Wednesday, 10 June 2020

MAKALAH TENTANG PENGERTIAN TEOLOGI ISLAM DAN RUANG LINGKUPNYA

PENGERTIAN TEOLOGI ISLAM DAN RUANG LINGKUPNYA

 

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1

MAYA LIANA

TASSYA RAMAYANI

      KELAS:  JIP-2

 

 

 

 

 

 

 

PRODI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik, dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupu pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari bapak Katsron selaku pengampu mata kuliah Teologi Islam Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

 

 

 

Medan, 12 September 2019

 

Kelompok 1


 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................  i

DAFTAR ISI ............................................................................................................  ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................  1

A. Latar Belakang .....................................................................................................  1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................  1

C. Tujuan ..................................................................................................................  1

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................  2

A.    Pengertian Teologi Islam ....................................................................................

B.     Ruang Lingkup Studi Teologi Islam...................................................................

C.     Manfaat dan tujuan Studi Teologi Islam.............................................................

BAB II ......................................................................................................................  6

Kesimpulan ...............................................................................................................  6

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................  


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalani kehidupan suatu hal yang kita mantapkan adalah aqidah/kayakinan kepada allah SWT. Rasanya aktifitas sehari-hari tak ada gunanya jika tidak di dasari dengan keimanan yang kuat. Dalam kajian ini kita telah mengenal Teologi Islam yang membahas tentang pemikiran dan kepercayaan tentang ketuhanan. Teologi Islam ini sudah sepantasnya kita ketahui agar dalam menjalani kehidupan ini kita mengetahaui dan menjadi Idealnya orang Islam. Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai perbedaan-perbedaan pemikiran dan aqidah yang mengiringi, dan kita harus pandai dalam memilih dan memilahnya dengan berlandaskan Al-qur’an dan Al-hadist.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Teologi Islam?

2. Apa saja objek pembahasan Teologi Islam?

3. Apakah defenisi ilmu tauhid/ilmu kalam?

5. Apa sebab-sebab berdirinya ilmu tauhid dan ilmu kalam?

6. Apakah tujuan ilmu tauhid?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Apakah pengertian Teologi Islam

2. Untuk mengetahui Apa saja objek pembahasan Teologi Islam

3. Untuk mengetahui Apakah defenisi ilmu tauhid/ilmu kalam

5. Untuk mengetahui sebab-sebab berdirinya ilmu tauhid dan ilmu kalam

6. Untuk mengetahui Apakah tujuan ilmu tauhid


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Teologi Islam    

Dalam literatur umum, ilmu tentang ketuhanan disebut dengan ‘"Theologi”. Perkataan “Theologi” Berasal dari kata “Theology” (bahasa Inggris) atau berasal dari kata “Theologie” (bahasa Perancis dan Belanda). Baik Inggris, Perancis ataupun Belanda, mengambil kata “Theolog’’ tersebut dari bahasa latin.

Dalam bahasa latin, perkataan “Theologi” terdiri dari dua suku kata, yaitu “teo” yang merupakan  sebutan atau Panggilan terhadap “Dewata”, dan kata “Logia” atau “logos” bermakna akal atau teori atau ilmu. Jadi dasarnya, Teologi itu dalam bahasa latin maknanya adalah teori atau ilmu tentang Dewata. [1]

Dalam perkembangan ilmu-ilmu keagamaan selanjutnya, “Theo” itu diartikan dengan Tuhan, sehingga "T'heologi" diartikankan sebagai ilmu yang membahas tentang tuhan dan hubungannya dengan manusia. Maka Bahasa Indonesia pun mengikuti perkembangan tersebut dan kata “Theologi” itu dengan ilmu tentang ketuhanan. [2]

Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Sumber ajaran agama Islam adalah Al-Qur‘an dan Hadits. Dengan demikian, Teologi Islam itu adalah ajaran tentang Tuhan menurut agama islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Saw yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits, yaitu mengajak umat manusia untuk mengEsa-kan Allah Swt (Tauhid).

