PENGERTIAN TEOLOGI ISLAM DAN RUANG LINGKUPNYA
DISUSUN
OLEH: KELOMPOK 1
MAYA
LIANA
TASSYA
RAMAYANI
KELAS: JIP-2
PRODI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, inayah, taufik, dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupu pedoman
bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari
bapak Katsron selaku pengampu mata kuliah Teologi Islam Harapan kami semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Medan,
12 September 2019
Kelompok
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2
A. Pengertian
Teologi Islam ....................................................................................
B.
Ruang Lingkup Studi Teologi Islam...................................................................
C. Manfaat
dan tujuan Studi Teologi Islam.............................................................
BAB II ...................................................................................................................... 6
Kesimpulan ............................................................................................................... 6
DAFTAR
PUSTAKA ...............................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
menjalani kehidupan suatu hal yang kita mantapkan adalah aqidah/kayakinan
kepada allah SWT. Rasanya aktifitas sehari-hari tak ada gunanya jika tidak di
dasari dengan keimanan yang kuat. Dalam kajian ini kita telah mengenal Teologi
Islam yang membahas tentang pemikiran dan kepercayaan tentang ketuhanan.
Teologi Islam ini sudah sepantasnya kita ketahui agar dalam menjalani kehidupan
ini kita mengetahaui dan menjadi Idealnya orang Islam. Dalam kehidupan
sehari-hari kita banyak menjumpai perbedaan-perbedaan pemikiran dan aqidah yang
mengiringi, dan kita harus pandai dalam memilih dan memilahnya dengan
berlandaskan Al-qur’an dan Al-hadist.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian Teologi Islam?
2.
Apa saja objek pembahasan Teologi Islam?
3.
Apakah defenisi ilmu tauhid/ilmu kalam?
5.
Apa sebab-sebab berdirinya ilmu tauhid dan ilmu kalam?
6.
Apakah tujuan ilmu tauhid?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui Apakah pengertian Teologi Islam
2.
Untuk mengetahui Apa saja objek pembahasan Teologi Islam
3.
Untuk mengetahui Apakah defenisi ilmu tauhid/ilmu kalam
5.
Untuk mengetahui sebab-sebab berdirinya ilmu tauhid dan ilmu kalam
6.
Untuk mengetahui Apakah tujuan ilmu tauhid
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teologi Islam
Dalam
literatur umum, ilmu tentang ketuhanan disebut dengan ‘"Theologi”.
Perkataan “Theologi” Berasal dari kata “Theology”
(bahasa Inggris) atau berasal dari kata “Theologie”
(bahasa Perancis dan Belanda). Baik Inggris, Perancis ataupun Belanda,
mengambil kata “Theolog’’ tersebut
dari bahasa latin.
Dalam
bahasa latin, perkataan “Theologi”
terdiri dari dua suku kata, yaitu “teo”
yang merupakan sebutan atau Panggilan
terhadap “Dewata”, dan kata “Logia”
atau “logos” bermakna akal atau teori
atau ilmu. Jadi dasarnya, Teologi itu dalam bahasa latin maknanya adalah teori
atau ilmu tentang Dewata. [1]
Dalam
perkembangan ilmu-ilmu keagamaan selanjutnya, “Theo” itu diartikan dengan Tuhan, sehingga "T'heologi" diartikankan sebagai
ilmu yang membahas tentang tuhan dan hubungannya dengan manusia. Maka Bahasa
Indonesia pun mengikuti perkembangan tersebut dan kata “Theologi” itu dengan ilmu tentang ketuhanan. [2]
Islam
adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Sumber ajaran agama Islam
adalah Al-Qur‘an dan Hadits. Dengan demikian, Teologi Islam itu adalah ajaran
tentang Tuhan menurut agama islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Saw yang
bersumber dari al-Qur’an dan Hadits, yaitu mengajak umat manusia untuk
mengEsa-kan Allah Swt (Tauhid).
