KATALOGISASI
A.
Pengertian Katalog
Katalogisasi bersal dari bahasa latin
catalogus yang berarti daftarbarang atau benda yang disusun untuk tujuan
tertentu.Dalam kamus besar bahasa indonesia,pusat bahasa(2008:634-635)
dikatakan bahwa katalog merupakan carik kertas,daftar atau buku yang memuat
nama yang disusun secara berurutan,teratur,dan alfabetis.selain daenis
katalog katalog perpustakaan,tentunya
banyak jenis katalog yang ditemui dipasaran,misalnya katalog barang,katalog
pameran,dan katalog penerbitan.
Katalog perpustakaan dapat diartikan sebagai
daftar bahan pustaka yang membuat data blibliografis yang terdapat dalam sebuah
perpustakaan atau beberapa perpustakaan dan menunjukkan di mana bahan itu
disimpan.
Gates (1989:62)mendefinisikan katalog sebagai
daftaryang sistematis dari buku dan bahan bahan lain dalam suatu
perpustakaan,tahun terbit,bentuk fisik,subjek,ciri khas bahan dan
lokasiny.Dengan demikian,katallog perpustakaan pada dasarnya dapat diartiikan
sebagai daftarbahn pustaka yang memuat data bibliographis yang terdapat dalam
sebuah perpustakaan dan menujukkan di mana bahan itu disimpan.
Kata kunci pengertian katalog perpustakaan
pada intinya adalah adanya daftar yang disusun secara alfabetis/sistematis dan
menunjukkan lokasi bahan tersebut disimpan.Bahan yang didaftar dalam katalog
adalah semua bahan yang berisi informasi, baik dalam bentuk buku maupun
nonbuku.Bahan-bahan nonbuku yang dibuat
katalognya hanya perangkat lunaknya, tidak termasuk perangkat
kerasnya.Misalnya sebuah perpustakaan mempunyai fasilitas projektor film dan
film, cassette recorder dan kaset, komputer dan CD, microfiche rearder dan
microfiche, serta slide projector dan slide.Berdasarkan rincian tersebut, jika
dibuatkan katalog adalah:film, kaset, CD, microfiche dan slide.
Katalog perpustakaan merupakan sarana temu
kembali bahan pustaka , baik dalam bentuk kartu maupun katalog komputerterpasang(online
computer catalog) atau sering juga disebut
dengan open public access catalog(OPAC).
B. Fungsi
Katalog
Ada beberapa fungsi katalog perpustakaan:
a.
Mencatat
setiap bahan pustaka di perpustakaan menurut pengarang, badan, editor,
penerjemah, atau dibawah apa nama apa saja yang memungkinkan pemustaka mencari
bahan pustaka yang diinginkannya.
b.
Menyusun author entries (nama-nama pengarang)
sedemikian rupa sehingga karya seorang pengarang akan berkumpul bersama dibawah nama yang sama.
c.
Mencatat
subjek sebuah bahan pustaka.
d.
Mencatat
judul sebuah bahan pustaka.
e.
Memberikan
penunjukan silang (cross references)
sehingga dapat membimbing pemustaka dari suatu entri ke entri
lainnya.Penunjukan silang diberikan dalam bentuk lihat dan lihat juga.
f.
Melengkapi
keterangan-keterangan penting bahan pustaka, misalnya cetakan, edisi, jilid,
tempat terbit ,nama penebit, kota terbit, tahun penerbitan, jumlah halaman,
seri, ISBN, Dan keterangan keterangan lainnya yang dianggap perlu diketahui
oleh pemustaka.
g.
Memberikan
nomor panggil /nomor sandi (call number)
untuk menunjukkan lokasi bahan pustaka disimpan di perpustakaan.
h.
Menyusun
subject entries sehingga topik-topik yang berhubungan akan berkumpul menjadi
satu.
