Sunday, 9 December 2018

Katalogisasi Perpustakaan

KATALOGISASI

A.    Pengertian Katalog
Katalogisasi bersal dari bahasa latin catalogus yang berarti daftarbarang atau benda yang disusun untuk tujuan tertentu.Dalam kamus besar bahasa indonesia,pusat bahasa(2008:634-635) dikatakan bahwa katalog merupakan carik kertas,daftar atau buku yang memuat nama yang disusun secara berurutan,teratur,dan alfabetis.selain daenis katalog  katalog perpustakaan,tentunya banyak jenis katalog yang ditemui dipasaran,misalnya katalog barang,katalog pameran,dan katalog penerbitan.
katalogisasi perpustakaan
Katalog perpustakaan dapat diartikan sebagai daftar bahan pustaka yang membuat data blibliografis yang terdapat dalam sebuah perpustakaan atau beberapa perpustakaan dan menunjukkan di mana bahan itu disimpan.
Gates (1989:62)mendefinisikan katalog sebagai daftaryang sistematis dari buku dan bahan bahan lain dalam suatu perpustakaan,tahun terbit,bentuk fisik,subjek,ciri khas bahan dan lokasiny.Dengan demikian,katallog perpustakaan pada dasarnya dapat diartiikan sebagai daftarbahn pustaka yang memuat data bibliographis yang terdapat dalam sebuah perpustakaan dan menujukkan di mana bahan itu disimpan.
Kata kunci pengertian katalog perpustakaan pada intinya adalah adanya daftar yang disusun secara alfabetis/sistematis dan menunjukkan lokasi bahan tersebut disimpan.Bahan yang didaftar dalam katalog adalah semua bahan yang berisi informasi, baik dalam bentuk buku maupun nonbuku.Bahan-bahan nonbuku yang dibuat  katalognya hanya perangkat lunaknya, tidak termasuk perangkat kerasnya.Misalnya sebuah perpustakaan mempunyai fasilitas projektor film dan film, cassette recorder dan kaset, komputer dan CD, microfiche rearder dan microfiche, serta slide projector dan slide.Berdasarkan rincian tersebut, jika dibuatkan katalog adalah:film, kaset, CD, microfiche dan slide.
Katalog perpustakaan merupakan sarana temu kembali bahan pustaka , baik dalam bentuk kartu maupun katalog komputerterpasang(online computer catalog) atau sering juga disebut  dengan open public access catalog(OPAC).

B.     Fungsi Katalog
Ada beberapa fungsi katalog perpustakaan:
a.       Mencatat setiap bahan pustaka di perpustakaan menurut pengarang, badan, editor, penerjemah, atau dibawah apa nama apa saja yang memungkinkan pemustaka mencari bahan pustaka yang diinginkannya.
b.      Menyusun  author entries (nama-nama pengarang) sedemikian rupa sehingga karya seorang pengarang akan berkumpul  bersama dibawah nama yang sama.
c.       Mencatat subjek sebuah bahan pustaka.
d.      Mencatat judul sebuah bahan pustaka.
e.       Memberikan penunjukan silang (cross  references) sehingga dapat membimbing pemustaka dari suatu entri ke entri lainnya.Penunjukan silang diberikan dalam bentuk lihat  dan lihat juga.
f.       Melengkapi keterangan-keterangan penting bahan pustaka, misalnya cetakan, edisi, jilid, tempat terbit ,nama penebit, kota terbit, tahun penerbitan, jumlah halaman, seri, ISBN, Dan keterangan keterangan lainnya yang dianggap perlu diketahui oleh pemustaka.
g.      Memberikan nomor  panggil /nomor sandi (call number) untuk menunjukkan lokasi bahan pustaka disimpan di perpustakaan.
h.      Menyusun subject entries sehingga topik-topik yang berhubungan akan berkumpul menjadi satu.