Sesungguhnya
sebutan atau panggilan literatur Islam terhadap Teologi Islam adalah ‘Tauhid”
(peng-Esa-an), karena titik berat permasalahannya adalah Keesaan Ilahi secara
murni (Yoesoef Sou’yb, tt : 31). Oleh karena itu, berbicara tentang pengertian
Teologi Islam berarti kita membicarakan pengertian Ilmu Tauhid.[3]
Tauhid,
berasal dari akar kata “ahad” dan “wahid” yang keduanya merupakan nama Allah
Swt yang menunjukkan keesaan-Nya, seperti terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an
berikut :
a. Surat
Al-Ikhlas Ayat 1
قُلۡ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ
Artinya:
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
b. Surah
Al-Baqarah ayat 163
وَإِلَٰهُكُمْ
إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
Artinya: Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang
Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
c. Surah
An-Nahl Ayat 51
لَ
اللَّهُ لَا تَتَّخِذُوا إِلَٰهَيْنِ اثْنَيْنِ ۖ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ
فَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ
Artinya:
Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dialah
Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja".
Dengan
demikian secara bahasa ilmu Tauhid artinya adalah ilmu yang membahas tentang
Allah Swt yang Maha Esa. [4]
Tentang defenisi ilmu tauhid para ahli telah banyak
mengemukakan, antara lain seperti berikut :
1. Menurut
Syeikh Muhammad Abduh mengemukakan bahwa: “Ilmu Tauhid adalah suatu ilmu yang
membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib disifatkan kepada-Nya,
sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan daripada-Nya, juga membahas
tentang rasul-rasul-Nya, meyakinkan kerasulan mereka, sifat-sifat yang boleh
ditetapkan kepada mereka dan apa yang terlarang dinisbatkan kepada mereka”.
2. Husain
Affandi al-Jisr mengemukakan bahwa “Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas
tentang hal-hal yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang
meyakinkan”.
3. Ibnu
Khaldun mengemukakan bahwa “Ilmu Tauhid berisi alasan-alasan dari akidah
keimanan dengan dalil-dalil aqliyah dan alasan-alasan yang merupakan penolakan
terhadap golongan bid’ah yang dalam bidang aqidah telah menyimpang dari mazhab
salaf dan Ahlus sunnah”.
4. M.T.
Thahir Abdul Mu’in mengemukakan sebagai berikut: "Tauhid adalah ilmu yang
menyelidiki dan membahas soal yang wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah dan bagi
sekalian utusan-Nya, juga mengupas dalil-dalil yang mungkin cocok dengan akal
pikiran sebagai alat bantu untuk membuktikan adanya Zat yang mewujudkan”.[5]
Dalam
literatur-literatur Islam, Ilmu Tauhid ini sering juga disebut dengan nama ilmu
ma’rifat, ilmu aqo’id (aqidah), Ilmu kalam, teologi islam dan fiqhul akbar.
1.
Ilmu
Ma’rifat
Dinamakan ilmu ma’rifat, karena tujuan utarna dari
pembahasan ilmu ini adalah untuk
mengenal Allah (ma’rifat al-Allah). Dengan mempelajari ilmu ini manusia
diharapkan dapat mengenal Allah dengan sebenarnya dan penuh keyakinan. Dengan
mempelajari ilmu ini manusia akan (ma’rifat) dirinya, asal kejadiannya, tujuan
penciptaannya, pengetahuan apa yang harus dilakukannya dan mengetahui akhir
perjalanan hidupnya.[6]
2.
Ilmu
Aqa’id
Ilmu tauhid disebut juga dengan nama ilmu Aqa’id.
Dinamakan dengan Ilmu Aqa’id (Aqidah) karena tujuan utama dari pembahasan ilmu ini adalah agar setelah
memahaminya kita dapat mengikatkan seluruh pikiran, perasaan dan aktifitas
hidup hanya kepada Allah bukan kepada yang lain. Arti kata Aqidah sendiri
adalah “ikatan”, sedangkan secara Islam Aqidah maksudnya adalah apa yang
menjadi ikatan hati dan perbuatan”.
3.
Ilmu
Kalam
Dinamakan ilmu kalam adalah karena persoalan yang amat
penting turut dibicarakan dalam ilmu ini
juga menyangkut firman Allah (kalamullah) yaitu al-Quran apakah Dia Qadim atau
baharu, apakah azali atau nonazali. Sebab kedua adalah karena para ulama dalam
mempertahankan pendapatnya mengenai keqadiman atau kebaharuan, keazalian atau
atau kenonazalian Al-Quran itu menggunakan dalil pikiran, kemahiran kata=kalam.