Sesungguhnya sebutan atau panggilan literatur Islam terhadap Teologi Islam adalah ‘Tauhid” (peng-Esa-an), karena titik berat permasalahannya adalah Keesaan Ilahi secara murni (Yoesoef Sou’yb, tt : 31). Oleh karena itu, berbicara tentang pengertian Teologi Islam berarti kita membicarakan pengertian Ilmu Tauhid.[3]

Tauhid, berasal dari akar kata “ahad” dan “wahid” yang keduanya merupakan nama Allah Swt yang menunjukkan keesaan-Nya, seperti terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an berikut :

a.       Surat Al-Ikhlas Ayat 1

قُلۡ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ‌

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.

b.       Surah Al-Baqarah ayat 163

وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ

Artinya: Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

c.       Surah An-Nahl Ayat 51

 

لَ اللَّهُ لَا تَتَّخِذُوا إِلَٰهَيْنِ اثْنَيْنِ ۖ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ

Artinya: Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja".

Dengan demikian secara bahasa ilmu Tauhid artinya adalah ilmu yang membahas tentang Allah Swt yang Maha Esa. [4]

Tentang defenisi ilmu tauhid para ahli telah banyak mengemukakan, antara lain seperti berikut :

1.      Menurut Syeikh Muhammad Abduh mengemukakan bahwa: “Ilmu Tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib disifatkan kepada-Nya, sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan daripada-Nya, juga membahas tentang rasul-rasul-Nya, meyakinkan kerasulan mereka, sifat-sifat yang boleh ditetapkan kepada mereka dan apa yang terlarang dinisbatkan kepada mereka”.

2.      Husain Affandi al-Jisr mengemukakan bahwa “Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang hal-hal yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan”.

3.      Ibnu Khaldun mengemukakan bahwa “Ilmu Tauhid berisi alasan-alasan dari akidah keimanan dengan dalil-dalil aqliyah dan alasan-alasan yang merupakan penolakan terhadap golongan bid’ah yang dalam bidang aqidah telah menyimpang dari mazhab salaf dan Ahlus sunnah”.

4.      M.T. Thahir Abdul Mu’in mengemukakan sebagai berikut: "Tauhid adalah ilmu yang menyelidiki dan membahas soal yang wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian utusan-Nya, juga mengupas dalil-dalil yang mungkin cocok dengan akal pikiran sebagai alat bantu untuk membuktikan adanya Zat yang mewujudkan”.[5]

Dalam literatur-literatur Islam, Ilmu Tauhid ini sering juga disebut dengan nama ilmu ma’rifat, ilmu aqo’id (aqidah), Ilmu kalam, teologi islam dan fiqhul akbar.

 

1.      Ilmu Ma’rifat                                                                                              

Dinamakan ilmu ma’rifat, karena tujuan utarna dari pembahasan ilmu ini adalah  untuk mengenal Allah (ma’rifat al-Allah). Dengan mempelajari ilmu ini manusia diharapkan dapat mengenal Allah dengan sebenarnya dan penuh keyakinan. Dengan mempelajari ilmu ini manusia akan (ma’rifat) dirinya, asal kejadiannya, tujuan penciptaannya, pengetahuan apa yang harus dilakukannya dan mengetahui akhir perjalanan hidupnya.[6]

2.      Ilmu Aqa’id

Ilmu tauhid disebut juga dengan nama ilmu Aqa’id. Dinamakan dengan Ilmu Aqa’id (Aqidah) karena tujuan utama dari  pembahasan ilmu ini adalah agar setelah memahaminya kita dapat mengikatkan seluruh pikiran, perasaan dan aktifitas hidup hanya kepada Allah bukan kepada yang lain. Arti kata Aqidah sendiri adalah “ikatan”, sedangkan secara Islam Aqidah maksudnya adalah apa yang menjadi ikatan hati dan perbuatan”.

3.      Ilmu Kalam

Dinamakan ilmu kalam adalah karena persoalan yang amat penting turut  dibicarakan dalam ilmu ini juga menyangkut firman Allah (kalamullah) yaitu al-Quran apakah Dia Qadim atau baharu, apakah azali atau nonazali. Sebab kedua adalah karena para ulama dalam mempertahankan pendapatnya mengenai keqadiman atau kebaharuan, keazalian atau atau kenonazalian Al-Quran itu menggunakan dalil pikiran, kemahiran kata=kalam. Sebab-sebab dinamakan ilmu kalam ada beberapa hal yang menjadi sebab ilmu ini disebut dengan Ilmu Kalam, yaitu :

1.      Persoalan penting yang menjadi pembicaraan abad-abad permulaan hijrah ialah “firman Allah (Al-Kalam), karma itu keseluruhan isi ilmu kalam dinamai dengan salah satu bagiannya yang terpenting

2.      Dasar ilmu-Kalam adalah dalil-dalil pikiran dan pengaruh dalil-dalil ini nampak jelas dalam pembicanan-pembicaraan para muttakallimin.