C.    Tujuan Katalog
Perpustakaan tidak ada bedanya dengan rimba informasi.Apalagi dalam perpustakaan besar yang tentunya untuk mendapatkan sebuah buku bukan pekerjaan yang mudah, bilamana tidak ada alat bantu berupa sistem  temu-balik katalog perpustakaan.Mencari sebuah buku tidak ada bedanya dengan mencari sepotong jarum ditengah tumpukan jerami.Proses pencarian seperti ini selain tidak efisien tentunya juga tidak efektif.
Perpustakaan yang baik tentunya tidak membiarkan  pemustakaanya kesulitan dalam mendapatkan bahan pustaka yang diinginkannya.Kondisi seperti ini  sangat bertentangan dengan layanan prima yang sudah dan tengah digalakkan di dunia perpustakaan.Semakin cepat pemustaka mendapatkan bahan pustaka yang ia inginkan, maka  semakin baik bagi kredibilitas perpustakaan.Keinginan ini hanya bisa dicapai dengan pemanfaatan katalog perpustakaan.Oleh karena itu, tujuan utama diadakannya katalog perpustakaan adalah untuk memudahkan pemustaka mendapatkan bahan pustaka yang diinginkan.
D.    Jenis-Jenis Katalog
Katalog terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1.      Katalog Pengarang
Digunakan jika buku yang akan kita cari hanya diketahui nama pengarangnya. Atau ingin mengetahui pengarang tertentu telah mengarang buku apa saja. Katalog pengarang disusun sistematis berdasarkan nama pengarang suatu karya di dalam kabinet katalog. Penulisan nama pengarang adalah dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama keluarga.
2.      Katalog Judul
Digunakan jika buku yang akan kita cari hanya diketahui judul bukunya. Atau ingin mengetahui  judul buku tertentu  yang sama telah dikarang oleh pengarang mana  saja. Katalog judul disusun secara sistematis berdasarkan judul dalam kabinet katalog. Melalui katalog judul dapat diketahui judul-judul buku yang sama, yang dikarang oleh pengarang yang berbeda.
3.      Katalog leksikal (directionary catalogue)
Digunakan bila  kita  ingin mengetahui berbagai buku yang membahas subyek yang sama, biasanya sering digunakan dalam mengumpulkan bahan pustaka untuk kepentingan pembuatan penelitian, makalah dsb. yang membahas suatu subyek tertentu.  Melalui katalog subyek akan diketahui  karya-karya yang dikarang oleh berbagai pengarang dengan judul yang berbeda-beda tetapi memiliki pokok bahsan yang sama.
4.      Katalog terbagi atau susunan terpisah (divided catalogue).
Yaitu katalog yang sebelumnya dibagi berdasarkan : Subjek, Pengarang, dan Judul.  Masing-masing kelompok kemudian disusun berdasarkan abjad (secara alfabetis).
5.      Katalog (Classed catalog atau classified catalogue)
Yaitu katalog subjek yang disusun menurut suatu urutan nomor klasifikasi.
6.      Katalog berbentuk mikro (microform catalog)
Katalog bentuk mikro atau computer output microform (COM).  COM dibuat pada salah satu bentuk mikrofilm atau mikrofis.  Katalog mikro lebih murah dibanding dengan katalog berbentuk buku dan terbukti bahwa biaya pemeliharaannya lebih murah dari pada katalog kartu.  Bentuknya ringkas dan mudah menyimpannya.
7.      Katalog komputer terpasang (online computer catalog)
Katalog komputer terpasang (online computer catalog) sering disebut dengan Online Public Access Catalogue (OPAC), yaitu bentuk katalog terbaru yang telah digunakan pada sejumlah perpustakaan tertentu. OPAC  menjadi pilihan bentuk katalog yang digunakan diberbagai perpustakaan.  Dari berbagai bentuk fisik katalog yang telah digunakan di perpustakaan, OPAC dianggap paling luwes (flexible) dan paling mutakhir (Taylor 1992).  Program aplikasi yang digunakan di perpustakaan, seperti CDS/ISIS, Inmagic, VTLS, Dynix, Tinlib, dan lain-lain.
Katalog OPAC mempunyai banyak keuntungan, diantaranya adalah :
a.       Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
b.      Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling mengganggu
c.       Jajaran tertentu tidak perlu di-file
d.      Penelusuran dapat dilakukan dari berbagai pendekatan sekaligus
e.       Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri katalog tidak terbatas.