Sebab-sebab dinamakan ilmu kalam ada beberapa hal yang menjadi sebab ilmu ini
disebut dengan Ilmu Kalam, yaitu :
1. Persoalan
penting yang menjadi pembicaraan abad-abad permulaan hijrah ialah “firman Allah
(Al-Kalam), karma itu keseluruhan isi ilmu kalam dinamai dengan salah satu
bagiannya yang terpenting
2. Dasar
ilmu-Kalam adalah dalil-dalil pikiran dan pengaruh dalil-dalil ini nampak jelas
dalam pembicanan-pembicaraan para muttakallimin.
3. Karena
cara pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai logika dalam fllsafat,
maka pembuktian dalam soal-soal agama ini dinamai ilmu kalam untuk membedakan
dengan logika dan filsafat. [7]
4.
Ilmu
Ushuluddin
Dinamakan ilmu ushuluddin karena ilmu ini membicarakan
pokok-pokok agama, ajaran dasar suatu agama Islam. Ushul = asal, dasar dan
Ad-Din = agama. Jadi ushuluddin artinya adalah ajaran dasar agama atau pokok
agama. Dinamakan dengan teologi Islam karena ilmu ini membahas tentang Tuhan
dan cara bertuhan menurut ajaran Islam. Kata teologi tcrdiri dari Theos: =
Tuhan dan Logos = ilmu.
5.
Ilmu
Fiqh aI-Akbar
llmu
tauhid disebut juga dengan nama ilmu Fiqh Al-Akbar. Dinamakan Fiqh al-Akbar
dimaksudkan sebagai perbandingan atau perimbangan terhadap ilmu hukum-hukum
Islam (muamalah) yang merupakan Furu’ (cabang dari aqidah), diberi nama Fiqh
Al-Asghar. Maka ilmu membicarakan dasarnya (masalah ketuhanan) diberi nama Fiqh
Al-Akbar.
B.
Ruang Lingkup Studi Teologi Islam
Lapangan
pembahasan (al-maudlu’) yang menjadi kajian ilmu tauhid adalah keyakinan akan
eksistensi Allah Yang Maha Kuasa. Keyakinan kepada Allah Swt ini membawa konsekuensi
kepada seseorang untuk percaya pula akan adanya Malaikat, kitab-kitab yang
diturunkan oleh Allah Swt, Nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya, takdir Allah dan
kehidupan sesudah mati. Aspek pokok dalam kajian ilmu Teologi Islam adalah
keyakinan akan eksistensi Allah yang Maha Sempurna, Maha Kuasa dan memiliki
sifat-sifat kesempurnaan lainnya. Karena itu pula, ruang lingkup pembahasan
yang pokok adalah:
1. Hal-hal
yang berhubungan dengan Zat yang pertama dan menjadi sebab pertama (prima
causa) terhadap adanya alam semesta yaitu Allah Swt beserta Qadha dan
Qadar-Nya. Pembahasan tentang Allah Swt ini dalam Teologi Islam lazim disebut
dengan istilah “al-Mabda” (Zat Pertama atau Sebab Pertama).
2. Hal-hal
yang berhubungan dengan utusan Allah Swt atau perantara yang dipakai oleh Allah
Swt dalam berhubungan dengan manusia, yang lazim disebut dcngan istilah
“al-wasithah”. Yang termasuk dalam kelompok pembahasan meliputi: Malaikat, Nabi
dan Rasul Allah. dan kitab-kitab sudah yang diturunkan Allah Swt kepada manusia
sebagai petunjuk dan tuntunan dalam mengarungi kehidupan di dunia.
3. Hal-hal
yang berhubungan dengan janji-janji Allah Swt tentang hari yang akan datang,
atau hari dan alam kehidupan yang akan dilalui manusia setelah kehidupan di
dunia, jelasnya dalam kehidupan sesudah mati. Bagian ini disebut dengan istilah
Al-ma'ad yang meliputi Barzakh, Kiamat, Ba’ats, Hisab, Mizan, Shirat, Syurga
dan Neraka Semua alam ini belum pernah dialami oleh manusia, tetapi semua orang
beriman wajib mempercayainya. Karena itu pembahasan disebut juga dengan istilah
‘As-sam’iyaat’, yaitu suatu ajaran Wajib di percaya meskipun keberadaannya
masih sebatas didengar dan belum dialami atau disaksikan. [8]
Didalam sejarah perkembangannya, teologi islam pada
mulanya berkembang dari: pertama, sebagai metodologi teologi. Sebagai sebuah
metodologi teologi merupakan suatu cara untuk memahami doktrin agama melalui
pendekatan wahyu dan pemikiran rasionalnya. Kedua, menjadi ilmu teologi.Sebagai
sebuah ilmu, teologi merupakan ilmu yang membahas masalah ketuhanan dan segala
sesuatu yang berkaitan dengan-Nya.Dan ketiga, menjadi teologi aksiologi.
