semua
makhluk-Nya dengan penuh penghayatan, dan keikhlasan beribadah kepada-Nya,
meninggalkan peribadatan selain kepada-Nya, serta membenarkan nama-nama-Nya
yang Mulia (asma’ul husna), dan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna, dan
menafikan sifat kurang dan cela dari-Nya
Tauhid bukan sekedar mengenal dan
mengerti bahwa pencipta alam semesta ini Allah, bukan sekedar mengetahui
bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan) Nya, dan wahdaniyah
(keesaan) Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan sifat-Nya. Namun,
tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu, menghambakan diri
hanya kepada Allah secara murni dan konsekwen dengan mentaati segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan penuh rasa rendah diri,
cinta, harap dan takut kepada-Nya.
Untuk inilah sebenarnya manusia
diciptakan Allah, dan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan
tauhid dalam pengertian di atas, mulai dari Rasul pertama sampai Rasul terakhir
Nabi Muhammad SAW.
B.
Pembagian Tauhid
1.
Tauhid Rububiyah
Secara etimologis kata rabb sebenarnya
mempunyai banyak arti,antara lain menumbuhkan,mengembangkan,mendidik,
memelihara, memperbaiki, menanggung, mengumpulkan, mempersiapkan, memimpin,
mengepalai dan menyelesaikan. Dalam kaitannya dengan pembahasan tauhid
rububiyah dapat dijelaskan bahwa kata rububiyah berasal dari akar kata rabb,
yaitu zat yang menghidupkan dan mematikan.
Makna rububiyah mewujud dalam fenomena
penciptaan,pemberian rezeki,juga pengelolaan dan penguasaan alam semesta. Allah
telah memberikan rezeki kepada semua makhluk-Nya. Fenomena pemberian rezeki
sesungguhnya telah cukup memberikan bukti yang nyata dan meyakinkan bagi
manusia bahwa hanya Allah satu-satunya sang pemberi rezeki.
Tauhid rububiyah sebagai bentuk
keyakinan manusia bahwa Allah itu Esa dalam penciptaan,pemberian
rezeki,penguasaan atas makhluk-Nya. Kenyataaan alam secara keseluruhan
menjelaskan tentang hakikat tauhid rububiyah.
2. Tauid
Mulkiyah
Secara behasa kata mulkiyah berasal dari
akar kata mulk yang denganya terbentuk pula kata malik. Tauhid mulkiyah berarti
sebuah pandangan yang meyakini bahwa Allah itu sebagai satu-satunya zat yang
menguasai alam semesta ini, dengan hak penuh penetapan peraturan kehidupan.
Tidak ada sekutu atas kekuasaan Allah di alam semesta ini.
Melalui sifat mulkiyah-Nya, Allah berhak
menentukan apa saja untuk makhluk-Nya. Sebagai pemilik segala yang ada, Allah
ada raja atau penguasa. Raja menjadi berfungsi sebagai penguasa manakala ia
adalah pemimpin yang harus dipatuhi. Allah menjelaskan sifat-Nya sebagai
pemimpim (Al-Waliyy) absolut alam semesta.
Allah menggambarkan diri-Nya sebagai
Waliyy, yaitu sebagai pemimpin,pelindung,dan penolong orang-orang yang beriman.
Hanya orang-orang yang berhak atas kekuasaan-Nya saja semestinya memegang
kendali kepemimpinan atas dunia ini. Karena itu hak penetapan hukum, peraturan
hidup, dan ketetapan adalah di tangan Sang Pencipta alam.
Keberadaan keyakinan mulkiyah ini
membedakan antara pribadi muslim dan bukan muslim. Orang-orang kafir menolak
kepemimpinan Allah dan menolak hukum Allah. Kehidupan mereka hanyalah
berorientasi kehidupan dunia belaka. Pemimpin mereka adalah thagut. Sebagai
konsekuensi kepemimpinan thagut, dalam bertakhim mereka mengikuti syariat
thagut dengan meninggalkan syariat Allah.
Dengan demikian, tauhid mulkiyah
menegaskan bahwa loyalitas, afiliasi, kerelaan, pembelaan, dukungan dan
pengorbanan tidak boleh diberikan,kecuali pimpinan atau undang-undang yang
bersumberkan dari syariat Allah atau undang-undang yang sejalan dengan syariat
Allah. Karena dengan penegakan syariat Allah di muka bumi maka akan menjamin kemaslahatan
dan kemakmuran kehidupan di muka bumi.
3. Tauhid
Uluhiyah
Sesungguhnya
tauhid uluhiyah merupakan pengejawantahan dari sikap kepasrahan dan penghambaan
yang paripurna hanya kepada Allah. Seorang muslim yang bertauhid uluhiyah
dengan benar akan mengorientasikan segenap kehidupannya hanya kepada Allah
semata.
Uluhiyah
atau ilahiyah berasal dari kata illah. Dalam bahasa arab kata illah memiliki
akar kata a-la-ha yang memiliki arti tentram, tenang, lindungan, cinta, dan
sembah. Semua makna ini sesuai dengan sifat-sifat dan kekhususan zat Allah.
Makna
tauhid uluhiyah adalah sebuah keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya zat
yang memiliki dan menguasai langit, bumi dan seisinya, satu-satunya yang wajib
ditaati dan yang menentukan segala aturan serta melindungi. Dialah yang menjadi
tumpuan harapan di dunia dan di akhirat.
Ibnu
Rajab berkata, illah adalah yang wajib ditaati dan tindak didurhakai, merasa
takut karena mengagungkan. Cinta takut dan penuh harapan, berserah diri, memohon
hanya kepada-Nya. Siapa menyakutukan-Nya dengan suatu makhluk dalam perkara ini
akan merusak keikhlasan seseorang dalam berikrar laa ilaaha illallaah.”