E.     Katalog Perpustakaan
Beberapa macam katalog yang sering ditemui di perpustakaan adalah:
1.      Katalog Nasional adalah katalog yang memuat informasi mengenai dokumen yang diterbitkan oleh suatu negara dan disimpan pada suatu lokasi atau perpustakaan tertentu. Biasanya katalog seperti ini di terbitkan oleh perpustakaan nasional milik Negara. Contoh katalog nasional:
Santoso, Wartini. KATALOG MAJALAH TERBITAN INDONESIA TAHUN 1942-1980 KOLEKSI PERPUSTAKAAN NASIONAL. Jakarta: Perpustakaan Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982.
2.      Katalog Induk, katalog jenis ini mendaftar buku-buku yang ada di beberapa perpustakaan yang bergabung untuk melakukan kerjasama, seperti kerjasama layanan dan lain-lain.[2] Dengan menggunakan katalog induk , pengguna yang berada disalah satu perpustakaan anggota bisa mengetahui dokumen yang dimiliki perpustakaan lain yang juga menjadi anggota jaringan.[2] contoh katalog induk: KATALOG INDUK DAERAH 1991/1992. Proyek Pembinaan Perpustakaan JAwa Barat. Katalog ini mendaftarkan koleksi buku tidak kurang dari 21 perpustakaan lembaga dan perguruan tinggi, 24 perpustakaan umum serta 17 perpustakaan keliling di wilayah Jawa Barat.[2] KATALOG INDUK MAJALAH= UNION CATALOGUE OF SERIALS. Jakarta: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, 1984.[2] KATALOG INDUK MAJALAH PERPUSTAKAAN BADAN KERJA SAMA PERGURUAN TINGGI NEGERI BAGIAN BARAT 1934-1989. Katalog ini mendaftar majalah yang dimiliki/dilanggan oleh sebelas perpustakaan perguruan tinggi negeri di Indonesia bagian barat (Sumetera dan Kalimantan Barat).
3.      Katalog penerbitan/ Toko Buku adalah daftar buku yang diterbitkan atau dijual oleh suatu penerbit/toko buku. Fungsi katalog ini adalah sebagai sarana promosi nagi penerbit/toko buku.[2] Contoh: DAFTAR BUKU 1987-1988. Jakarta: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), 1978.
Ada beberapa macam katalog yang digunakan pada perpustakaan, umumnya kita mengenal 3 macam katalog, yaitu:
1.      Katalog kartu (card catalog). Katalog kartu yang tebuat dari kertas manila yang agak tebal dari pada kertas HVS, kartu ini memiliki ukuran 12,5 x 7,5 cm. Selanjutnya kartu katalog kartu ini disimpan dalam laci-laci katalog dan disusun secara alfabetis pengarang (katalog pengarang), alfabetis subyek (katalog subyek) maupun urutan klasifikasi (katalog selflist).
2.      Katalog berkas (sheaf catalog), adalah katalog yang berupa lembaran lepas, disatukan dengan penjepit khusu Setiap lembar memuat satu entri, dan setiap penjepit berisi 500 – 600 lembar atau slip. Ukuran katalog berkas ini 12,5 x 20 cm.
3.      Katalog buku (book catalog), adalah katalog tercetak dalam bentuk buku, yang masing-masing halamannya memuat sejumlah entri.
4.      Katalog elektrik, adalah katalog dalam bentuk file di komputer katalog ini mudah diakses untuk penelusuran atau pencarian ulang.
5.      Katalog terpasang, yaitu katalog yang entri-entri disusun dalam komputer dengan menggunakan database tertentu.

