Thursday, 11 June 2020

Jurnal Mewujudkan Masyarakat Informasi

MEWUJUDKAN MASYARAKAT LITERASI INFORMASI 

 

Abstrak

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup secara bersama-sama di suatu wilayah dan membentuk sebuah sistem, baik semi ternuka maupum tertutup, dimana interaksi yang terjadi di dilamnya adalah antara individu-individu yang ada di kelompok tersebut. Masyarakat juga dapat di artikan sebagai suatu kelompok manusia yang hidup bersama-sama di suatu tempat dan saloing berinteraksi.

Literasi informasi adalah serangkaian keterampilan untuk mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, menyusun, menciptakan, menggunakan, dan mengkomunikasikan informasi kepada orang lain untuk menyelesaikan dan mencari jalan keluar dari suatu masalah. Secara sederhana literasi dapat di artikan sebagai sebuah kemampuan membaca dan menulis.

Kata kunci : masyarakat, informasi literasi


 

LATAR BELAKANG

Literasi informasi adalah kemampuan untuk mengetahui kapan informasi informasi dibutuhkan, diidentifikasi, menemukan, dan mengevaluasi secara efektif menggunakan informasi tersebut untuk isu atau masalah yang dihadapi. Menurut American Library Association literasi informasi adalah serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif. Kurangnya literasi pada masyarakat menyebabkan banyaknya informasi yang tidak valid datanya menjadikan kesalah fahaman dalam mencerna informasi,

Secara garis besar literasi informasi adalah kemampuan dalam mencari, mengevaluasi, menemukan, mengevaluasi, menyusun, menciptakan, menggunakan, dan mengkomunikasikan informasi kepada orang lain untuk menyelesaikan dan mencari jalan keluar dari suatu masalah. Jika masyarakat dalam era globalisasi seperti sekarang ini tidak mempunyai kemampuan berliterasi yang baik maka akan ketinggalan informasi yang semakin hari semakin maju, masyarakat yang miskin informasi adalah masyarakat yang enggan berliterasi yang tidak peduli akan kevalidan data informasi dari yang mereka dapatkan.

Pentingnya literasi infromasi ini untuk mendukung perkembangan masyarakat dalam menerima informasi, agar berkurangnya informasi hoax yang sering disebarkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.  Dengan berliterasi maka masyarakat akan kaya informasi yang benar, dan terbukti benar datanya. Semakin berkembangnya dunia informasi maka semakin banyak pula ditemiui informasi yang hoax. Literasi infromasi perlu ditamankan sejak awal dimulai dari membaca, menulis, berhitung, dan berbicara.

Salah satu contoh masyarakat literasi informasi adalah masyarakat yang mempu menyaring informasi dengan benar, dengan membutikan bahwa data-data infromasinya benar. Tidak menelan mentah-mentah infromasi yang didapatkan. Literasi ninfromasi menjarakan agar melek dalam informasi. Bukan hanya infromasi yang didapatkan dari orang-orang akan tetapi khusunya terkait dengan kemampuan, mengakses, dan memanfaatkan, secara besar informasi yang tersedia di internet.


 

KAJIAN TEORI

            Dasar literasi infromasi adalah kemampuan literasi adalah membaca dan menulis (Subandyah, 2017). Information literacy menjadi suatu kemampuan yang sangat penting untuk dimilik. Informasi literasi adalah keberaksaraan informasi/kemelekan infromasi didenisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui kapan dan mengapa ia membutuhkan informasi tersebut, dimana ia menemukan informasi tersebut, serta bagaimana mengevaluasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi tersebut dengan cara-cara yang etis. (hidayat, 2018).

            Tidak bisa dipungkiri bahwa literasi infromasi dalam baca tulis merupakan dasar untuk memahami literasi-literasi yang lain. Literasi pertama kali ditemukan oleh pemimpin American information industry Assiciation paul G. azaurkowaski pada tahun 1974 dia menggambarkan bahwa literasi adalah teknik kemampuan untuk memanfaatkan berbagai alat-alat informasi serta sumber-sumber infromasi primer untuk memecahkan masalah mereka.