C. Tujuan
Katalog
Perpustakaan tidak ada bedanya dengan rimba
informasi.Apalagi dalam perpustakaan besar yang tentunya untuk mendapatkan
sebuah buku bukan pekerjaan yang mudah, bilamana tidak ada alat bantu berupa
sistem temu-balik katalog
perpustakaan.Mencari sebuah buku tidak ada bedanya dengan mencari sepotong
jarum ditengah tumpukan jerami.Proses pencarian seperti ini selain tidak
efisien tentunya juga tidak efektif.
Perpustakaan yang baik tentunya tidak
membiarkan pemustakaanya kesulitan dalam
mendapatkan bahan pustaka yang diinginkannya.Kondisi seperti ini sangat bertentangan dengan layanan prima yang
sudah dan tengah digalakkan di dunia perpustakaan.Semakin cepat pemustaka
mendapatkan bahan pustaka yang ia inginkan, maka semakin baik bagi kredibilitas
perpustakaan.Keinginan ini hanya bisa dicapai dengan pemanfaatan katalog
perpustakaan.Oleh karena itu, tujuan utama diadakannya katalog perpustakaan
adalah untuk memudahkan pemustaka mendapatkan bahan pustaka yang diinginkan.
D. Jenis-Jenis Katalog
Katalog terdiri dari beberapa
jenis, yaitu:
1. Katalog Pengarang
Digunakan jika buku yang akan kita cari hanya
diketahui nama pengarangnya. Atau ingin mengetahui pengarang tertentu telah
mengarang buku apa saja. Katalog pengarang disusun sistematis berdasarkan nama
pengarang suatu karya di dalam kabinet katalog. Penulisan nama pengarang adalah
dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama keluarga.
2. Katalog Judul
Digunakan jika buku yang akan kita cari hanya
diketahui judul bukunya. Atau ingin mengetahui judul buku tertentu
yang sama telah dikarang oleh pengarang mana saja. Katalog judul disusun
secara sistematis berdasarkan judul dalam kabinet katalog. Melalui katalog
judul dapat diketahui judul-judul buku yang sama, yang dikarang oleh pengarang
yang berbeda.
3. Katalog leksikal (directionary catalogue)
Digunakan bila kita ingin mengetahui
berbagai buku yang membahas subyek yang sama, biasanya sering digunakan dalam
mengumpulkan bahan pustaka untuk kepentingan pembuatan penelitian, makalah dsb.
yang membahas suatu subyek tertentu. Melalui katalog subyek akan
diketahui karya-karya yang dikarang oleh berbagai pengarang dengan judul
yang berbeda-beda tetapi memiliki pokok bahsan yang sama.
4. Katalog terbagi atau
susunan terpisah (divided
catalogue).
Yaitu katalog yang sebelumnya dibagi berdasarkan :
Subjek, Pengarang, dan Judul. Masing-masing kelompok kemudian disusun
berdasarkan abjad (secara alfabetis).
5. Katalog (Classed catalog atau classified catalogue)
Yaitu katalog subjek yang disusun menurut suatu urutan
nomor klasifikasi.
6. Katalog berbentuk
mikro (microform catalog)
Katalog bentuk mikro atau computer output microform
(COM). COM dibuat pada salah satu bentuk mikrofilm atau mikrofis.
Katalog mikro lebih murah dibanding dengan katalog berbentuk buku dan terbukti
bahwa biaya pemeliharaannya lebih murah dari pada katalog kartu.
Bentuknya ringkas dan mudah menyimpannya.
7. Katalog komputer
terpasang (online computer catalog)
Katalog komputer terpasang (online computer catalog) sering disebut dengan Online Public
Access Catalogue (OPAC), yaitu bentuk katalog terbaru yang telah digunakan pada
sejumlah perpustakaan tertentu. OPAC menjadi pilihan bentuk katalog yang
digunakan diberbagai perpustakaan. Dari berbagai bentuk fisik katalog
yang telah digunakan di perpustakaan, OPAC dianggap paling luwes (flexible) dan paling mutakhir (Taylor 1992). Program aplikasi
yang digunakan di perpustakaan, seperti CDS/ISIS, Inmagic, VTLS, Dynix, Tinlib,
dan lain-lain.