3.      Karena cara pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai logika dalam fllsafat, maka pembuktian dalam soal-soal agama ini dinamai ilmu kalam untuk membedakan dengan logika dan filsafat. [7]

 

4.      Ilmu Ushuluddin

Dinamakan ilmu ushuluddin karena ilmu ini membicarakan pokok-pokok agama, ajaran dasar suatu agama Islam. Ushul = asal, dasar dan Ad-Din = agama. Jadi ushuluddin artinya adalah ajaran dasar agama atau pokok agama. Dinamakan dengan teologi Islam karena ilmu ini membahas tentang Tuhan dan cara bertuhan menurut ajaran Islam. Kata teologi tcrdiri dari Theos: = Tuhan dan Logos = ilmu.

5.      Ilmu Fiqh aI-Akbar

llmu tauhid disebut juga dengan nama ilmu Fiqh Al-Akbar. Dinamakan Fiqh al-Akbar dimaksudkan sebagai perbandingan atau perimbangan terhadap ilmu hukum-hukum Islam (muamalah) yang merupakan Furu’ (cabang dari aqidah), diberi nama Fiqh Al-Asghar. Maka ilmu membicarakan dasarnya (masalah ketuhanan) diberi nama Fiqh Al-Akbar.

B. Ruang Lingkup Studi Teologi Islam

Lapangan pembahasan (al-maudlu’) yang menjadi kajian ilmu tauhid adalah keyakinan akan eksistensi Allah Yang Maha Kuasa. Keyakinan kepada Allah Swt ini membawa konsekuensi kepada seseorang untuk percaya pula akan adanya Malaikat, kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah Swt, Nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya, takdir Allah dan kehidupan sesudah mati. Aspek pokok dalam kajian ilmu Teologi Islam adalah keyakinan akan eksistensi Allah yang Maha Sempurna, Maha Kuasa dan memiliki sifat-sifat kesempurnaan lainnya. Karena itu pula, ruang lingkup pembahasan yang pokok adalah:

1.      Hal-hal yang berhubungan dengan Zat yang pertama dan menjadi sebab pertama (prima causa) terhadap adanya alam semesta yaitu Allah Swt beserta Qadha dan Qadar-Nya. Pembahasan tentang Allah Swt ini dalam Teologi Islam lazim disebut dengan istilah “al-Mabda” (Zat Pertama atau Sebab Pertama).

2.      Hal-hal yang berhubungan dengan utusan Allah Swt atau perantara yang dipakai oleh Allah Swt dalam berhubungan dengan manusia, yang lazim disebut dcngan istilah “al-wasithah”. Yang termasuk dalam kelompok pembahasan meliputi: Malaikat, Nabi dan Rasul Allah. dan kitab-kitab sudah yang diturunkan Allah Swt kepada manusia sebagai petunjuk dan tuntunan dalam mengarungi kehidupan di dunia.

3.      Hal-hal yang berhubungan dengan janji-janji Allah Swt tentang hari yang akan datang, atau hari dan alam kehidupan yang akan dilalui manusia setelah kehidupan di dunia, jelasnya dalam kehidupan sesudah mati. Bagian ini disebut dengan istilah Al-ma'ad yang meliputi Barzakh, Kiamat, Ba’ats, Hisab, Mizan, Shirat, Syurga dan Neraka Semua alam ini belum pernah dialami oleh manusia, tetapi semua orang beriman wajib mempercayainya. Karena itu pembahasan disebut juga dengan istilah ‘As-sam’iyaat’, yaitu suatu ajaran Wajib di percaya meskipun keberadaannya masih sebatas didengar dan belum dialami atau disaksikan. [8]

Didalam sejarah perkembangannya, teologi islam pada mulanya berkembang dari: pertama, sebagai metodologi teologi. Sebagai sebuah metodologi teologi merupakan suatu cara untuk memahami doktrin agama melalui pendekatan wahyu dan pemikiran rasionalnya. Kedua, menjadi ilmu teologi.Sebagai sebuah ilmu, teologi merupakan ilmu yang membahas masalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya.Dan ketiga, menjadi teologi aksiologi. Sebagai sebuah aksiologi teologi, merupakan upaya memahami doktrin agama secara mendalam untuk mengadvokasi berbagai permasalahan ketimpangan sosial.