UNESCO menjelaskan bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dana menulis yang terlepas dari konteks dimana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana memperolehnya, pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akdemik, konteks nasional, institusi, nilai-nilai bydaya adan pengalaman. Kemudian dari kamus online Merriam-webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara dimana dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan juga mengenal serta memahami ide-ide secara visual.

Gerakan literasi sekarang ini menjadi gerakan yang terus disosialisasikan pada setiap lapisan masyarakat. Kegiatan literasi merupakan suatu bentuk hak dari setiap orang untuk belajar sepanjang hidupnya, dimana harapannya adalah dengan kemampuan literasi yang meningkat, kualitas hidup masyarakat juga bisa meningkat. Karena multi effect atau dapat memberikan efek atau ranah yang sangat luas, kemampuan literasi membantu memberantas kemiskinan, mengurangi angka kematian anak, pertumbuhan penduduk, dan menjamin pembangunan berkelanjutan, dan terwujudnya perdamaian. Buta huruf, bagaimanapun adalah hambatan untuk kualitas hidup yang baik.

 

 

 

MEWUJUDKAN MASYARAKAT LITERASI INFORMASI

Masyarakat mengandung pengertian tentang suatu kesatuan kelompok orang yang berhimpun, berkumpul dan bersatu dalam suatu wadah baik untuk organisasi formal maupun non vormal yang menempati tempat tertentu, mempunyai ciri-ciri seperti adanya ikatan dan mempunyai kesamaan-kesamaan atas beberapa hal. Setiap kelompok masyarakat selalu berusaha untuk mempertahankan eksistensinya dan mengembangkan agar tidak tersingkirkan.

Literasi informasi adalah kemampuan untuk mengetahui kapan informasi informasi dibutuhkan, diidentifikasi, menemukan, dan mengevaluasi secara efektif menggunakan informasi tersebut untuk isu atau masalah yang dihadapi. Menurut American Library Association literasi informasi adalah serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif.

Umat manusia menjelang akhir abad 20 sudah bersiap untuk memasuki abad 21 dengan semua paradigma yang mungkin terjadi. Keberlangsungan hidup manusia dan cara mereka betkarya masuk dalam antisipasi waktu itu. Dalam bidang kepustakawanan, literasi informasi menjadi suatu keniscayaan yang harus dipelajari dan dihayati pelaksanaanya. Literasi informasi sangat berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dari segala informasi yang didapatkan serta kepekaan terhadap semua aspek kehidupan. Literasi informasi menuntut kemampuan menganalisis suatu informasi untuk digunakan secara cepat untuk memecahkan masalah. (iskandar, 2016)

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat tidak selalu membawa kemudahan bagi masyarakat. Membeludaknya informasi yang dapat di akses melalui internet justru menimbulkan kebingungan tersendiri bagi pengguna. Maka dari itu diperlukan sebuah kemampuan yang dapat menyaring informasi sesuai dengan kebutuhan. Disinilah peran literasi informasi tersebut. Literasi infprmasi adalah sebuah zaman dimana setiap pengguna informasi dituntut berpikir kritis atau “melek” akan informasi.

Istilah melek yang di pakai disini mempunyai defenisi dimana kita sebagai pengguna informasi haruslah memilah tiap informasi yang didapatkan, menganalisis kebenaran informasi tersebut dan mengetahui bagaimana informasi tersebut dapat ditemukan secara efektif dan efisien. literasi informasi menuntut masyarakat untuk berfikir kritis dan kemauan untuk terus menjadi pembelajaran seumur hidup. (iskandar, literasi informasi, 2016)  Karena dengan menerapkan litersi informasi maka seseorang akan memiliki segala keterampilan dalam berkompetisi di era informasi, selain itu, berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang melek informasi akan lebih muda mendapatkan dan mengankses informasi secara efektif dan efisien, mampu menganalisa informasi secara kritis dan menggunakan informasi secara akurat.