Sebagai sebuah aksiologi teologi, merupakan upaya memahami doktrin agama secara
mendalam untuk mengadvokasi berbagai permasalahan ketimpangan sosial.
Wilayah pembahasan teologi Islam secara ilmiyah, dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: pertama, teologi islam klasik
teoritik. Disiplin ilmu ini, hanya membahas secara teoritik aspek-aspek
ketuhanan dan berbagai kaitan-Nya.Kedua, teologi islam kontemporer praktik.
Disiplin ilmu ini, secara praktik membahas ayat-ayat Tuhan dan sunnah-sunnah
Rasul-Nya yang nilai doktrinnya mengadvokasi berbagai ketimpangan sosial.
Teologi kedua ini dapat dikembangkan lagi menjadi tiga kategori: pertama,
Teologi Lingkungan; kedua, Teologi Pembebasan; dan ketiga, Teologi Sosial.
Ketiga teologi Islam ini, merupakan teologi-teologi
yang membahas aspek-aspek ketuhanan dan berbagai kaitan-Nya, untuk mengadvokasi
obyek formal teologi itu. Seperti teologi lingkungan maksudnya yaitu pembahasan
secara mendalam doktrin-doktrin agama islam dengan argumen rasionalnya yang
nilainya berupaya mengadvokasi permasalahan alam semesta. Disini dapat dikaji
lebih luas lagi dengan menampilkan kajian seperti: teologi pemelihara
lingkungan, teologi sampah, teologi banjir, dan yang sebangsanya. Teologi
Transformatif. Maksudnya yaitu pembahasan secara mendalam doktrin-doktrin agama
islam dengan argumen rasionalnya yang nilainya berupaya mengadvokasi
permasalahan perubahan. Disini dapat dikaji lebih luas lagi dengan menampilkan
kajian seperti: teologi pembebasan, teologi pos modernisme, teologi sains, dan
yang sebangsanya. Dan Teologi Sosial. Maksudnya yaitu pembahasan secara
mendalam doktrin-doktrin agama islam dengan argumen rasionalnya yang nilainya
berupaya mengadvokasi permasalahan kemasyarakatan.
Dalam mengembangkan kajian dalam bidang ilmu teologi
Islam, maka berbagai metodologi/pendekatan penelitiannya, dapat menggunakan
beragam metodologi penelitian. Hal ini disesuaikan dengan aspek teologi apa
(aspek tokoh teologi,; karya-karya para teolog; gagasan atau ide para teolog;
sejarah perkembangan (tokoh-tokoh, karya-karya, dan gagasan para teolog);
pengaruh timbal balik antar tokoh, karya-karya, dan gagasan para teolog dengan
ipoleksosbudagama; perbandingan (tokoh, karya-karya, dan gagasan); dan selain
hal yang tersebut didepan) yang akan diteliti oleh para pengkajinya.[9]
C.
Manfaat dan tujuan Studi Teologi Islam
Teologi Islam merupakan salah satu dari tiga pondasi
Islam dan pemahamanya harus ada dalam diri seseorang manusia yang beriman. Sedangkan iman itu
dinyatakan pertama nutqun bil lisan
(menyatakan keislaman secara lisan) harus berlandaskan ilmu yang kuat yang di
antaranya adalah ilmu kalam ini. Kedua, a’malu bil arkan (melaksanakan
keislaman secara fisik) dengan berlandaskan ilmu yang hak di antaranya ilmu
fiqh. Ketiga tashdiqu bil qolbi (membenarkan islam dengan hatinya). Harus
berpangkkal dengan ilmu batin yang benar dan yang membenarkan adalah ilmu
tasawuf. Dari itu, mempelajari ilmu teologi sangat urgen karena dapat
memberikan landasan kuat bagi kebenaran kayakinan keislaman atau keberagamaan
seseorang. Dalam hal ini menjadi kekuatan keimanan seseorang muslim.[10]
Aspek lain, ketuhanan merambah dan mengisi pada berbagai
organisasi tertentu sehingga menyebabkan timbulnya konflik, dengan ilmu teologi
ini mengkaji tentang kebenaran tentang ketuhanan sehingga konflik tersebut
dapat di atasi, dan tidak mendiskriminasikan antara satu aliran dengan aliran
yang lain.