Wilayah pembahasan teologi Islam secara ilmiyah, dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: pertama, teologi islam klasik teoritik. Disiplin ilmu ini, hanya membahas secara teoritik aspek-aspek ketuhanan dan berbagai kaitan-Nya.Kedua, teologi islam kontemporer praktik. Disiplin ilmu ini, secara praktik membahas ayat-ayat Tuhan dan sunnah-sunnah Rasul-Nya yang nilai doktrinnya mengadvokasi berbagai ketimpangan sosial. Teologi kedua ini dapat dikembangkan lagi menjadi tiga kategori: pertama, Teologi Lingkungan; kedua, Teologi Pembebasan; dan ketiga, Teologi Sosial.

Ketiga teologi Islam ini, merupakan teologi-teologi yang membahas aspek-aspek ketuhanan dan berbagai kaitan-Nya, untuk mengadvokasi obyek formal teologi itu. Seperti teologi lingkungan maksudnya yaitu pembahasan secara mendalam doktrin-doktrin agama islam dengan argumen rasionalnya yang nilainya berupaya mengadvokasi permasalahan alam semesta. Disini dapat dikaji lebih luas lagi dengan menampilkan kajian seperti: teologi pemelihara lingkungan, teologi sampah, teologi banjir, dan yang sebangsanya. Teologi Transformatif. Maksudnya yaitu pembahasan secara mendalam doktrin-doktrin agama islam dengan argumen rasionalnya yang nilainya berupaya mengadvokasi permasalahan perubahan. Disini dapat dikaji lebih luas lagi dengan menampilkan kajian seperti: teologi pembebasan, teologi pos modernisme, teologi sains, dan yang sebangsanya. Dan Teologi Sosial. Maksudnya yaitu pembahasan secara mendalam doktrin-doktrin agama islam dengan argumen rasionalnya yang nilainya berupaya mengadvokasi permasalahan kemasyarakatan.

Dalam mengembangkan kajian dalam bidang ilmu teologi Islam, maka berbagai metodologi/pendekatan penelitiannya, dapat menggunakan beragam metodologi penelitian. Hal ini disesuaikan dengan aspek teologi apa (aspek tokoh teologi,; karya-karya para teolog; gagasan atau ide para teolog; sejarah perkembangan (tokoh-tokoh, karya-karya, dan gagasan para teolog); pengaruh timbal balik antar tokoh, karya-karya, dan gagasan para teolog dengan ipoleksosbudagama; perbandingan (tokoh, karya-karya, dan gagasan); dan selain hal yang tersebut didepan) yang akan diteliti oleh para pengkajinya.[9]

C. Manfaat dan tujuan Studi Teologi Islam

Teologi Islam merupakan salah satu dari tiga pondasi Islam dan pemahamanya harus ada dalam diri seseorang  manusia yang beriman. Sedangkan iman itu dinyatakan  pertama nutqun bil lisan (menyatakan keislaman secara lisan) harus berlandaskan ilmu yang kuat yang di antaranya adalah ilmu kalam ini. Kedua, a’malu bil arkan (melaksanakan keislaman secara fisik) dengan berlandaskan ilmu yang hak di antaranya ilmu fiqh. Ketiga tashdiqu bil qolbi (membenarkan islam dengan hatinya). Harus berpangkkal dengan ilmu batin yang benar dan yang membenarkan adalah ilmu tasawuf. Dari itu, mempelajari ilmu teologi sangat urgen karena dapat memberikan landasan kuat bagi kebenaran kayakinan keislaman atau keberagamaan seseorang. Dalam hal ini menjadi kekuatan keimanan seseorang muslim.[10]

Aspek lain, ketuhanan merambah dan mengisi pada berbagai organisasi tertentu sehingga menyebabkan timbulnya konflik, dengan ilmu teologi ini mengkaji tentang kebenaran tentang ketuhanan sehingga konflik tersebut dapat di atasi, dan tidak mendiskriminasikan antara satu aliran dengan aliran yang lain.