Beberapa pandangan yang berkaitan dengan terwujudnya masyarakat literasi informasi yaitu literasi yang  berkaitan dengan melek huruf, orak literasi ketidakpahaman isi yang disampaikan, teknologi literasi yang digunakan untuk mendukung literasi, kemudian literasi yang menggambarkan kurang minatnya masyarakat dalam membaca. Berikut beberapa faktor pendukung mewujudkan masyarakat literasi informasi

Pertama, dilihat dari aspek bahasa. Pengguna beberapa istilah literasi, merupakn cara yang digunakan untuk memudahkan dalam menggambarkan atau memaknai istilah mengenai makna yang terkandung dalam literasi informasi.

Keudua, dilihat dari aspek estimologi. Dimana perkembangan atau asal muasal istilah literasi suatu rangkaian yang muncul dari istilah yang satu yang pada akhirnya digunakan untuk memakai istilah lainnya.

Ketiga, dilihat dari aspek budaya. Dimana literasi digunakan untuk menggambarkan tingkat peradaban masyarakat suatu bangsa.

Masyarakat yang memiliki literasi informasi adalah masyarakat yang telah mengerti, menyadari, memahami, dan menggunakan tulisan dan sumber informasi. Dengan kata lain, selain mempunyai budaya lisan/tutur yang telah dibawa sejak turun-temurun, ratusan bahkan ribuan tahun. Mereka telah mengembangkan budaya baca dan tulis. Masyarakat yang telah memiliki budaya baca dan tulis yang tinggi harus diseiimbangi dengan penyediaan fasilitas seperti perpustkaan dan bahan bacaan yang memadai sesuai kebutuhan masyarakat. Hingga tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menjadi pemburu informasi dan melek informasi dalam memenuhu kebutuhannya. (astutii, 2016)

Keterampilan dalam literasi informasi ini mencakup kemampuan dalam mengidentifikasi suatu masalah, mencari dan menemukan informasi mensintesiskan informasi, menyusun, mengirganisir, dan menciptakan temuan, mengetahui kapan informasi itu dibutuhkan, mengatur, menyortir, dan mengkomunikasikan temuan informasi kepada orang lain mengevaluasi hasil jawaban menggunakan/memanfaatkan informasi, serta menarik pelajaran dari proses pencarian informasi yang di butuhkan itu untuk menyelesaikan, mengambil keputusan, dan mencari jalan keluar dari suatu masalah yang sedang kita hadapi tersebut.

Upaya nyata peningkatan literasi di masyarakat salah satunya adalah perpustakaan karena perpustakaan mendukung bahan bacaan dan mengadakan iven-iven yang menarik  inat baca para masyarakat. Selama ini perpustakaan di anggap sebagian masyarakat hanya tempat yang membosankan yang berisi buku-buku bacaan yang monoton. Dengan pemikiran yang seperti ini dapat disimpulakn bahwa tidak adanya ketertarikan masyarakat terhadap perpustakaan, dengan demikian maka minat baca masyarakatpun semakin menurun.

 Tugas perpustakaan adalah memberikan inovasi bagi masyarakat dan memberikan layanan sebaik mungkin serta membuat fungsi perpustakaan sebagai rekreasi benar adanya. Tingkat membaca masyarakat adalah hal yang paling utama di tingkatkan untuk menjadikan masyarakat literasi informasi, karena dasar dari berliterasi adalah membaca, jika tingkat baca masyarakat itu dapat ditingkatkan maka perpustakaan dapat dengan mudah mengajak masyarakat untuk lebih aktif berliterasi informasi.

Kehidupan masyarakat yang memiliki kemampuan literasi sangat bergantung kepada kemampuan masyarakat dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Adanya pengetahuan masyarakat yang tinggi dalam dunia informasi dan komunikasi akan memberikan kontribusi dan ikut andil dalam membantu setiap individu mengakses pengetahuan yang mereka butuhkan untuk memperbaiki kehidupan mereka sehari-hari. (mulyadi, 2013)

Adanya kerjasama yang baik akan menumbuhkan semangat masyarakat untuk saling berbagi dan memberikan informasi yang di perlukan bersama. Penguasaan literasi informasi pada dasarnya berbasis keterampilan. Keterampilan tersebut terdiri dari kemampuan mencari informasi, memiloh sumber informasi secara cerdas, menilai dan memilah-milah sumber informasi, menggunakan serta menyajikan informasi secara etis.