Katalog OPAC mempunyai banyak keuntungan, diantaranya
adalah :
a. Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan
tepat.
b. Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa
saling mengganggu
c. Jajaran tertentu tidak perlu di-file
d. Penelusuran dapat dilakukan dari berbagai pendekatan
sekaligus
e.
Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri
katalog tidak terbatas.
E. Katalog
Perpustakaan
Beberapa macam
katalog yang sering ditemui di perpustakaan adalah:
1. Katalog Nasional adalah katalog yang memuat
informasi mengenai dokumen yang diterbitkan oleh suatu negara dan disimpan pada
suatu lokasi atau perpustakaan tertentu. Biasanya katalog seperti ini di
terbitkan oleh perpustakaan nasional milik Negara. Contoh katalog nasional:
Santoso, Wartini. KATALOG MAJALAH TERBITAN
INDONESIA TAHUN 1942-1980 KOLEKSI PERPUSTAKAAN NASIONAL. Jakarta: Perpustakaan
Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982.
2. Katalog Induk, katalog jenis ini mendaftar
buku-buku yang ada di beberapa perpustakaan yang bergabung untuk melakukan
kerjasama, seperti kerjasama layanan dan lain-lain.[2] Dengan menggunakan katalog induk , pengguna yang
berada disalah satu perpustakaan anggota bisa mengetahui dokumen yang dimiliki
perpustakaan lain yang juga menjadi anggota jaringan.[2] contoh katalog induk: KATALOG INDUK DAERAH
1991/1992. Proyek Pembinaan Perpustakaan JAwa Barat. Katalog ini mendaftarkan
koleksi buku tidak kurang dari 21 perpustakaan lembaga dan perguruan tinggi, 24
perpustakaan umum serta 17 perpustakaan keliling di wilayah Jawa Barat.[2] KATALOG INDUK MAJALAH= UNION CATALOGUE OF SERIALS.
Jakarta: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, 1984.[2] KATALOG INDUK MAJALAH PERPUSTAKAAN BADAN KERJA SAMA
PERGURUAN TINGGI NEGERI BAGIAN BARAT 1934-1989. Katalog ini mendaftar majalah
yang dimiliki/dilanggan oleh sebelas perpustakaan perguruan tinggi negeri di
Indonesia bagian barat (Sumetera dan Kalimantan Barat).
3. Katalog penerbitan/ Toko Buku adalah daftar
buku yang diterbitkan atau dijual oleh suatu penerbit/toko buku. Fungsi katalog
ini adalah sebagai sarana promosi nagi penerbit/toko buku.[2] Contoh: DAFTAR BUKU 1987-1988. Jakarta: Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI), 1978.
Ada beberapa macam katalog yang
digunakan pada perpustakaan, umumnya kita mengenal 3 macam katalog, yaitu:
1. Katalog kartu (card catalog). Katalog kartu yang tebuat dari
kertas manila yang agak tebal dari pada kertas HVS, kartu ini memiliki ukuran
12,5 x 7,5 cm. Selanjutnya kartu katalog kartu ini disimpan dalam laci-laci
katalog dan disusun secara alfabetis pengarang (katalog pengarang), alfabetis
subyek (katalog subyek) maupun urutan klasifikasi (katalog selflist).
2. Katalog berkas (sheaf catalog), adalah katalog yang berupa lembaran lepas, disatukan
dengan penjepit khusu Setiap lembar memuat satu entri, dan setiap penjepit
berisi 500 – 600 lembar atau slip. Ukuran katalog berkas ini 12,5 x 20 cm.
3. Katalog buku (book catalog), adalah katalog tercetak dalam bentuk buku, yang
masing-masing halamannya memuat sejumlah entri.