Akhir-akhir ini, teologi islam sebagai sebuah aksiologi, telah banyak di tulis. Tulisan itu di maksudkan mengadvokasi berbagai ketimpangan sosial baik aspek sosial keperempuan, seperti teologi gender dll. Dengan teologi ini di harapkan ketimpangan sosial yang terjadi dapat tereleminasi atau kalo mungkin teratasi secara baik dan benar.[11]


 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

“Theologi” Berasal dari kata “Theology” (bahasa Inggris) atau berasal dari kata “Theologie” (bahasa Perancis dan Belanda). Baik Inggris, Perancis ataupun Belanda, mengambil kata “Theolog’’ tersebut dari bahasa latin. Dengan demikian secara bahasa ilmu Tauhid artinya adalah ilmu yang membahas tentang Allah Swt yang Maha Esa. Ruang lingkup pembahasan yang pokok adalah:

1.      Hal-hal yang berhubungan dengan Zat yang pertama dan menjadi sebab pertama (prima causa) terhadap adanya alam semesta yaitu Allah Swt beserta Qadha dan Qadar-Nya.

2.      Hal-hal yang berhubungan dengan utusan Allah Swt atau perantara yang dipakai oleh Allah Swt dalam berhubungan dengan manusia, yang lazim disebut dcngan istilah “al-wasithah”. Yang termasuk dalam kelompok pembahasan meliputi: Malaikat, Nabi dan Rasul Allah dan kitab-kitab sudah yang diturunkan Allah Swt kepada manusia sebagai petunjuk dan tuntunan dalam mengarungi kehidupan di dunia.

3.      Hal-hal yang berhubungan dengan janji-janji Allah Swt tentang hari yang akan datang, atau hari dan alam kehidupan yang akan dilalui manusia setelah kehidupan di dunia, jelasnya dalam kehidupan sesudah mati.

 

B.     Saran

Sesuai dengan kesimpulan di atas penulis menyarankan agar kita memiliki kemauan untuk belajar menuntut ilmu serta mengetahui apakah Teologi Islam, Apa saja objek pembahasannya serta manfaat dan tujuan studi Teologi Islam agar kita menjadi seorang  yang  paham mengenai ilmu yang membahas tentang Allah Swt yang Maha Esa.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

  http://trikkuliah.blogspot.com/2016/04/pengertian-dan-ruang-lingkup-teologi.html

Irma Suryani. 2019. Diktat Teologi Islam Medan.

Purba,  Hadis dan salamuddin. 2019. Teologi Islam. Medan: Perdana Publishing.

Rusli, Ris’an.  2018. Pemikiran Teologi Islam Modern. Jakarta: Paranamedia Group.

Sholihin,  Muhammad. 2007.Rahasia Hidup Makrifat, Selalu Bersama Alla. Jakarta: Elex Media Komputindo

Syukur, Amin. 2014.  Teologi Islam Terapan. Jakarta: Tiga Serangkai.



[1] Ris’an Rusli. Pemikiran Teologi Islam Modern. (Jakarta: Paranamedia Group, 2018). Hlm. 5

[2] Hadis Purba dan salamuddin, Teologi Islam (Medan, Perdana Publishing, 2019), hlm. 1

[3] Ibid, hlm. 2

[4] Muhammad Sholihin, Rahasia Hidup Makrifat, Selalu Bersama Allah, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007) hlm. 45

[5] Ibid, Hlm. 3

[6] Muhammad Sholihin, Rahasia Hidup Makrifat, Selalu Bersama Allah, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007) hlm. 47

[7] Irma Suryani, Diktat Teologi Islam (Medan:2019), hlm. 4

[8] Hadis Purba dan salamuddin, Teologi Islam (Medan, Perdana Publishing, 2019), Hlm. 5

[9] http://trikkuliah.blogspot.com/2016/04/pengertian-dan-ruang-lingkup-teologi.html

[10] M. Amin Syukur,  Teologi Islam Terapan, (Jakarta: Tiga Serangkai, 2014), hlm 14

[11] http://trikkuliah.blogspot.com/2016/04/pengertian-dan-ruang-lingkup-teologi.html


No comments:

Post a Comment

TOKOH TASAWUF DI INDONESIA

BAB II PEMBAHASAN A.     TOKOH TASAWUF DI INDONESIA Berikut merupakan beberapa tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia: 1.       Hamzah Fan...