Perpustakaan sebagai sumber informasi sangat berperan penting dalam menciptakan masyarakat yang literasi karena berfungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Perpustakaan mempunyai peran yang begitu penting dalam penyebaran informasi, hal ini dikarenakan didalam sebuah perpustakaan terdapat banyak sekali buku-buku dan disetiap bukunya memiliki beragam informasi yang sangat berguna bagi pembacanya. Karena di anggap sebagai sumber informasi maka perpustakaan juga sangat berperan mencipatakan masyarakat literasi. Perpustakan sebagai sumber informasi, media pendidikan, media rekreasi dan media riset bagi masyarakat. (mulyadi, 2013)

Penguasaan literasi informasi akan menjauhkan dari kebodohan, karena disaat mempunyai masalah masyarakat tahu dimana harus mencari informasi pemecah masalahnya. Rendahnya minat baca sangat berpengaruh kepada keterampilan literasi informasi masyarakat. Sehebat apapun perpustakaan yang dimiliki, tidak bisa berbuat banyak jika masyarakatnya tidak senang membaca. Perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar di tuntut untuk mampu menyediakan berbagai informasi mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di seluruh bumi dari zaman ke zaman. Dengan kemajuan teknologi informasi dokumen-dokumen yang tercetak dapat diubah menjadi dokumen digital.

Teknologi informasi di perpustakaan tidak hanya berfungsi sebagai sarana pendukung untuk meningkatkan layanan, akan tetapi juga menjadi senjata dalam persaingan memberikan layanan kepada pengguna. Perkembangan teknologi informasi juga berkaitan erat dengan perubahan sikap atau prilaku dan pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkannya. Di era informasi saat ini setiap orang dituntut untuk melek informasi sehingga diperluka  kemampuan untuk mendapatkan dan mengelola informasi dan kemampuan menggunakan perangkat teknologi informasi.

Mengapa literasi infromasi sangat penting? Karena dalam kehidupan sehari-hari, dalam sebuah organisasi, perushaan, maupun individu nebhasilkan dokumen yang berisi informasi. Hali itu ditambah pula dengan berkembangnya ilmu teknologi yang secara langsung membuat jumlah informasi semakin banyak. Teknologi yang ada sekarang ini memudahkan kita untuk mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja dan dalam bentuk apapun. Ribuan bahkan jutaan informasi berada pada sekitar kita.

Berbagai jenis media menyampaikannya hingga sampai kepada setiap orang. Perkembangan teknologi yang sedemikian pesat dan cepat menyebabkan munculnya berbagai informasi yang dihasilkan selain buku atau bahan tercetak. Hal itu mengakibatkan ledakan informasi yang sangat dahsyat. Didalam istilah yang digunakan dalam menggambarkan peningkatan jumlah informasi dengan cepat dan mengasilkan begitu banyak data. Oleh karena itu khususnya pada masyarakat pengguna informasi harus memiliki sebuah kemampuan untuk mengenali kebutuhan informasi, membangun strategi pencarian informasi, menemukan mengakses informasi, mengorganisasikan, mengevaluasi dan menggunakan informasi secara etis dan tepat, mengkomunikasikan dan menciptakan informasi.

Untuk mendapatkan kemampuan literasi informasi seseorang perlu mencari tahu bagaimana di dalam literasi informasi itu. Masyarakat sendiri yang akan memberikan literasi dasar kepada anak-anaknya contohnya membaca, menulis, dan berhitung. Kemudian kepada orang tuanya diberi tau tentang bagaimana cara mencari informasi yang dibutuhkannya setelah didapat kemudian memilih dan mengelola informasi tersebut lalu disebarkan kepada orang lain. Tentunya informasi yang mereka dapatkan bersifatpositif dan mendidik. Pendidikan literasi informasi hendaknya diperkenalkan kepada masyarakat agar masyarakat nantinya terbiasa dengan pencarian informasi yang dibutuhkan sehari-hari terutama dalam mendidik orang yang ada di sekitarnya.