4. Katalog elektrik, adalah katalog dalam bentuk
file di komputer katalog ini mudah diakses untuk penelusuran atau pencarian
ulang.
5. Katalog terpasang, yaitu katalog yang entri-entri
disusun dalam komputer dengan menggunakan database tertentu.
F.
Pembuatan Katalog
Ada dua macam kegiatan pembuatan
katalog, yaitu:
1. katalogisasi subyek, yakni menampilkan subyek buku
berupa tajuk subyek dan notasi klasifikasi. Katalaogisasi subyek ini sering
dikenal sebagai kegiatan klasifikasi.
2. katalogisasi deskriptif, yakni menampilkan entri utama
dari sebuah buku, terdiri atas tajuk entri utama dan deskripsi bibliografi.
G.
Fungsi Katalog Perpustakaan
Dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa pembuatan catalog perpustakaan pengguna dengan mudah:
1. Memungkinkan seseorang mememukan sebuah buku yang
diketahui berdasarkan pengarang, judul atau subyek.
2. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan oleh pengarang tertentu, subyek, atau jenis literature
tertentu.
3. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya, berdasarkan karakternya.
Sebelum dilakukan katalogisasi
pada bahan pustaka, terdapat dua langkah yang harus dilakukan yaitu :
a. Pengelompokan bahan pustaka
menurut jenisnya, seperti buku, terbitan berseri (majalah, buletin, laporan
tahunan, dsb), dan bahan bukan buku (non book material seperti : foto, CD,
kaset, peta, atlas, slide, dsb). Hal ini penting dilakukan, karena setiap jenis
bahan pustaka berbeda cara pengolahannya.
b. Pengecekan pada katalog kendali
(shelflist) atau pada pangkalan data, untuk memverifikasi keberadaan bahan
pustaka dengan judul yang sama (duplikat), sehingga pustakawan tidak perlu
mengolah buku tersebut lebih lanjut, cukup dengan menambahkan nomor induk
barunya saja, dan mencantumkan nomor panggil (call number) yang sama dengan
buku sebelumnya.
Proses katalogisasi merupakan pembuatan identitas atau
data bibliografi bahan pustaka dengan tujuan mempermudah pengguna jasa perpustakaan
untuk temu kembali informasi bahan pustaka. Data bibliografi tersebut biasanya
terdiri dari, Judul dan pernyataan kepengarangan, Edisi, Penomoran, impresum,
Deskripsi fisik, Seri, Catatan, dan Nomor standar. Setiap daerah terdiri dari
beberapa unsur, seperti uraian berikut :
a. Judul dan pernyataan pertanggung jawaban
a. Judul biasa
b. Judul pararel
c. Informasi judul lain (judul tambahan, anak judul, dsb)
d. Judul sebenarnya ditulis tanpa
disingkat. Contoh: Buletin perpustakaan, hidayah, dll.
e. Judul tambahan. Contoh: Trubus.
Info agribisnis ; Komputek. Seri A, Windows.
f. Pernyataan tanggung jawab ditulis
setelah tanda “/”. Contoh : Buletin perpustakaan / Ikatan Pustakawan Indonesia.
g. Jika pernyataan
pertanggungjawaban telah ada dan merupakan bagian dari judul maka tidak perlu
ditambahkan lagi. Kecuali muncul tersendiri dalam sumber informasi utama.
Contoh: British library news ; League review / league of St. George.
h. Jika terdapat keterangan
perorangan yang memiliki peranan dalam penyusunan terbitan tersebut, maka nama
diletakkan di catatan. Contoh: Laporan tahunan Rektor Unilak. Pada catatan
ditulis editor: Suherman.
2. Edisi
a. Edisi dipisahkan dengan tanda
“.—” contoh: Jurnal Perpustakaan .– ed. indonesia
b. Jika edisi terdapat dalam dua
bahasa atau lebih ditulis dengan dipisahkan tanda = contoh: Canadian ed. = Ed.
canadienne
c. Ingat: pernyataan volume,nomor
dan sejenisnya tidak dimasukkan di dalam kategori edisi.