Illah
bagi manusia bisa bermacam-macam bentuknya. Oleh karena-Nya, konsekuensi
pernyataan laa ilaaha illallaah sangat berat karena harus meninggalkna seluruh
illah selain dari Allah swt. Dan hanya Allah satu-satunya illah yang wajib
disembah.
Tauhid
uluhiyah mengandung konsekuensi-konsekuensi tertentu bagi orang-orang yang
beriman. Orang kafir menolak keyakinan ini karena mereka tidak mau menerima
konsekuensi logis dari keyakinan tersebut. Keyakian uluhiyah menuntut kita totalitas
mengabdi kepada Allah swt, dengan segenap aktivitas kita. Ibadah harus kita
lakukan dengan khusyuk hanya mengharap ridha kepada Allah swt. Kita memakan
rezeki hanya mengharap keberkahan dari-Nya
4. Tauhid
rahmaniyah
Secara
bahasa rajmaniyah berasal dari kata rahman yang memiliki arti kasih
sayang,yaitu nilai yang paling mendasar sekaligus merupakan kebutuhan yang
paling asasi bagi manusia dalam kehidupnnya. Rahman dalam perwujudannya yang
lebih suci dan lebih tinggi adalah suatu sifat yang ditonjolkan kepada Allah
swt.dalam memperkenalkan diri-Nya sebagaimana kita menemukannya pada awal tiap
surah yang kita baca dalam Al-quran yang intinya bahwa kasih sayang (rahman)
Allah sangatlah luas meliputi alam semesta.
Pada prinsipnya tauhid rahmaniyah
merupakan perwujudan dari setiap sikap muslim yang memiliki tuntunan untuk
memberikan dan menebarkan kasih sayang pada seluruh a;am semesta. Sikap ini
selaras dengan misi rahmatan lil’aalamiin yang diemban Rasulullah saw,yaitu
untuk memberikan kasih sayang kepada seluruh makhluk yang ada di alam semesta.
Tauhid rahmaniyah menghendaki supaya
nilai dasar kasih sayang dikembangkan dalam tata hubungan dan peragaulan kehidupan
kita.
C. Aplikasi
Tauhid dalam Kehidupan
Pengucapan
kalimat tauhid dengan lisan belaka tidaklah cukup karena ia mempunyai
konsekuensi yang harus di tunaikan. Para ulama menegaskan bahwa mengesakan
Allah adalah dengan meninggalkan perbuatan syirik baik kecil maupun besar. Di
antara konsekuensi pengucapan kalimat tauhid itu adalah mengetahui kandungan
maknanya kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Allah
berfirman “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan melainkan Allah.”
Kalimat Tauhid berarti Pengingkaran kepada segala sesuatu yg disembah selain
Allah SWT dan menetapkan bahwa yang berhak disembah hanyalah Allah semata tidak
kepada selain-Nya.
Aplikasi
secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah
keyakinan yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa
dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan
tanpa ada sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya kemudian menerima dengan Ikhlas
akan apa-apa yang berasal dari-Nya baik berupa perintah yang mesti dilaksanakan
ataupun larangan yang mesti di tinggalkan semua itu akan mudah ketika hati
ikhlas mengakui bahwa Allah SWT itu Maha Esa.
Sesungguhnya
wajib bagi kita untuk mengenal Allah ( tauhid ) sebelum kita beribadah &
beramal karena suatu ibadah itu diterima jika Tauhid kita benar & tidak
tercampur dengan kesyirikan ( menyekutukannya dalam peribadatan ) , maka
tegaknya ibadah & amalan kita harus didasari terlebih dahulu dengan At
Tauhid
Contoh
penerapan tauhid dalam kehidupan sehari hari adalah dengan selalu mentaati
perintah Nya dan menjauhi larangan Nya, seperti beribadah, puasa, nadzar,
berdoa hanya kepada Allah, ibadah apapun yg dilakukan semata mata diniatkan
hanya karna Allah, tidak berlebih-lebihan dalam mencintai sesuatu. Tawakal dan
bersabar dalam menghadapi musibah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tauhid
dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’.
Dari segi syari’ tauhid ialah ‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara yang
Allah sendiri tetapkan melalui Nabi-Nabi Nya yaitu dari segi Rububiyyah,
Uluhiyyah dan Asma’ Was Sifat’.
Pembagian
Tauhid
ü Tauhid rububiyah sebagai bentuk keyakinan manusia
bahwa Allah itu Esa dalam penciptaan,pemberian rezeki,penguasaan atas
makhluk-Nya.
ü Tauhid mulkiyah berarti sebuah pandangan yang meyakini
bahwa Allah itu sebagai satu-satunya zat yang menguasai alam semesta ini,dengan
hak penuh penetapan peraturan kehidupan.
ü Tauhid uluhiyah merupakan pengejawantahan dari sikap
kepasrahan dan penghambaan yang paripurna hanya kepada Allah.
ü Tauhid rahmaniyah merupakan perwujudan dari setiap
sikap muslim yang memiliki tuntunan untuk memberikan dan menebarkan. kasih
sayang pada seluruh a;am semesta.
Aplikasi
secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah
keyakinan yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa
dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan
tanpa ada sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya.
B. Saran
Dengan penulisan makalah ini diharapkan
pembaca :
ü
Memperoleh
pengetahuan yang lebih luas tentang tauhid
ü
Lebih
mendekatkan diri kepada Allah
No comments:
Post a Comment