Kemampuan literasi seperti ini bersifat pembelajaran yang berguna sampai akhir hayat. Kemampuan ini dapat digunakan dalam kehidupan mereka kelak misalnya dalam kehidupan sosial, bidang pekerjaan atau dalam mengambil keputusan. Literasi informasi juga dapat membentuk pribadi yang kritis, untuk itu sangat penting kemampuan berpikirn kristis karena seseorang tidak percaya begitu saja dengan informasi yang ada. Kemampuan seperti inilah yang dapat mendorong seseorang untuk selalu ingin tahu terhadap segala informasi yabf selalu berkembang dan terus mencari kebenarannya, kemudian ia mencari informasi dari berbagai sumber dan akhirnya ia mendapat kebenaran informasi tersebut.

Meskipun penggunaan istilah literasi sudah sangat jamak, namun pada dasarnya istilah tersebut tetap merujuk pada kemampuan dasar seseorang dalam membaca dan menulis. Mengacu pada arti literasi, berikut ini adalah beberapa jenis literasi:

1. Literasi Dasar

Literasi dasar adalah kemampuan dasar dalam membaca, menulis, mendengarkan, dan berhitung. Tujuan literasi dasar adalah untuk mengoptimalkan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, berkomunikasi, dan berhitung.

2. Literasi Perpustakaan

Literasi perpustakaan adalah kemampuan dalam memahami dan membedakan karya tulis berbentuk fiksi dan non-fiksi, memahami cara menggunakan katalog dan indeks, serta kemampuan memahami informasi ketika membuat suatu karya tulis dan penelitian.

3. Literasi Media

Literasi media adalah kemampuan dalam mengetahui dan memahami berbagai bentuk media (media elektronik, media cetak, dan lain-lain), dan memahami cara penggunaan setiap media tersebut.

4. Literasi Teknologi

Literasi teknologi adalah kemampuan dalam mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan teknologi (misalnya hardware dan software), mengerti cara menggunakan  serta memahami etika dalam menggunakan teknologi

5. Literasi Visual

Literasi visual adalah pemahaman yang lebih kemampuan dalam menginterpretasi dan memberi makna dari suatu informasi yang berbentuk gambar atau visual. Literasi visual hadir dari pemikiran bahwa suatu gambar bisa ‘dibaca’ dan artinya bisa dikomunikasikan dari proses membaca. (agustin, 2015)

Literasi informasi tidak hanya sekedar mengajarkan masyarakat bagaimana cara mencari informasi, bukan pula mengajarkan bagaimana seseorang dapat menggunakan teknologi informasi dengan cepat. Namun dengan progra literasi informasi inilah setiap individu diharapkan dapat menerima dan mensiasati perubahan-perubahan dalam masyarakat global secara kritis, bijak, positif dan mampu memanfaatkan informasi yang dibutuhkannya menjadi pengetahuan baru dan menambah khasanah pengetahuan baik bagi dirinya maupun orang lain. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan generasi-generasi yang melek akan informasi.

Lingkungan pembelajaran ini menuntut semua individu baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk berhubungan dengan sejumlah besar informasi. Informasi-informasi ini yang nantinya dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai dan mengambil keputusan suatu permasalahan yang ada secara kritis. Para peserta didik akan memperoleh manfaat atau keuntungan dari pengaksesan terhadap sejumlah besar informasi dari berbagai sumber yang tersebar luas di seluruh penjuru dunia. Literasi informasi sangat diperlukan agar dapat hidup sukses dan berhasil dalam era masyarakat informasi dan dalam penerapan kurikulum di dunia pendidikan. Seseorang yang memiliki literasi informasi akan berusaha terus belajar untuk memperoleh informasi dan menciptakan pengetahuan baru.