3. Daerah Penomoran
a. Tahun pertama terbit, volume, dan
atau no pertama
b. Majalah Demografi Indonesia. -
-Th, no.1 (Juni 1974)-
c. Daerah penomoran ditulis setelah
tanda “.—” contoh: .– Vol. I, No. 1, 2009
d. Jika terdapat keterangan
kronologis maka ditulis sesuai yang tercantum. Contoh: Vol. I, No. 1 (1
Januari- 1 Maret 2009)
e. Jika terdapat keterangan bulan/tahun
dalam tahun hijriah atau yang lainnya, maka tahun dituliskan dalam tanda kurung
dikuti tahun masehi dalam tanda kurung siku. Contoh: Vol. I, No. 1 (Rajab 1425
H [Juli 2004])
f. JIka terbitan berseri berhenti
terbit, maka keterangan berhenti terbit tersebut ditulis pada bagian akhir
daerah penomoran. Contoh: Vol. 3, No. 1 (Nov. 2008) – Vol. 5, No. 3 (Maret
2009)
g. Jika terbitan tersebut mengalami
pergantian sistem penomoran, maka dicatat sistem penomoran nama diikuti akhir
penomoran lama dilanjutkan dengan sistem penomoran baru. Contoh: Vol. 3, No. 1
(Nov. 2008) – Vol. 5, No. 3 (Maret 209) ; No. 1 (April 2009).
4. Daerah Impresum/Penerbitan
a. Impresum diisi dengan tempat
terbit, penerbit dan tahun terbit. Contoh : Pekanbaru : Maju Mundur, 2009
b. Jika salah satu unsur tidak
diketahui maka ditulis: [s.l.] untuk tempat terbit, [s.n.] untuk penerbit, dan
[….] untuk tahun terbit. Contoh: Pekanbaru : [s.n.] 2009
c. Jika terdapat perubahan atau
permberhentian penerbitan maka tahun pertama terbit dan terakhir terbit dituliskan.
Contoh: Pekanbaru : Maju Mundur, 2006-2009.
5. Deskrifsi Fisik
a. Luasnya bahan (berikan kterangan
jil, untuk terbitan berseri telah terhenti atau sudah lengkap berikan jumlah
kelengkapan jilidnya.
b. Keterangan ilustrasi
c. Ukuran
d. Bahan penyerta
e. ex: jil.: ilus. Berwarna.; 25 cm.
+ 3 peta
f. 32 jil.: ilus.; 28 cm
g. Daerah yang dicatat di sini
meliputi jumlah jilid, ilustrasi dan ukuran terbitan. Contoh: Jil. : ilus. ; 25
cm (jika masih terbit), 20 Jil. : ilus. ; 25 cm (untuk yang sudah tidak terbit
lagi).
h. Jika terdapat tambahan bahan yang
dilampirkan secara teratur maka dicatat pada daerah ini. Tetapi jika tambahan
tersebut tidak teratur hanya dicatat pada daerah catatan. Contoh : Jil.: ilus.
; 25 cm. + CD.
6. Daerah Seri
Daerah seri dituliskan dalam
tanda kurung. Contoh : Jil.: ilus.; 25 cm (seri kelautan).
7. Notasi
a. Buatkan catatan frekuensi dari
terbitan
a. Exp:
b. Tahunan, tengah tahunan, bulanan,
mingguan, harian, tidak tertentu
c. Berisi catatan-catatan tambahan
yang diperlukan seperti kala terbit, keterangan editor, bahasa, keterangan
lanjutan penerbitan, dll.
8. Nomor Standard Kepemilikan
a. Untuk nomor standar ditulis pada
paragraf tersendiri: ISSN : 0126-8776
Untuk
kepemilikan diisi dengan terbitan yang dimiliki oleh perpustakaan.
No comments:
Post a Comment