Akhir-akhir
ini, teologi islam sebagai sebuah aksiologi, telah banyak di tulis. Tulisan itu
di maksudkan mengadvokasi berbagai ketimpangan sosial baik aspek sosial
keperempuan, seperti teologi gender dll. Dengan teologi ini di harapkan
ketimpangan sosial yang terjadi dapat tereleminasi atau kalo mungkin teratasi
secara baik dan benar.[11]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
“Theologi” Berasal dari kata “Theology” (bahasa Inggris) atau berasal dari kata “Theologie” (bahasa Perancis dan
Belanda). Baik Inggris, Perancis ataupun Belanda, mengambil kata “Theolog’’ tersebut dari bahasa latin.
Dengan demikian secara bahasa ilmu Tauhid artinya adalah ilmu yang membahas
tentang Allah Swt yang Maha Esa. Ruang lingkup pembahasan yang pokok adalah:
1. Hal-hal
yang berhubungan dengan Zat yang pertama dan menjadi sebab pertama (prima
causa) terhadap adanya alam semesta yaitu Allah Swt beserta Qadha dan
Qadar-Nya.
2. Hal-hal
yang berhubungan dengan utusan Allah Swt atau perantara yang dipakai oleh Allah
Swt dalam berhubungan dengan manusia, yang lazim disebut dcngan istilah
“al-wasithah”. Yang termasuk dalam kelompok pembahasan meliputi: Malaikat, Nabi
dan Rasul Allah dan kitab-kitab sudah yang diturunkan Allah Swt kepada manusia
sebagai petunjuk dan tuntunan dalam mengarungi kehidupan di dunia.
3. Hal-hal
yang berhubungan dengan janji-janji Allah Swt tentang hari yang akan datang,
atau hari dan alam kehidupan yang akan dilalui manusia setelah kehidupan di
dunia, jelasnya dalam kehidupan sesudah mati.
B.
Saran
Sesuai dengan kesimpulan di atas penulis menyarankan
agar kita memiliki kemauan untuk belajar menuntut ilmu serta mengetahui apakah
Teologi Islam, Apa saja objek pembahasannya serta manfaat dan tujuan studi
Teologi Islam agar kita menjadi seorang
yang paham mengenai ilmu yang
membahas tentang Allah Swt yang Maha Esa.
DAFTAR PUSTAKA
http://trikkuliah.blogspot.com/2016/04/pengertian-dan-ruang-lingkup-teologi.html
Irma Suryani. 2019. Diktat Teologi Islam Medan.
Purba, Hadis dan salamuddin. 2019. Teologi Islam. Medan: Perdana
Publishing.
Rusli, Ris’an. 2018. Pemikiran
Teologi Islam Modern. Jakarta: Paranamedia Group.
Sholihin, Muhammad. 2007.Rahasia Hidup Makrifat, Selalu Bersama Alla. Jakarta: Elex Media
Komputindo
Syukur, Amin. 2014. Teologi Islam Terapan. Jakarta: Tiga
Serangkai.
[1]
Ris’an Rusli. Pemikiran Teologi Islam
Modern. (Jakarta: Paranamedia Group, 2018). Hlm. 5
[2] Hadis Purba dan salamuddin, Teologi Islam (Medan, Perdana
Publishing, 2019), hlm. 1
[3] Ibid, hlm.
2
[4]
Muhammad Sholihin, Rahasia Hidup
Makrifat, Selalu Bersama Allah, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007) hlm.
45
[5] Ibid, Hlm.
3
[6]
Muhammad Sholihin, Rahasia Hidup
Makrifat, Selalu Bersama Allah, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007) hlm.
47
[7]
Irma Suryani, Diktat Teologi
Islam (Medan:2019), hlm. 4
[8]
Hadis Purba dan salamuddin, Teologi Islam (Medan, Perdana
Publishing, 2019), Hlm.
5
[9]
http://trikkuliah.blogspot.com/2016/04/pengertian-dan-ruang-lingkup-teologi.html
[10]
M. Amin Syukur, Teologi Islam Terapan, (Jakarta: Tiga
Serangkai, 2014), hlm 14
[11]
http://trikkuliah.blogspot.com/2016/04/pengertian-dan-ruang-lingkup-teologi.html
No comments:
Post a Comment