Ada (tujuh) langkah dalam memperoleh kemampuan literasi informasi yaitu, 1) merumuskan masalah, 2) mengidentifikasi sumber informasi 3) mengakses informasi 4) menggunakan informasi 5) menciptakan karya 6) mengevaluasi 7) menarik pelajaran. Apabila peserta didik dalam pembelajaran selalu berlatih tentang hal-hal di atas maka mereka akan dapat menguasai literasi informasi dengan baik. Peran pendidik juga sangat dibutuhkan dalam memotivasi peserta didik agar mereka mau belajar menguasai kemampuan tersebut.

Manfaat yang diperoleh apabila peserta didik mampu menguasai literasi informasi ini nantinya dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan tempat mereka belajar atau di lingkungan sosial lainnya. Setidaknya mereka tahu benar bagaimana memfilterisasi informasi yang ada sehingga mampu membedakan mana informasi yang penting dan tidak penting. manfaat dari literasi antara lain membekali individu dengan keterampilan untuk pembelajaran seumur hidup (lifelong learning), seseorang tidak sekedar mengetahui cara menggunakan komputer/internet namun juga memanfaatkannya secara positif, literasi informasi membantu pengguna memanfaatkan informasi relevan sebagai sarana decision making (pengambilan keputusan), literasi informasi memungkinkan untuk mengkritisi daya guna informasi, dan yang paling penting yaitu literasi informasi mendorong kita untuk berpikir kritis dan kreatif.

Tidak hanya perpustakaan yang menjadi salah satu faktor terwujudnya masyarakat literasi informasi akan tetapi pustakawan juga ikut di dalamnya. Pustakawan sebagai orang yang bergelut dalam dunia kepustakawanan dituntut untuk menguasai literasi informasi agar nantinya dapat menularkan kemampuan tersebut kepada masyarakat. Pada waktu yang sama, kebutuhan informasi masyarakat semakin berkembang dan kompleks di tengah ledakan informasi yang sedang terjadi.Kedua hal tersebut membuat pustakawan, sebagai penggerak perpustakaan, perlu memiliki kecakapan dalam mengolah informasi supaya dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka yang semakin kompleks. Kemampuan itu dikenal dengan istilah literasi informasi.

Minoritas global merupakan alasan bagi pustakawan untuk membimbing masyarakat, pemerintah, dan profesional lainnya, khususnya pengajar serta akademisi melalui faktafakta yang berdasar bahwa literasi informasi bukanlah alat dari teknologi informasi, melainkan sebuah kunci dari yang kita kenal saat ini sebagai era keterbukaan informasi. Pada era keterbukaan informasi dan tingginya kebutuhan akan informasi, literasi informasi menjadi suatu kemampuan yang penting dimiliki oleh pustawakan. Kemampuan ini perlu diaplikasikan dalam pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat khususnya pemustaka. Pustakawan di Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta memiliki kemampuan yang baik dalam hal literasi informasi berdasarkan model literasi informasi Empowering Eight yang terdiri dari beberapa komponen antara lain: identifikasi, eksplorasi, seleksi, organisasi, penciptaan, presentasi, penilaian, dan aplikasi.

Lantas bagaimana cara kita untuk mengembangkan budaya literasi selain dari perpustakaan? Budaya literasi di Indonesia belum di anggap sebagai suatu hal yang penting. Minat baca bangs sangat menghawatirkan, padahal dari membaca, kemampuan berbahasa lainnya seperti menulis dan berbicara akan meningkat. Membaca adalah jendela dunia yang membuat manusia dekat dengan karya sastra, buku, karakter bangsa dan peradaban. Literasi informasi sebagai kemampuan untuk mengetahui kebutuhan informasi untuk memecahkan masalah, mengembangkan gagasan, mengajukan pertanyaan penting menggunakan berbagai strategi pengumpulan informasi, menetapkan informasi yang cocok relevan dan otentik secara efektif menggunakan informasi tersebut untuk isi atau masalah yang di hadapi agar masyarakat melek pada sebuah informasi. Budaya literasi untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis, yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya. Literasi belum kuat dalam budaya kita. Masyarakat lebih sering menonton atau mendengar dibandingkan membaca apalagi menulis. Literasi budaya bertujuan untuk mencegah lunturnya budaya lokal akibat dari masuknya budayabglobal yang sangat kuat.