F.     Pembuatan Katalog
Ada dua macam kegiatan pembuatan katalog, yaitu:
1.      katalogisasi subyek, yakni menampilkan subyek buku berupa tajuk subyek dan notasi klasifikasi. Katalaogisasi subyek ini sering dikenal sebagai kegiatan klasifikasi.
2.      katalogisasi deskriptif, yakni menampilkan entri utama dari sebuah buku, terdiri atas tajuk entri utama dan deskripsi bibliografi.

G.    Fungsi Katalog Perpustakaan
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pembuatan catalog perpustakaan pengguna dengan mudah:
1.      Memungkinkan seseorang  mememukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarang, judul atau subyek.
2.      Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan oleh pengarang tertentu, subyek, atau jenis literature tertentu.
3.      Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya, berdasarkan karakternya.



Sebelum dilakukan katalogisasi pada bahan pustaka, terdapat dua langkah yang harus dilakukan yaitu :
a.       Pengelompokan bahan pustaka menurut jenisnya, seperti buku, terbitan berseri (majalah, buletin, laporan tahunan, dsb), dan bahan bukan buku (non book material seperti : foto, CD, kaset, peta, atlas, slide, dsb). Hal ini penting dilakukan, karena setiap jenis bahan pustaka berbeda cara pengolahannya.
b.      Pengecekan pada katalog kendali (shelflist) atau pada pangkalan data, untuk memverifikasi keberadaan bahan pustaka dengan judul yang sama (duplikat), sehingga pustakawan tidak perlu mengolah buku tersebut lebih lanjut, cukup dengan menambahkan nomor induk barunya saja, dan mencantumkan nomor panggil (call number) yang sama dengan buku sebelumnya.
Proses katalogisasi merupakan pembuatan identitas atau data bibliografi bahan pustaka dengan tujuan mempermudah pengguna jasa perpustakaan untuk temu kembali informasi bahan pustaka. Data bibliografi tersebut biasanya terdiri dari, Judul dan pernyataan kepengarangan, Edisi, Penomoran, impresum, Deskripsi fisik, Seri, Catatan, dan Nomor standar. Setiap daerah terdiri dari beberapa unsur, seperti uraian berikut :
a.      Judul dan pernyataan pertanggung jawaban
a.       Judul biasa
b.      Judul pararel
c.       Informasi judul lain (judul tambahan, anak judul, dsb)
d.      Judul sebenarnya ditulis tanpa disingkat. Contoh: Buletin perpustakaan, hidayah, dll.
e.       Judul tambahan. Contoh: Trubus. Info agribisnis ; Komputek. Seri A, Windows.
f.       Pernyataan tanggung jawab ditulis setelah tanda “/”. Contoh : Buletin perpustakaan / Ikatan Pustakawan Indonesia.
g.      Jika pernyataan pertanggungjawaban telah ada dan merupakan bagian dari judul maka tidak perlu ditambahkan lagi. Kecuali muncul tersendiri dalam sumber informasi utama. Contoh: British library news ; League review / league of St. George.
h.      Jika terdapat keterangan perorangan yang memiliki peranan dalam penyusunan terbitan tersebut, maka nama diletakkan di catatan. Contoh: Laporan tahunan Rektor Unilak. Pada catatan ditulis editor: Suherman.

2.      Edisi
a.       Edisi dipisahkan dengan tanda “.—” contoh: Jurnal Perpustakaan .– ed. indonesia
b.      Jika edisi terdapat dalam dua bahasa atau lebih ditulis dengan dipisahkan tanda = contoh: Canadian ed. = Ed. canadienne
c.       Ingat: pernyataan volume,nomor dan sejenisnya tidak dimasukkan di dalam kategori edisi.

3.      Daerah Penomoran
a.       Tahun pertama terbit, volume, dan atau no pertama
b.      Majalah Demografi Indonesia. - -Th, no.1 (Juni 1974)-
c.       Daerah penomoran ditulis setelah tanda “.—” contoh: .– Vol. I, No. 1, 2009
d.      Jika terdapat keterangan kronologis maka ditulis sesuai yang tercantum. Contoh: Vol. I, No. 1 (1 Januari- 1 Maret 2009)
e.       Jika terdapat keterangan bulan/tahun dalam tahun hijriah atau yang lainnya, maka tahun dituliskan dalam tanda kurung dikuti tahun masehi dalam tanda kurung siku. Contoh: Vol. I, No. 1 (Rajab 1425 H [Juli 2004])
f.       JIka terbitan berseri berhenti terbit, maka keterangan berhenti terbit tersebut ditulis pada bagian akhir daerah penomoran. Contoh: Vol. 3, No. 1 (Nov. 2008) – Vol. 5, No. 3 (Maret 2009)
g.      Jika terbitan tersebut mengalami pergantian sistem penomoran, maka dicatat sistem penomoran nama diikuti akhir penomoran lama dilanjutkan dengan sistem penomoran baru. Contoh: Vol. 3, No. 1 (Nov. 2008) – Vol. 5, No. 3 (Maret 209) ; No. 1 (April 2009).

4.      Daerah Impresum/Penerbitan
a.       Impresum diisi dengan tempat terbit, penerbit dan tahun terbit. Contoh : Pekanbaru : Maju Mundur, 2009
b.      Jika salah satu unsur tidak diketahui maka ditulis: [s.l.] untuk tempat terbit, [s.n.] untuk penerbit, dan [….] untuk tahun terbit. Contoh: Pekanbaru : [s.n.] 2009
c.       Jika terdapat perubahan atau permberhentian penerbitan maka tahun pertama terbit dan terakhir terbit dituliskan. Contoh: Pekanbaru : Maju Mundur, 2006-2009.

5.      Deskrifsi Fisik
a.       Luasnya bahan (berikan kterangan jil, untuk terbitan berseri telah terhenti atau sudah lengkap berikan jumlah kelengkapan jilidnya.
b.      Keterangan ilustrasi
c.       Ukuran
d.      Bahan penyerta
e.       ex: jil.: ilus. Berwarna.; 25 cm. + 3 peta
f.       32 jil.: ilus.; 28 cm
g.      Daerah yang dicatat di sini meliputi jumlah jilid, ilustrasi dan ukuran terbitan. Contoh: Jil. : ilus. ; 25 cm (jika masih terbit), 20 Jil. : ilus. ; 25 cm (untuk yang sudah tidak terbit lagi).
h.      Jika terdapat tambahan bahan yang dilampirkan secara teratur maka dicatat pada daerah ini. Tetapi jika tambahan tersebut tidak teratur hanya dicatat pada daerah catatan. Contoh : Jil.: ilus. ; 25 cm. + CD.

6.      Daerah Seri
Daerah seri dituliskan dalam tanda kurung. Contoh : Jil.: ilus.; 25 cm (seri kelautan).

7. Notasi
a.       Buatkan catatan frekuensi dari terbitan
a.       Exp:
b.      Tahunan, tengah tahunan, bulanan, mingguan, harian, tidak tertentu
c.       Berisi catatan-catatan tambahan yang diperlukan seperti kala terbit, keterangan editor, bahasa, keterangan lanjutan penerbitan, dll.

8. Nomor Standard Kepemilikan
a.       Untuk nomor standar ditulis pada paragraf tersendiri: ISSN : 0126-8776
Untuk kepemilikan diisi dengan terbitan yang dimiliki oleh perpustakaan.

No comments:

Post a Comment

TOKOH TASAWUF DI INDONESIA

BAB II PEMBAHASAN A.     TOKOH TASAWUF DI INDONESIA Berikut merupakan beberapa tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia: 1.       Hamzah Fan...