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat dunia yang tidak mengenal batas wilayah dan menghubungkan antara masyarakat di suatu negara dengan masyarakat di negara lainnya diseluruh dunia. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia juga mengalami dampak dari pesatnya pengaruh globalisasi. Sebagaimana yang terjadi di negara lain, globalisasi memberi pengaruh terhadap tatanan kehidupan masyarakat indonesia. Secara cepat maupun lambat globalisasi dapat mempengaruhi prinsip dan identitas kebudayaan indonesia. 

Namun sayangnya indonesia saat mengalami krisis literasi, masyarakat indonesia seakan enggan dan tidak perduli betapa pentingnya budaya literasi di tengah derasnya arus globalisasi. Padahal literasi sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat yang berkarakter. Pendidikan memiliki peran sebagai pondasi awal untuk meningkatkan pemahaman dalam membaca maupun menulis dan budaya yang dibiasakan sejak dini untuk membaca dan menulis agar minat dalam membaca dan menulis dapat meningkat.

Mengembangkan budaya literasi merupakan sebuah tantangan diera globalisasi, bukan hanya bagi pemerintah namun bagi semua masyarakat indonesia dengan adanya kemajuan teknologi informasi seharusnya kita dapat memanfaatkan literasi yang ada untuk saling berbagai informasi untuk mengurangi maraknya berita hoax untuk meningkatkan akan pentingnya membudayakan literasi di era globalisasi. gerakan literasi di setiap sekolahan dan perguruan tinggi. Ada kegiatan khusus yang mengharuskan siswa-siswi sekolah melakukan aktivitas literasi selama 15 menit sebelum masuk kelas. Hal tersebut tentunya patut dijadikan tolak ukur keberhasilan ormas pegiat literasi dalam mempersuasi budaya baca tulis tersebut.

Gerakan budaya literasi juga dapat dilakukan melalui basis masyarakat. Penyelenggaraan taman bacaan masyarakat misalnya. Alangkah indahnya jika pemerintah daerah bisa cekatan menanggapi instruksi pemerintah pusat terkait gerakan literasi tersebut. Mendukung sepenuhnya melalui anggaran jelas sangat membantu, apalagi bisa berperan aktif mengkampanyekan aktivitas sosial tersebut. Karena budaya literasi merupakan sebuah tantangan besar di tengah-tengah era globalisasi, bukan cuman pemerintah saja yang berperan, tetapi semua masyarakat Indonesia harus ikut serta dalam membudayakan literasi ini. Dengan pesatnya teknologi informasi, seharusnya kita dapat memanfaatkannya untuk saling berbagi informasi dan selalu mengingatkan akan pentingnya literasi.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Agustin, n. (2015). literasi informasi masyarakat pedesaan dalam program pemberdayaan masyarakat . kajian informasi .

Astuti, g. a. (2016). literasi informai pustakaan dalam pemenuhan kebutuhan informasi. 2.

Hidayat, i. w. (2018). keterampilan belajar untuk mahasiswa. rawamangun: kencana.

Iskandar. (2016). literasi informasi. jupiter , 11.

Iskandar. (2016). literasi informasi. jupiter , 14.

Mulyadi. (2013). perpustakaan sebagai informasi pemustaka. 14.

Subandyah, H. (2017). pemberlajaran literasi dalam mata pelajaran bahasa indonesia. 111.

 

 


No comments:

Post a Comment

TOKOH TASAWUF DI INDONESIA

BAB II PEMBAHASAN A.     TOKOH TASAWUF DI INDONESIA Berikut merupakan beberapa tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia: 1.       Hamzah Fan...